Tujuan dan kebijakan manajemen risiko keuangan

249 – – Gearing ratio yang dihitung berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan No. 84PMK.0122006 tanggal 29 September 2006 pada tanggal 30 April 2011 dan 31 Desember 2010, 2009 dan 2008 adalah sebagai berikut: 30 April 2011 2010 2009 2008 Rp000 Rp000 Rp000 Rp000 Pinjaman 1.656.337.185 1.089.564.128 377.846.337 395.209.107 Modal 1.568.677.469 1.481.195.768 1.311.999.677 1.174.762.992 Rasio pinjaman terhadap modal 105,59 73,56 28,80 33,64 31 Desember

b. Tujuan dan kebijakan manajemen risiko keuangan

Kebijakan Manajemen Risiko Perusahaan merupakan kebijakan yang disusun untuk memenuhi perkembangan yang pesat dalam industri jasa pembiayaan termasuk dalam kaitan pengembangan manajemen risiko secara terkonsolidasi dengan Bank Panin sebagai induk perusahaan parent company yang bergerak dalam bidang jasa perbankan. Perusahaan menyadari bahwa pengelolaan kegiatan pembiayaan yang sehat dan berlandaskan tata kelola yang baik membutuhkan penerapan manajemen risiko yang meliputi proses identifikasi, pengukuran, monitoring dan pengendalian risiko. Dalam penerapan manajemen risiko tersebut perusahaan meyakini bahwa peran aktif Dewan Komisaris, Direksi dan Senior Manajemen sangat menentukan efektifitas manajemen risiko. Kebijakan manajemen risiko merupakan salah satu upaya manajemen Perusahaan untuk menjamin adanya landasan yang kuat bagi pelaksanaan kegiatan operasional Perusahaan sehingga kegiatan operasional dapat berjalan dalam limit risiko yang terukur untuk mencapai target peningkatan shareholder value. Tujuan penerapan kebijakan manajemen risiko adalah:  Untuk memastikan bahwa seluruh kegiatan bisnis dan kegiatan pendukung dalam operasional Perusahaan telah memperhitungkan seluruh potensi risiko yang mungkin timbul, baik dalam bentuk risiko kredit, risiko pasar, risiko likuiditas maupun risiko operasional.  Untuk melakukan fungsi kontrol dan pengelolaan terhadap seluruh resiko yang melekat pada aktivitas bisnis dalam batas–batas toleransi risiko Perusahaan yang telah ditetapkan.  Untuk mengoptimalkan penggunaan modal Perusahaan.  Untuk memastikan kepatuhan terhadap seluruh peraturan yang relevan, antara lain peraturan Bank Indonesia, Departemen Keuangan dan otoritas lain.  Untuk meningkatkan shareholder value dalam jangka panjang. Perusahaan senantiasa menerapkan prinsip-prinsip transparansi, independensi, wewenang dan tanggung jawab serta kewajaran transaksi. 250 Perusahaan menyadari pentingnya untuk memiliki sebuah mekanisme yang memadai dalam mengakomodasi risiko-risiko yang dihadapi oleh Perusahaan. Perusahaan memiliki mekanisme yang bertumpu pada 4 empat pilar manajemen risiko, yang dapat diuraikan sebagai berikut: Pilar 1: Pengawasan Aktif Dewan Komisaris dan Direksi Pengawasan aktif tersebut tercermin sejak perencanaan bisnis tahunan, yang mencakup:  Menyetujui dan melakukan evaluasi kebijakan manajemen risiko secara berkala;  Melakukan evaluasi dan menyetujui aktivitas yang memerlukan persetujuan dari Dewan Komisaris atau Direksi;  Menetapkan kebijakan dan strategi manajemen risiko termasuk penetapan otoritas dalam pemberian batasan serta tinjauan atas kualitas portofolio secara berkala;  Terdapatnya Komite Audit dan Manajemen Risiko sebagai organ Dewan