Teori Keadilan Equity Theory Hipotesis Defenisi Konsep

2. Teori Motivasi Proses

Ada dua teori yang termasuk sebagai teori proses, ialah teori harapan menurut Vroom dan teori keadilan menurut Adams.

a. Teori Harapan Expectancy Theory

Teori harapan ini menyatakan bahwa kekuatan yang memotivasi seseorang untuk bekerja giat dalam mengerjakan pekerjaannya tergantung dari hubungan timbal balik antara apa yang ia inginkan dan ia butuhkan dari hasil pekerjaan itu. Berapa besar ia yakin perusahaan akan memberikan pemuasan bagi keinginannya sebagai imbalan atas usaha yang dilakukannya itu. Teori ini dikemukakan oleh Victor H. Vroom.

b. Teori Keadilan Equity Theory

Teori ini mengemukakan bahwa ego manusia selalu mendambakan keadilan dalam pemberian hadiah maupun hukuman terhadap perilaku yang relatif sama. Bagaimana perilaku bawahan dinilai oleh atasan akan mempengaruhi semangat kerja mereka. Keadilan merupakan daya penggerak yang memotivasi semangat kerja seseorang, jadi atasan harus betindak adil terhadap semua bawahannya. Pemberian kompensasi atau hukuman harus berdasarkan atas penilaian yang objektif dan adil. Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara

c. Teori Pembentukan Perilaku Operant Conditioning Theory

Teori ini menyatakan bahwa perilaku pegawai dapat dibentuk dan diarahkan kepada kebutuhan arah aktivitas pencapaian tujuan. Pendekatan perilaku ini didasarkan atas hukum pengaruh law of effect yaitu perilaku pegawai yang diikuti konsekuensi- konsekuensi pemuasan cenderung berulang, sedangkan perilaku yang diikuti konsekuensi-konsekuensi hukuman cenderung tidak diulang. Perilaku pegawai di masa yang akan datang dapat diperkirakan dan dipelajari berdasarkan pengalaman di masa lalu. Dalam teori ini, perilaku pegawai dipengaruhi oleh kejadian di masa lalu. Jika konsekuensi perilaku tersebut bersifat positif, pegawai akan memberikan tanggapan yang sama terhadap situasi tersebut. Namun jika konsekuensi perilaku tersebut negatif, maka pegawai akan mengubah perilakunya dan menghindari konsekuensi tersebut. Contohnya, seorang pegawai yang sering datang terlambat, dapat dimotivasi dengan memberikan penghargaan misalnya pujian dari atasan saat datang tepat.

