Pendahuluan Kompetensi Applied Approach.

66 Setelah mempelajari uraian berikut diharapkan anda memiliki kemampuan untuk mengkaji dan menerapkan serta memodifikasi model pembelajaran konstruktivisme dalam kegiatan pembelajaran. Sedangkan indikator keberhasilan belajar jika anda dapat menjelaskan: 1. Prinsip dasar pembelajaran konstruktivisme 2. Lima dimensi belajar menurut Marzano 3. Tiga dimensi pembelajaran menurut Philips 4. Modelprosedur pembelajaran konstruktivisme dalam kegiatan pembelajaran. 5. Anda dapat mengembangkan sendiri model pembelajaran konstruktivisme sesuai dengan kondisi yang anda hadapi.

C. Uraian Materi 1. Prinsip dasar pembelajaran konstruktivisme

Menurut pandangan konstruktivisme, pengetahuan bukanlah kumpulan fakta dari suatu kenyataan yang sedang dipelajari, melainkan sebagai konstruksi kognitif seseorang terhadap obyek, pengalaman, maupun lingkungannya. Oleh sebab itu, pengaturan lingkungan belajar sangat diperlukan agar mahasiswa mampu melakukan kontrol terhadap pemenuhan kebutuhan intelektual dan emosionalnya. Lingkungan belajar yang demokratis memberikan kebebasan kepada mahasiswa untuk melakukan pilihan-pilihan tindakan belajarnya dan akan mendorong mereka untuk terlibat secara fisik, emosional dan mental dalam proses belajar, sehingga akan dapat memunculkan kegiatan-kegiatan yang kreatif-produktif. Hal ini merupakan kaidah yang sangat penting dalam penataan lingkungan belajar. Setiap mahasiswa satu persatu perlu diberi kesempatan untuk 67 melakukan pilihan-pilihan sesuai dengan apa yang mampu dan mau dilakukannya. Prakarsa mahasiswa untuk belajar akan hilang bila kepadanya dihadapkan pada berbagai macam aturan yang tak ada kaitannya dengan belajar. Banyaknya aturan yang sering kali dibuat oleh pengajar dan harus ditaati menyebabkan mereka selalu diliputi rasa takut. Lebih jauh lagi, mahasiswa akan kehilangan kebebasan berbuat dan melakukan kontrol diri. Apa yang terjadi bila mereka selalu dikuasai oleh rasa takut? Mereka akan mengembangkan pertahanan diri defence mechanism Degeng, 1999, sehingga yang dipelajari bukanlah pesan-pesan pembelajaran, melainkan cara-cara untuk mempertahankan diri mengatasi rasa takut. Mereka tidak akan mengalami growth in learning dengan baik, dan akan selalu menyembunyikan ketidakmampuannya. Di samping kesempatan, hal penting yang perlu ada dalam lingkungan belajar yang berkualitas adalah realness. Sadar bahwa setiap individu mempunyai kekuatan di samping kelemahan, mempunyai keberanian di samping rasa takut dan rasa cemas, bisa marah di samping juga bisa gembira. Realness bukan hanya harus dimiliki oleh mahasiswa, tetapi juga oleh semua orang yang terlibat dalam proses pembelajaran. Lingkungan belajar yang dilandasi oleh realness dari semua pihak yang terlibat dalam proses pembelajaran akan dapat menumbuhkan sikap dan persepsi yang positif terhadap belajar. Sikap dan persepsi yang positif terhadap belajar menjadi modal dasar untuk memunculkan prakarsa belajar. Ini semua sangat penting guna mengembangkan kemampuan mental yang produktif.