Komisaris dalam melaksanakan fungsi pengawasannya; dan  Membentuk komite yang terkait dengan penerapan manajemen risiko, yaitu Komite Manajemen Risiko. Pilar 2: Kebijakan dan Penerapan Batasan Perusahaan menyusun kebijakan-kebijakan terkait manajemen risiko yang diperiksa secara berkala dan selalu disesuaikan dengan keadaan usaha terkini. Kebijakan tersebut diterjemahkan ke dalam Prosedur Operasi Standar dan Memo Internal yang disosialisasikan kepada seluruh karyawan. Perusahaan juga memiliki kebijakan-kebijakan mengenai batasan persetujuan otorisasi untuk transaksi kredit maupun yang bukan transaksi kredit. Pilar 3: Identifikasi, Pengukuran dan Pengawasan Perusahaan memiliki perangkat untuk mengidentifikasi, mengukur dan mengawasi risiko terutama risiko kredit dan risiko operasional melalui mekanisme pelaporan dan sistem informasi manajemen yang ada serta melalui pertemuan berkala Komite Audit dan Manajemen Risiko Perusahaan. Selain itu, sistem teknologi informasi utama Perusahaan mampu menyediakan datainformasi secara cepat, akurat dan real time online kepada pihak manajemen. Pilar 4: Pengendalian Internal Perusahaan memiliki Divisi Audit Internal yang secara independen melaporkan proses dan hasil pemeriksaannya kepada Dewan Komisaris dan Direktur Utama. Akuntabilitas dari Divisi Audit Internal mencakup:  Menyediakan penilaian atas kecukupan dan efektifitas dari semua proses yang ada di dalam Perusahaan;  Melaporkan masalah-masalah penting yang terkait dengan proses pengendalian aktivitas- aktivitas di dalam Perusahaan termasuk perbaikan yang potensial terhadap proses-proses tersebut; dan  Koordinasi dengan fungsi pengendali dan pengawasan lainnya manajemen risiko, kepatuhan, hukum dan audit eksternal. 251         Risiko pasar Risiko pasar merupakan risiko yang terutama disebabkan karena perubahan tingkat bunga, nilai tukar mata uang Rupiah, harga komoditas dan harga modal atau pinjaman, yang dapat membawa risiko bagi Perusahaan. Dalam perencanaan usaha Perusahaan, risiko pasar yang memiliki dampak langsung kepada Perusahaan adalah dalam hal pengelolaan tingkat bunga. Untuk mengatasi perubahan suku bunga, dan mata uang serta menutup suku bunga yang dikenakan kepada konsumen, Perusahaan dalam perjanjian kerjasama dengan pihak Bank memperoleh tingkat suku bunga cost of fund yang menggunakan suku bunga tetap fixed rate, dengan jangka waktu yang sama untuk pembiayaan yang diberikan dan pinjaman dari bank, dan dengan menggunakan pinjaman dalam mata uang Rupiah. Hal ini untuk mencegah risiko yang berpotensi memberikan dampak negatif terhadap kinerja keuangan Perusahaan. Dengan pola aktivitas usaha yang dijalankan Perusahaan saat ini, risiko pasar Perusahaan adalah minimal. Tabel berikut menggambarkan rincian aset dan liabilitas keuangan Perusahaan yang dikelompokkan menurut mana yang lebih awal antara tanggal repricing atau tanggal jatuh tempo kontraktual untuk melihat dampak perubahan tingkat suku bunga: Kurang dari Kurang dari 3 bulan 3-12 bulan 1-5 tahun 5 tahun 3 bulan 3-12 bulan 1-5 tahun 5 tahun Jumlah Rp000 Rp000 Rp000 Rp000 Rp000 Rp000 Rp000 Rp000 Rp000 Aset keuangan Kas dan setara kas 12.329.149 - - - 24.435.900 - - - 36.765.049 Investasi jangka pendek - - - - - - 13.437.730 - 13.437.730 Investasi neto sewa pembiayaan 