Tekanan Untuk Pengembangan Kurikulum
Tantangan Masa Depan
• Globalisasi: WTO, ASEAN Community, APEC, CAFTA
• Masalah lingkungan hidup
• Kemajuan teknologi informasi
• Konvergensi ilmu dan teknologi
• Ekonomi berbasis pengetahuan
• Kebangkitan industri kreatif dan budaya
• Pergeseran kekuatan ekonomi dunia
• Pengaruh dan imbas teknosains
• Mutu, investasi dan transformasi pada sektor
pendidikan •
Materi TIMSS dan PISA
Kompetensi Masa Depan
• Kemampuan berkomunikasi
• Kemampuan berpikir jernih dan kritis
• Kemampuan mempertimbangkan segi moral suatu
permasalahan •
Kemampuan menjadi warga negara yang bertanggungjawab •
Kemampuan mencoba untuk mengerti dan toleran terhadap pandangan yang berbeda
• Kemampuan hidup dalam masyarakat yang mengglobal
• Memiliki minat luas dalam kehidupan
• Memiliki kesiapan untuk bekerja
• Memiliki kecerdasan sesuai dengan bakatminatnya
• Memiliki rasa tanggungjawab terhadap lingkungan
Fenomena Negatif yang Mengemuka
§Perkelahian pelajar §Narkoba
§Korupsi §Plagiarisme
§Kecurangan dalam Ujian Contek, Kerpek.. §Gejolak masyarakat social unrest
Persepsi Masyarakat
• Terlalu menitikberatkan pada aspek kognitif
• Beban siswa terlalu berat
• Kurang bermuatan karakter
Perkembangan Pengetahuan dan Pedagogi
• Neurologi
• Psikologi
• Observation based [discovery] learning dan
Collaborative learning
Gambar 3: Tekanan untuk Pengembangan Kurikulum
c. Penyempurnaan Pola Pikir
Pendidikan yang sesuai dengan kebutuhan masa depan hanya akan dapat terwujud apabila terjadi pergeseran atau perubahan pola pikir.
Pergeseran itu meliputi proses pembelajaran sebagai berikut ini. 1 Dari berpusat pada guru menuju berpusat pada siswa.
2 Dari satu arah menuju interaktif. 3 Dari isolasi menuju lingkungan jejaring.
4 Dari pasif menuju aktif-menyelidiki. 5 Dari mayaabstrak menuju konteks dunia nyata.
6 Dari pembelajaran pribadi menuju pembelajaran berbasis tim. 7 Dari luas menuju perilaku khas memberdayakan kaidah keterikatan.
8 Dari stimulasi rasa tunggal menuju stimulasi ke segala penjuru. 9 Dari alat tunggal menuju alat multimedia.
10 Dari hubungan satu arah bergeser menuju kooperatif. 11 Dari produksi massa menuju kebutuhan pelanggan.
12 Dari usaha sadar tunggal menuju jamak. 13 Dari satu ilmu pengetahuan bergeser menuju pengetahuan disiplin
jamak. 14 Dari kontrol terpusat menuju otonomi dan kepercayaan.
15 Dari pemikiran faktual menuju kritis. 16 Dari penyampaian pengetahuan menuju pertukaran pengetahuan.
d. Penguatan Tata Kelola Kurikulum
Pada Kurikulum 2013, penyusunan kurikulum dimulai dengan menetapkan standar kompetensi lulusan berdasarkan kesiapan peserta didik, tujuan
pendidikan nasional, dan kebutuhan. Setelah kompetensi ditetapkan kemudian ditentukan kurikulumnya yang terdiri dari kerangka dasar
kurikulum dan struktur kurikulum. Satuan pendidikan dan guru tidak diberikan kewenangan menyusun silabus, tetapi disusun pada tingkat
nasional. Guru lebih diberikan kesempatan mengembangkan proses pembelajaran tanpa harus dibebani dengan tugas-tugas penyusunan
silabus yang memakan waktu yang banyak dan memerlukan penguasaan teknis penyusunan yang sangat memberatkan guru. Perbandingan
kerangka kerja penyusunan kurikulum dapat dilihat pada Gambar 5.
1
T U J U A N P E N D ID IK A N N A S IO N A L S TA N D A R IS I S K L M A P E L , S K M A P E L , K D M A P E L
K E R A N G K A D A SA R K U R IK U L U M F i lo so fi s, Y u r i d i s, K o n se p tu a l
ST R U K T U R K U R IK U L U M
STA N D A R K O M P E T E N S I L U LU SA N
SILA B U S
R E N C A N A P E L A K SA N A A N P E M B E LA J A R A N
STA N D A R P R O S E S
STA N D A R P E N ILA IA N
B U K U T E K S S ISW A
P E M B E L A J A R A N P E N ILA IA N
PE D O M A N
K e ra n gk a K e rja Pe n yu su n a n K T SP 2 0 0 6
O le h S a tu a n P e n d id ik a n T U J U A N P E N D ID IK A N N A S IO N A L
STA N D A R K O M P E T E N S I LU L U SA N S K L SA T U A N P E N D ID IK A N
K E R A N G K A D A SA R K U R I K U L U M F il o so fi s, Y u r id i s, K o n se p t u a l
ST R U K T U R K U R I K U L U M
K I K E L A S K D M A P E L STA N D A R IS I
STA N D A R P R O S E S
STA N D A R P E N ILA IA N
SILA B U S
K e ra n gka K e rja Pe nyu su n a n K u riku lu m 2 0 1 3
P E M B E L A J A R A N P E N ILA IA N K T S P
P A N D U A N G U R U
B U K U T E K S S ISW A
K E S IA P A N P E S E R TA D ID IK K E B U T U H A N
O le h S a tu a n P e n d id ik a n
T U J U A N P E N D ID IK A N N A S IO N A L S TA N D A R IS I S K L M A P E L , S K M A P E L , K D M A P E L
K E R A N G K A D A SA R K U R IK U L U M F i l o so fi s, Y u ri d i s, K o n se p t u a l
ST R U K T U R K U R IK U L U M
STA N D A R K O M P E T E N S I L U LU SA N
SILA B U S
R E N C A N A P E L A K SA N A A N P E M B E LA J A R A N
STA N D A R P R O S E S
STA N D A R P E N ILA IA N
B U K U T E K S S ISW A
P E M B E LA J A R A N P E N IL A IA N
PED O M A N
K e ra n gka K e rja Pe n yu su n a n K B K 2 0 0 4
O le h S a tu a n P e n d id ik a n
Gambar 6: Alur Penataan Kurikulum Hasil monitoring dan evaluasi pelaksanaan Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan yang dilakukan Balitbang pada tahun 2010 juga menunjukkan bahwa secara umum total waktu pembelajaran yang dialokasikan oleh
banyak guru untuk beberapa mata pelajaran di SD, SMP, dan SMA lebih kecil dari total waktu pembelajaran yang dialokasikan menurut Standar
Isi. Di samping itu, dikaitkan dengan kesulitan yang dihadapi guru dalam melaksanakan KTSP, ada kemungkinan waktu yang dialokasikan dalam
Standar Isi tidak dapat dilaksanakan sepenuhnya. Hasil monitoring dan evaluasi ini juga menunjukkan bahwa banyak kompetensi yang
perumusannya sulit dipahami guru, dan kalau diajarkan kepada siswa sulit dicapai oleh siswa.
e. Pendalaman dan Perluasan Materi