Nilai 2 jika hanya melakukan 2 unsur

pengetahuannya sendiri, bukan menerimanya dalam bentuk jadi dari guru.

b. Tujuan Pembelajaran Berbasis Masalah

Tujuan utama pembelajaran berbasis masalah bukanlah penyampaian sejumlah besar fakta kepada peserta didik, melainkan pada pengembangan kemampuan peserta didik untuk berpikir kritis, menyelesaikan masalah, dan sekaligus mengembangkan pengetahuannya. Pembelajaran berbasis masalah juga dimaksudkan untuk mengembangkan kemandirian belajar dan keterampilan sosial peserta didik yang dapat terbentuk ketika peserta didik berkolaborasi dalam mengidentifikasi informasi, strategi, dan sumber belajar yang relevan untuk menyelesaikan masalah. Hasil penelitian Gijselaers 1996 menunjukkan bahwa penerapan pembelajaran berbasis masalah meningkatkan kemampuan pemecahan masalah yang ditunjukkan oleh kemampuan peserta didik untuk mengidentifikasi informasi yang diketahui dan diperlukan serta strategi yang diperlukan untuk menyelesaikan masalah.

c. Prinsip-prinsip Pembelajaran Berbasis Masalah

Prinsip utama pembelajaran berbasis masalah adalah penggunaan masalah nyata sebagai sarana bagi peserta didik untuk mengembangkan keterampilan berpikir kritis, keterampilan menyelesaikan masalah dan serta mengembangkan pengetahuan. Masalah nyata merupakan masalah yang terdapat dalam kehidupan sehari-hari dan bermanfaat langsung apabila diselesaikan. Penggunaan masalah nyata dapat mendorong minat dan keingintahuan peserta didik karena mereka mengetahui kebermanfaatan pengetahuan yang dipelajari. Pemilihan masalah nyata dalam pembelajaran berbasis masalah dilakukan atas pertimbangan kesesuaiannya dengan pencapaian kompetensi dasar tertentu dan potensinya untuk mengembangkan kemampuan berpikir kritis. Masalah itu bersifat terbuka open-ended problem yang memiliki banyak jawaban atau strategi penyelesaian yang mendorong keingintahuan peserta didik untuk mengeksplorasinya. Masalah itu juga bersifat tidak terstruktur dengan baik ill-structured yang tidak dapat diselesaikan secara langsung dengan cara menerapkan rumus atau strategi tertentu, melainkan memerlukan informasi lebih lanjut untuk memahami atau memerlukan kombinasi beberapa strategi atau bahkan mengkreasi strategi sendiri untuk menyelesaikannya. Berikut adalah contoh masalah nyata yang dapat digunakan dalam pembelajaran berbasis masalah: 1 Jika indikator yang dimunculkan pada permainan bola kecil Bulutangkis bulutangkis peserta didik dapat melakukan teknik overhead back handhand , maka untuk mempelajari teknik tersebut pada sesi pembelajaran pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan pemainan bola kecil bulutangkis, peserta didik ditugaskan untuk memcahkan masalah bagaimana “ cara melakukan teknik overhead back hand yang tepatbenar, tanpa diberikan demonstrasi yang lengkap terlebih dahulu . ” 2 Pada permainan sepakbola peserta didik mengalami kesulitan pada teknik menendang bola ke atas atau melambung maka peserta didik ditantang untuk menyelasaikan masalah tersebut dalam pembelajaran pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan, peserta didikdengan ditugaskan untuk menemukan cara menendang bola agar bola mengarah ke atas atau melambungpanduan dari guru dapat berbentuk LKS . 3 Pada satu sesi permainan bola besar bola voli, salah satu tim mengalami kesulitan untuk mendapatkan atau mencetak angka, sehingga mengalami kekalahan. Untuk mengatasi masalah tersebut maka tim yang kalah harus menerapkan strategi penyerangan tertentu. Strategi apa yang harus diterapkan agar tim tersebut mendapatkan kemenangan. Atau dapat juga diberi penugasan melakukan strategi pertahanan permainan olahraga. 4 Pembelajaran berbasis masalah berpusat pada peserta didik student- centered. Guru berperan sebagai fasilitator yang memfasilitasi peserta didik untuk agar secara aktif menyelesaikan masalah dan membangun pengetahuannya. Pembelajaran berbasis masalah juga bercirikan adanya kolaborasi antar peserta didik untuk mengeksplorasi masalah nyata dan menyelesaikannya.

d. Langkah-langkah Pembelajaran Berbasis Masalah

Pembelajaran berbasis masalah diawali dengan aktivitas peserta didik secara individual maupun kelompok dalam menyelesaikan masalah nyata dengan menggunakan strategi atau pengetahuan yang telah dimiliki. Proses penyelesaian masalah tersebut berimplikasi pada terbentuknya keterampilan peserta didik dalam menyelesaikan masalah dan berpikir kritis serta sekaligus membentuk pengetahuan baru. Secara umum, poses tersebut dilakukan melalui sintaks atau langkah-langkah pembelajaran yang dikemukakan Nur 2011 sebagaimana disajikan pada Tabel 1 berikut. Tabel 1. Langkah-Langkah Pembelajaran Berbasis Masalah Tahap Aktivitas Guru dan Peserta didik Tahap 1 Mengorientasikan peserta didik terhadap masalah Guru menjelaskan tujuan pembelajaran Guru menyiapkan sarana dan sarana atau logistik yang dibutuhkan. Guru memotivasi peserta didik untuk terlibat dalam aktivitas pemecahan masalah nyata yang dipilih atau ditentukan Tahap 2 Mengorganisasi peserta didik untuk belajar Guru membantu peserta didik mendefinisikan dan mengorganisasi tugas belajar yang berhubungan dengan masalah yang sudah diorientasikan pada tahap sebelumnya. Tahap 3 Membimbing penyelidikan individual maupun kelompok Guru mendorong peserta didik untuk mengumpulkan informasi yang sesuai dan melaksanakan eksperimen untuk mendapatkan kejelasan yang diperlukan untuk menyelesaikan masalah. Tahap 4 Mengembangkan dan menyajikan hasil karya Guru membantu peserta didik untuk berbagi tugas dan merencanakan atau menyiapkan karya yang sesuai sebagai hasil pemecahan