6.982.255 17.912.988 28.011.545 - 291.656.174 294.807.197 366.115.665 - 1.005.485.824 Piutang pembiayaan konsumen - - - - 221.585.974 461.575.696 863.371.035 - 1.546.532.705 Tagihan anjak piutang - - - - 156.364.466 549.974.564 - - 706.339.030 Piutang lain - lain - - - - 415.996 1.207.542 1.386.942 1.551.388 4.561.868 Jumlah 19.311.404 17.912.988 28.011.545 - 694.458.510 1.307.564.999 1.244.311.372 1.551.388 3.313.122.206 Liabilitas keuangan Utang bank 13.905.569 42.336.761 90.365.150 - 230.478.062 439.814.173 839.437.470 - 1.656.337.185 Jumlah-bersih 5.405.835 24.423.773 62.353.605 - 463.980.448 867.750.826 404.873.902 1.551.388 1.656.785.021 30 April 2011 Suku bunga tetap Suku bunga variabel Kurang dari Kurang dari 3 bulan 3-12 bulan 1-5 tahun 5 tahun 3 bulan 3-12 bulan 1-5 tahun 5 tahun Jumlah Rp000 Rp000 Rp000 Rp000 Rp000 Rp000 Rp000 Rp000 Rp000 Aset keuangan Kas dan setara kas 4.912.901 - - - 20.229.750 - - - 25.142.651 Investasi jangka pendek - - - - - - 14.906.000 - 14.906.000 Investasi neto sewa pembiayaan 6.598.852 17.915.609 53.257.929 - 133.784.890 399.157.743 331.312.501 - 942.027.524 Piutang pembiayaan konsumen - - - - 193.872.720 284.047.357 642.557.318 - 1.120.477.395 Tagihan anjak piutang - - - - 26.108.434 543.106.479 - - 569.214.913 Piutang lain - lain - - - - 373.342 1.070.456 1.247.606 979.004 3.670.408 Jumlah 11.511.753 17.915.609 53.257.929 - 374.369.136 1.227.382.035 990.023.425 979.004 2.675.438.891 Liabilitas keuangan Utang bank 11.493.629 33.117.637 76.921.681 - 126.602.646 300.577.577 540.850.959 - 1.089.564.128 Jumlah-bersih 18.124 15.202.028 23.663.752 - 247.766.490 926.804.458 449.172.466 979.004 1.585.874.763 Suku bunga tetap 31 Desember 2010 Suku bunga variabel 252 Kurang dari Kurang dari 3 bulan 3-12 bulan 1-5 tahun 5 tahun 3 bulan 3-12 bulan 1-5 tahun 5 tahun Jumlah Rp000 Rp000 Rp000 Rp000 Rp000 Rp000 Rp000 Rp000 Rp000 Aset keuangan Kas dan setara kas 30.580.894 - - - - - - - 30.580.894 Investasi jangka pendek - - - - - - 74.371.750 - 74.371.750 Investasi neto sewa pembiayaan 6.660.563 6.800.076 44.501.451 - 87.669.531 193.900.342 554.835.380 - 894.367.343 Piutang pembiayaan konsumen - - - - 68.084.824 171.828.986 264.178.906 - 504.092.716 Tagihan anjak piutang - - - - 43.318.833 242.263.399 - - 285.582.232 Piutang lain - lain - - - - 281.910 799.367 2.377.506 966.921 4.425.704 Jumlah 37.241.457 6.800.076 44.501.451 - 199.355.098 608.792.094 895.763.542 966.921 1.793.420.639 Liabilitas keuangan Utang bank - - - - 55.035.936 146.237.283 176.573.118 - 377.846.336 Jumlah-bersih 37.241.457 6.800.076 44.501.451 - 144.319.162 462.554.811 719.190.424 966.921 1.415.574.303 31 Desember 2009 Suku bunga tetap Suku bunga variabel Kurang dari Kurang dari 3 bulan 3-12 bulan 1-5 tahun 5 tahun 3 bulan 3-12 bulan 1-5 tahun 5 tahun Jumlah Rp000 Rp000 Rp000 Rp000 Rp000 Rp000 Rp000 Rp000 Rp000 Aset keuangan Kas dan setara kas 18.911.017 - - - 97.697.575 - - - 116.608.592 Investasi jangka pendek - - - - - - 17.574.500 - 17.574.500 Investasi neto sewa pembiayaan 6.802.104 19.592.238 60.523.305 - 90.429.209 263.766.590 469.315.792 - 910.429.238 Piutang pembiayaan konsumen - - - - 50.499.035 118.668.257 134.990.500 - 304.157.792 Tagihan anjak piutang - - - - 94.397.895 170.858.844 - - 265.256.739 Piutang lain - lain - - - - 5.884 152.388 3.370.705 3.528.977 Jumlah 25.713.121 19.592.238 60.523.305 - 333.029.598 553.446.079 625.251.497 - 1.617.555.838 Liabilitas keuangan Utang bank - - - - 59.210.357 157.561.113 178.437.637 - 395.209.107 Jumlah-bersih 25.713.121 19.592.238 60.523.305 - 273.819.241 395.884.966 446.813.860 - 1.222.346.731 31 Desember 2008 Suku bunga tetap Suku bunga variabel Perusahaan terpapar risiko suku bunga karena piutang pembiayaan konsumen dan tagihan anjak piutang memiliki suku bunga tetap dan investasi neto sewa pembiayaan dan utang bank memiliki suku bunga tetap dan mengambang. Aset dan liabilitas keuangan Perusahaan yang terpapar risiko suku bunga atas nilai wajar dan risiko suku bunga atas arus kas dijelaskan dalam Catatan 7, 8, 9 dan 15. Analisis sensitivitas Untuk investasi neto sewa pembiayaan dalam mata uang asing dengan suku bunga mengambang, analisis sensitivitas disusun dengan asumsi jumlah pokok investasi neto sewa pembiayaan terutang pada tanggal laporan posisi keuangan adalah yang terutang untuk sepanjang tahun. Perubahan dari 50 basis poin suku bunga pada tanggal laporan keuangan akan meningkatkan atau menurunkan laba sebelum pajak untuk periode empat bulan yang berakhir 30 April 2011 dan untuk tahun yang berakhir 31 Desember 2010 masing-masing sebesar Rp 264.534 ribu dan Rp 387.094 ribu. Analisis ini mengasumsikan bahwa semua variabel lainnya, terutama kurs mata uang asing, tetap konstan. Perubahan terutama disebabkan oleh tingkat suku bunga pinjaman variabel. Untuk utang bank suku bunga mengambang, analisis sensitivitas disusun dengan asumsi jumlah utang bank terutang pada tanggal laporan posisi keuangan adalah yang terutang untuk sepanjang tahun. Perubahan dari 50 basis poin suku bunga pada tanggal laporan keuangan akan meningkatkan atau menurunkan laba sebelum pajak untuk periode empat bulan yang berakhir pada tanggal 30 April 2011 dan tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2010 sebesar Rp 737.820 ribu dan Rp 612.592 ribu. Analisis ini mengasumsikan bahwa semua variabel lainnya, terutama kurs mata uang asing, tetap konstan. Perubahan terutama disebabkan oleh tingkat suku bunga pinjaman variabel. Untuk modal kerja, utang dan pinjaman investasi, Perusahaan berusaha dengan mengurangi risiko tingkat suku bunganya dengan cara mendapatkan struktur pinjaman dengan suku bunga kompetitif. 253 94 50 43 16 32 04 39 36 03 92 00 38 92 39 77 38 07 31 Risiko kredit Risiko kredit merupakan risiko yang timbul sebagai akibat kegagalan atau potensi kegagalan nasabah counterparty memenuhi liabilitasnya secara penuh sesuai perjanjian. Risiko kredit merupakan risiko utama Perusahaan dimana Perusahaan menawarkan jasa kredit bagi masyarakat yang hendak memiliki produk. Dengan demikian, Perusahaan menghadapi risiko seandainya konsumen tidak mampu memenuhi liabilitasnya dalam melunasi kredit sesuai dengan perjanjian yang telah disepakati antara konsumen dengan Perusahaan. Perusahaan telah memiliki kebijakan dalam menghadapi risiko ini. Dimulai dengan proses awal penerimaan aplikasi kredit yang selektif dan ditangani dengan prinsip kehati-hatian, yang mana aplikasi kredit akan melalui proses survey dan analisa kredit untuk kemudian disetujui oleh komite kredit. Perusahaan juga menerapkan Pedoman