Kecapakan Vokasional yang Dimiliki Warga Belajar Setelah

104 Meningkatnya kecakapan akademik juga dibuktikan dengan bagaimana warga belajar mampu menguasai teori dan praktik, sehingga dalam melakukan ujian mereka dapat berhasil. Dalam melakukan tes untuk mengetahui ketercapaian program, pihak SKB Sleman melakukan dengan cara tes tertulis dan praktik. Sesuai dengan pernyataan Bap ak “S” selaku tutor SKB Sleman bahwa untuk mengetahui ketercapaian prgram dengan tes tertulis, tes lisan, dan tes praktik. Hal yang sama diungkapkan oleh Ibu “RD” selaku warga belajar bahwa peserta langsung lulus, tesnya ya ada yang langsung pas praktik ada juga yang tertulis. Sama dengan pernyataan Ibu “HY” selaku warga belajar bahwa peserta lulus semua, tes tertulis waktu diakhir kegiatan dan praktik langsung saat sedang pembelajaran. Berdasarkan pernyataan diatas disimpulkan bahwa seluruh warga belajar yang mengikuti program pendidikan kecakapan hidup menjahit dikatakan lulus. Bukti kelulusan tersebut juga digunakan sebagai pedoman untuk mengevalusi program pendidikan kecakapan hidup menjahit yang telah terlaksana.

f. Kecapakan Vokasional yang Dimiliki Warga Belajar Setelah

Mengikuti Pelatihan Menjahit Kecakapan vokasional merupakan sebuah kecakapan yang dalam pelaksanaan pembelajarannya disesuaikan dengan potensi sumber daya alam maupun sumber daya manusiannya. Kecakapan 105 vokasional juga memiliki karakteristik tertentu seperti tanggung jawab yang diberikan tutor pada warga belajar sebagai pelatihan kecakapan vokasional. Kecakapan vokasional juga sering diartikan sebagai kecakapan berwirausaha atau kecakapan yang berfungsi meningkatkan kesejahtraan masyarakat. Pihak SKB Sleman juga menanamkan kecakapan vokasional berupa rasa taggung jawab sebagai warga belajar seperti pernyataan Bapak “S” selaku tutor SKB Sleman : “Tutor memberikan pengarahan, kemudian warga belajar mengembangkan sesuai dengan kreatifitasnya” CL, II17Senin 10 Agustus 2015 Sama seperti pernyataan Ibu “LU” selaku tutor menjahit : “Warga belajar diberi tanggung jawab untuk menyelesaikan teori dan praktik” CL, IV16Kamis, 13 Agustus 2015 Begitu pula pernyataan Ibu “RD” selaku warga belajar bahwa sebagai warga belajar kita diberi tanggung jawab untuk mengikuti proses pelatihan dan menyelesaikan praktik. Selain menanamkan rasa bertanggung jawab, tutor dan pihak SKB Sleman juga melaksanakan program pembelajaran secara demokratis agar sesuai dengan kriteria kecakapan vokasional yang berlaku. Seperti pernyataan Bap ak “S” selaku tutor SKB Sleman bahwa sangat demokratis yaitu dengan merancang waktu belajar. Begitu pula pernyataan Ibu “LU” selaku tutor menjahit bahwa dibuktikan dengan menyelesaikan hasil praktik sesuai kemampuannya tetapi sesuai waktu yang telah 106 ditentukan. Dan juga pernyataan Ibu “DL” selaku tutor menjahit bahwa proses pembelajaran berjalan demokratis, contohnya seperti menyelesaikan tugas sesuai dengan kemampuannya. Dengan berjalannya pembelajaran secara demokratis, maka akan menguntungkan berbagai pihak seperti pihak SKB Sleman sebagai penyelenggara dan pihak warga belajar. Proses pembelajaran secara demokratis juga merupakan karakteristik kecakapan vokasional dalam penyelanggaraan program. Dengan memenuhi karaktristik kecakapan vokasional dalam penyelenggaraan maka akan memperoleh perubahan dalam kecakapan vokasional warga belajar. Seperti pernyataan Bapak “S” selaku tutor SKB Sleman mengenai perubahan kecakapan vokasional warga belajar bahwa warga belajar semakin mandiri dan yakin dalam mengembangkan usahanya dibidang menjahit. Hal sama juga diungkapkan oleh Ibu “DL” selaku tutor menjahit bahwa peserta yang dulu tidak bisa menjahit kini bisa menjahit dan sedah berani membuka usaha sendiri. Berdasarkan pemaparan diatas mengenai kecakapan vokasional warga belajar dalam aktivitas berwirausaha menjahit, warga belajar semakin bersemangat dalam merintis usaha menjahit berkat pengetahuan yang diperoleh setelah mengikuti pelatihan menjahit yang diselenggarakan oleh SKB Sleman. 107

3. Dampak Program Pendidikan Kecakapan Hidup Menjahit di SKB