Penerapan Prinsip Mengenal Nasabah yang diatur oleh Peraturan Menteri Keuangan No. 45KMK.062003 tanggal 30 Januari 2003 tentang Penerapan Prinsip Mengenal Nasabah bagi lembaga keuangan Non Bank, yang telah dirubah dengan Peraturan Menteri keuangan No.74PMK.0122006 tanggal 31 Agustus 2006 dan keputusan Direktur Jendral Lembaga Keuangan No. Kep-2833LK2003 tanggal 12 Mei 2003 tentang pedoman Pelaksanaan Penerapan Prinsip Mengenal Nasabah pada Lembaga Keuangan Non Bank. Manajemen risiko kredit mencakup namun tidak terbatas pada : 1. Menjaga agar eksposur kredit kepada setiap nasabah berada dalam limit yang ditetapkan kepada nasabah tersebut sesuai dengan perhitungan customer credit risk rating. 2. Memproses setiap pengajuan aplikasi kredit sesuai dengan ketentuan dan prosedur yang berlaku dan memperhatikan identifikasi risiko awal pada nasabah tersebut. 3. Melakukan monitoring dan review terhadap nasabah secara berkala dalam jangka waktu yang wajar serta melakukan analisa diteksi dini atas kredit yang mengarah kepada kredit bermasalah. 4. Melakukan pengelolaan risiko kredit yang independen dengan kewenangan yang jelas dan bertanggung jawab. Tabel berikut menggambarkan jumlah risiko kredit dan konsentrasi risiko atas piutang yang dimiliki Perusahaan: Investasi neto sewa pembiayaan 30 April 2011 2010 2009 2008 Rp000 Rp000 Rp000 Rp000 Korporasi 912.138.461 904.229.870 1.008.004.280 1.042.372.269 Individu 242.353.222 193.035.370 117.993.888 103.317.663 Jumlah 1.154.491.683 1.097.265.240 1.125.998.168 1.145.689.932 31 Desember Piutang pembiayaan konsumen Pada tanggal 30 April 2011, 31 Desember 2010, 31 Desember 2009 dan 31 Desember 2008, konsentrasi risiko atas piutang yang dimiliki Perusahaan adalah individu dengan jumlah risiko kredit masing-masing sebesar Rp 1.895.372.330 ribu, Rp 1.387.345.972 ribu, Rp 622.093.980 ribu dan Rp 360.448.123 ribu. 254 Transaksi anjak piutang Pada tanggal 30 April 2011, 31 Desember 2010, 31 Desember 2009 dan 31 Desember 2008, konsentrasi risiko atas piutang yang dimiliki Perusahaan adalah korporasi dengan jumlah risiko kredit masing-masing sebesar Rp 766.139.778 ribu, Rp 637.806.389 ribu, Rp 316.646.802 ribu dan Rp 305.952.611 ribu. Risiko Iikuiditas Risiko likuiditas merupakan risiko yang mana Perusahaan tidak memiliki sumber keuangan yang mencukupi untuk memenuhi liabilitasnya yang telah jatuh tempo. Risiko tersebut dapat diatasi oleh Perusahaan karena dalam pemberian fasilitas pembiayaan kosumen, selain menggunakan dana sendiri, Perusahaan juga membina kerjasama dengan beberapa bank nasional dan bank pemerintah maupun bank asing dalam bentuk fasilitas penerusan pinjaman untuk pembiayaan chanelling maupun demand loan dan term loan. Perusahaan juga mempunyai fasilitas pinjaman rekening koran yang dapat ditarik setiap waktu untuk memenuhi kebutuhan dana selama minimal 5 hari kerja. Perusahaan memiliki rasio likuiditas yang sehat. Perbandingan liabilitas terhadap ekuitas Perusahaan pada tanggal 30 April 2011, 31 Desember 2010, 31 Desember 2009 dan 31 Desember 2008 masing-masing sebesar 112,44, 81,87, 35,00 dan 36,83. Dalam hal perbandingan liabilitas terhadap jumlah aset pada tanggal 30 April 2011, 31 Desember 2010, 31 Desember 2009 dan 31 Desember 2008 masing-masing sebesar 52,93, 45,02, 25,93 dan 26,92. Tabel berikut menyajikan sisa umur kontraktual liabilitas keuangan Perusahaan yang menggambarkan eksposur Perusahaan terhadap risiko likuiditas pada tanggal 30 April 2011, 31 Desember 2010, 31 Desember 2009 dan 31 Desember 2008: Sampai dengan 1 bulan 1-3 bulan 3-12 bulan 1-5 tahun Jumlah Rp000 Rp000 Rp000 Rp000 Rp000 Utang bank 134.115.035 110.268.596 482.150.934 929.802.620 1.656.337.185 Utang premi asuransi - 11.127.307 - - 11.127.307 Utang lain-lain kepada pihak ketiga 13.778.279 706.553 30.401.273 - 44.886.105 Biaya yang masih harus dibayar - 6.228.588 - - 6.228.588 147.893.314 128.331.044 512.552.207 929.802.620 1.718.579.185 30 April 2011 Sampai dengan 1 bulan 1-3 bulan 3-12 bulan 1-5 tahun Jumlah Rp000 Rp000 Rp000 Rp000 Rp000 Utang bank 58.663.479 79.432.796 333.695.214 617.772.639 1.089.564.128 Utang premi asuransi - 9.748.867 - - 9.748.867 Utang lain-lain kepada pihak ketiga 4.665.645 956.701 44.135.610 - 49.757.956 Biaya yang masih harus dibayar 4.648.648 - - - 4.648.648 67.977.772 90.138.364 377.830.824 617.772.639 1.153.719.599 31 Desember 2010 255 gan 85 gan 99 Sampai dengan 1 bulan 1-3 bulan 3-12 bulan 1-5 tahun Jumlah Rp000 Rp000 Rp000 Rp000 Rp000 Utang bank 19.049.158 35.986.778 146.237.283 176.573.118 377.846.337 Utang premi asuransi - 9.591.795 - - 9.591.795 Utang lain-lain kepada pihak ketiga 715.742 595.297 14.018.216 - 15.329.255 Biaya yang masih harus dibayar 1.743.195 - - - 1.743.195 21.508.095 46.173.870 160.255.499 176.573.118 404.510.582 31 Desember 2009 Sampai dengan 1 bulan 1-3 bulan 3-12 bulan 1-5 tahun Jumlah Rp000 Rp000 Rp000 Rp000 Rp000 Utang bank 20.085.370 39.124.988 157.561.113 178.437.637 395.209.107 Utang premi asuransi - 5.161.434 - - 5.161.434 Utang lain-lain kepada pihak ketiga 533 695.672 6.461.542 - 7.157.747 Biaya yang masih harus dibayar 2.036.745 - - - 2.036.745 22.122.648 44.982.094 164.022.655 178.437.637 409.565.033 31 Desember 2008 Tabel berikut menggambarkan profil perbedaan jatuh tempo atas aset dan liabilitas keuangan Perusahaan pada tanggal 30 April 2011, 31 Desember 2010, 2009 dan 2008: Tidak memiliki tanggal jatuh tempo Sampai dengan 1 bulan s.d 3 bulan s.d 1 tahun s.d kontraktual 1 bulan 3 bulan 12 bulan 5 tahun 5 tahun Jumlah Rp000 Rp000 Rp000 Rp000 Rp000 Rp000 Rp000 Aset keuangan Kas dan setara kas - 38.527.604 - - - - 38.527.604 Investasi jangka pendek - - - - 13.437.730 13.437.730 Investasi neto sewa pembiayaaan - 67.013.162 231.625.267 312.720.185 394.127.210 - 1.005.485.824 Dikurangi: cadangan kerugian penurunan nilai 16.846.841 - - - - - 16.846.841 Piutang pembiayaan konsumen - 117.311.442 104.274.532 461.575.696 863.371.035 - 1.546.532.705 Dikurangi: cadangan kerugian penurunan nilai 13.557.363 - - - - - 13.557.363 Tagihan anjak piutang - 48.275.646 108.088.820 549.974.564 - - 706.339.030 Dikurangi: cadangan kerugian penurunan nilai 2.320.514 - - - - - 2.320.514 Piutang lain - lain - 144.138 435.131 1.866.376 1.386.942 1.551.388 5.383.975 Jumlah 32.724.718 271.271.992 444.423.750 1.326.136.821 1.272.322.917 1.551.388 3.282.982.150 Liabilitas keuangan Utang bank - 134.115.035 110.268.596 482.150.934 929.802.620 - 1.656.337.185 Utang premi asuransi - - 11.127.307 - - - 11.127.307 Utang lain-lain kepada pihak ketiga - 13.778.279 706.553 30.401.273 - - 44.886.105 Biaya yang masih harus dibayar - - 6.228.588 - - - 6.228.588 Jumlah - 147.893.314 128.331.044 512.552.207 929.802.620 - 1.718.579.185 Perbedaan jatuh tempo 32.724.718 123.378.678 316.092.706 813.584.614 342.520.297 1.551.388 1.564.402.965 30 April 2011 256 Tidak memiliki tanggal jatuh tempo Sampai dengan 1 bulan s.d 3 bulan s.d 1 tahun s.d kontraktual 1 bulan 3 bulan 12 bulan 5 tahun 5 tahun Jumlah Rp000 Rp000 Rp000 Rp000 Rp000 Rp000 Rp000 Aset keuangan Kas dan setara kas - 26.327.186 - - - - 26.327.186 Investasi jangka pendek - - - - 14.906.000 - 14.906.000 Investasi neto sewa pembiayaaan - 64.765.243 75.618.499 417.073.352 384.570.430 - 942.027.524 Dikurangi: cadangan kerugian penurunan nilai 15.005.915 - - - - - 15.005.915 Piutang pembiayaan konsumen - 93.886.624 99.986.096 284.047.357 642.557.318 - 1.120.477.395 Dikurangi: cadangan kerugian penurunan nilai 12.378.241 - - - - - 12.378.241 Tagihan anjak piutang - 15.304.021 10.804.413 543.106.479 - - 569.214.913 Dikurangi: cadangan kerugian penurunan nilai 2.121.259 - - - - - 2.121.259 Piutang lain - lain - 134.610 292.809 1.070.456 1.247.606 979.004 3.724.485 Jumlah 29.505.415 200.417.684 186.701.817 1.245.297.644 1.043.281.354 979.004 2.647.172.088 Liabilitas keuangan Utang bank - 58.663.479 79.432.796 333.695.214 617.772.639 - 1.089.564.128 Utang premi asuransi - - 9.748.867 - - - 9.748.867 Utang lain-lain kepada pihak ketiga - 4.665.645 956.701 44.135.610 - - 49.757.956 Biaya yang masih harus dibayar - 4.648.648 - - - - 4.648.648 Jumlah - 67.977.772 90.138.364 377.830.824 617.772.639 - 1.153.719.599 Perbedaan jatuh tempo 29.505.415 132.439.912 96.563.453 867.466.820 425.508.715 979.004 1.493.452.489 31 Desember 2010 Tidak memiliki tanggal jatuh tempo Sampai dengan 1 bulan s.d 3 bulan s.d 1 tahun s.d kontraktual 1 bulan 3 bulan 12 bulan 5 tahun 5 tahun Jumlah Rp000 Rp000 Rp000 Rp000 Rp000 Rp000 Rp000 Aset keuangan Kas dan setara kas - 31.030.761 - - - - 31.030.761 Investasi neto sewa pembiayaan - 30.032.438 64.297.656 200.700.418 599.336.831 - 894.367.343 Dikurangi: penyisihan piutang ragu-ragu 28.073.163 - - - - - 28.073.163 Piutang pembiayaan konsumen - 23.835.774 44.249.050 171.828.986 264.178.906 - 504.092.716 Dikurangi: penyisihan piutang ragu-ragu 9.610.351 - - - - - 9.610.351 Transaksi anjak piutang - 17.000.000 26.318.833 242.263.399 - - 285.582.232 Dikurangi: penyisihan piutang ragu-ragu 15.237.174 - - - - - 15.237.174 Piutang lain-lain - 92.998 385.568 799.367 2.377.506 966.921 4.622.360 Dikurangi: penyisihan piutang ragu-ragu 44.257 - - - - - 44.257 Jumlah 52.964.945 101.991.971 135.251.107 615.592.170 865.893.243 966.921 1.666.730.467 Liabilitas keuangan Utang bank - 19.049.158 35.986.778 146.237.283 176.573.118 - 377.846.337 Utang premi asuransi - - 9.591.795 - - - 9.591.795 Utang lain-lain kepada pihak ketiga - 715.742 595.297 14.018.216 - - 15.329.255 Biaya yang masih harus dibayar - 1.743.195 - - - - 1.743.195 Jumlah - 21.508.095 46.173.870 160.255.499 176.573.118 - 404.510.582 Perbedaan jatuh tempo 52.964.945 80.483.876 89.077.237 455.336.671 689.320.125 966.921 1.262.219.885 31 Desember 2009 257 186 000 524 915 395 241 913 259 485 088 128 867 956 648 599 61 43 63 16 51 32 74 60 57 67 37 95 55 95 82 85 Tidak memiliki tanggal jatuh tempo Sampai dengan 1 bulan s.d 3 bulan s.d 1 tahun s.d kontraktual 1 bulan 3 bulan 12 bulan 5 tahun 5 tahun Jumlah Rp000 Rp000 Rp000 Rp000 Rp000 Rp000 Rp000 Aset keuangan Kas dan setara kas - 116.683.495 - - - - 116.683.495 Investasi jangka pendek - - - - 17.574.500 - 17.574.500 Investasi neto sewa pembiayaan - 32.389.842 64.841.471 283.358.828 529.839.096 - 910.429.237 Dikurangi: cadangan kerugian penurunan nilai 30.746.658 - - - - - 30.746.658 Piutang pembiayaan konsumen - 17.720.716 32.778.319 118.668.257 134.990.500 - 304.157.792 Dikurangi: cadangan kerugian penurunan nilai 10.318.509 10.318.509 Transaksi anjak piutang - 5.741.278 88.656.617 170.858.844 - - 265.256.739 Dikurangi: cadangan kerugian penurunan nilai 6.667.174 - - - - - 6.667.174 Piutang lain-lain - 473.393 65.517 152.388 3.370.705 - 4.062.003 Dikurangi: penyisihan piutang ragu-ragu 35.290 - - - - - 35.290 Jumlah 47.767.631 173.008.724 186.341.924 573.038.317 685.774.801 - 1.570.396.135 Liabilitas keuangan Utang bank - 20.085.370 39.124.987 157.561.113 178.437.637 - 395.209.107 Utang premi asuransi - - 5.161.434 - - - 5.161.434 Utang lain-lain kepada pihak ketiga - 533 695.672 6.461.542 - - 7.157.747 Biaya yang masih harus dibayar - 2.036.745 - - - - 2.036.745 Jumlah - 22.122.648 44.982.093 164.022.655 178.437.637 - 409.565.033 Perbedaan jatuh tempo 47.767.631 150.886.076 141.359.831 409.015.662 507.337.164 - 1.160.831.102 31 Desember 2008 Risiko Operasional Risiko Operasional biasa disebabkan oleh beberapa hal seperti kekurangan dan kegagalan proses internal, kesalahan manusia, kegagalan sistem maupun hal-hal yang lain yang dapat berdampak pada operasional Perusahaan. Untuk mencegah timbulnya risiko operasional, Perusahaan melakukan beberapa hal:  Pengertian yang jelas oleh semua lini yang terkait terhadap resiko yang melekat pada setiap tahapan proses kegiatan operasional yang berhubungan terutama dengan persetujuan dan pencairan pembiayaan, pelayanan konsumen, pencatatan pembukuan dan penyusunan laporan.  Pembagian tugas yang jelas dan terpisah antara pelaksanaan dan kontrol, sebagai pelaksana, aktivitas yang dikerjakan berdasarkan Standard Operating Procedures SOP baku Perusahaan. Sedangkan fungsi kontrol memastikan aktivitas sudah memenuhi persyaratan yang sudah digariskan oleh SOP.  Perusahaan menggunakan E-loan System agar kelangsungan dan kelancaran pengoperasian sistem dapat terjamin. Perusahaan sudah menerapkan sistem on-line dan real time sehingga dengan demikian pihak manajemen dapat memonitor seluruh aktivitas operasional secara langsung, dan dengan cepat dapat mengambil keputusan strategis dan tepat untuk memitigasi kemungkinan risiko yang terjadi akibat kelalaian, tidak berfungsinya sistem, maupun penyimpangan dari pelaksanaan SOP dan atau kebijakan Perusahaan. 258  Perusahaan juga sudah menerapkan Risk Control Self Assessment RCSA terhadap unit kerja terkait dan melakukan tinjauan dan evaluasi periodik terhadap kebijakan-kebijakan dan SOP secara rutin.  Perusahaan senantiasa mengembangkan kemampuan dan pengetahuan karyawannya dengan berbagai pelatihan agar dapat menekan seminimal mungkin frekuensi kesalahan manusia dan sistem operasional dan dampak kerugian keuangan yang diakibatkan oleh hal tersebut.

40. PERISTIWA PENTING SETELAH TANGGAL NERACA