1.5.1.4 Tujuan dan Indikator yang mempengaruhi Motivasi

Adapun tujuan dari pemberian motivasi dapat diketahui sebagai berikut: 1. Mendorong gairah dan semangat kerja pegawai. 2. Menciptakan suasana dan hubungan kerja yang baik. 3. Meningkatkan kreatifitas dan partisipasi pegawai. 4. Mempertinggi rasa tanggung jawab pegawai terhadap tugasnya. 5. Meningkatkan produktivitas kerja pegawai. 6. Meningkatkan moral dan kepuasan kerja pegawai. Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara 7. Mempertahankan loyalitas dan kestabilan pegawai perusahaan. 8. Meningkatkan efisiensi penggunaan alat-alat dan bahan baku. Parrek 2005:158 mengemukakan enam indikator yang lazim digunakan untuk mengukur motivasi kerja, yaitu: 1. Prestasi kerja, yaitu sesuatu yang ingin dicapai oleh seorang manajer dibawah lingkungan kerja yang sulit sekalipun. Misalnya dalam menyelesaikan tugas yang dibatasi oleh jadwal waktu deadline yang ketat yang harus dipenuhi, seseorang pekerja dapat menyelesaikan tugasnya dengan hasil yang memuaskan. 2. Pengaruh, yaitu upaya yang dilakukan untuk mempertahankan gagasan atau argumentasi sebagai bentuk dari kuatnya pengaruh yang ingin ditanamkan kepada orang lain. Saran – saran atau gagasan yang diterima sebagai bentuk partisipasi dari seseorang pekerja akan menumbuhkan motivasi, apalagi jika gagasan atau pemikiran tersebut dapat diikuti oleh orang lain yang dapat dipakai sebagai metode kerja baru dan ternyata hasilnya positif dan dirasakan lebih baik. 3. Pengendalian, yaitu tingkat pengawasan yang dilakukan oleh atasan terhadap bawahannya. Untuk menumbuhkan motivasi dan sikap tanggung jawab yang besar dari bawahan, seorang atasan dapat memberikan kesempatan kepada bawahannya untuk bekerja sendiri sepanjang pekerjaan itu memungkinkan dan menumbuhkan partisipasi. 4. Ketergantungan, yaitu kebutuhan dari bawahan terhadap orang – orang yang berada dilingkungan kerjanya, baik terhadap sesama pekerja maupun terhadap atasan. Adanya saran, gagasan ataupun ide dari atasan kepada bawahan yang Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara dapat membantunya memahami suatu masalah atau cara penyelesaian masalah akan menjadi motivasi yang positif. 5. Pengembangan, yaitu upaya yang dilakukan oleh organisasi terhadap pekerja atau oleh atasan terhadap bawahannya untuk memberikan kesempatan guna meningkatkan potensi dirinya melalui pendidikan ataupun pelatihan. Pengembangan ini dapat menjadi motivator yang kuat bagi karyawan. Disamping pengembangan yang menyangkut kepastian karir pekerja. Pengertian pengembangan yang dimaksudkan disini juga menyangkut metode kerja yang dipakai. Adanya perubahan metode kerja yang dirasakan lebih baik karena membantu penyelesaian tugas juga menjadi motivasi bagi pekerja. 6. Afiliasi atau sosialisasi, yaitu dorongan untuk berhubungan dengan orang – orang atas dasar sosial. Keterbukaan orang – orang yang berada di lingkungan kerja yang memungkinkan hubungan antara pribadi dapat berjalan dengan baik, saling membantu masalah pribadi akan menjadi motivasi yang positif dari pekerja.

1.5.1.5 Metode-Metode Motivasi

Ada dua metode yang digunakan untuk memotivasi pegawai, yaitu: 1. Metode Langsung Direct Motivation, adalah motivasi materiil dan nonmateriil yang diberikan secara langsung kepada setiap individu karyawan untuk memenuhi kebutuhan dan kepuasaannya. Jadi sifatnya khusus separti memberikan pujian, penghargaan, bonus, piagam, dan lain sebagainya. Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara 2. Motivasi Tidak Langsung Indirect Motivation, adalah motivasi yang diberikan hanya merupakan fasilitas-fasilitas yang mendukung serta menunjang gairah kerja atau kelancaran tugas sehingga para karyawan betah dan bersemangat melakukan pekerjaannya. 1.5.2 Efektivitas 1.5.2.1 Pengertian Efektivitas Kerja Efektivitas adalah suatu kosa kata dalam Bahasa Indonesia yang berasal dari Bahasa Inggris yaitu : “Efective” yang berarti berhasil ditaati, mengesahkan, mujarab dan mujur. Dari sederetan arti di atas, maka yang paling tepat adalah berhasil dengan baik. Jika seseorang dapat bekerja dengan baik maka ia dapat dikatakan bekerja secara efektif. Dalam pelaksanaan kerja selalu memakai 5 sumber usaha yaitu Pikiran, Tenaga, Waktu, Uang dan Benda. Walaupun gabungan yang berbeda untuk masing – masing jenis pekerjaan pada umumnya orang melakukan kegiatan tertentu ingin memperoleh hasil yang maksimal. Tetapi permasalahan efektivitas, bukanlah sesederhana pengertian di atas, karena efektivitas itu menyangkut banyak hal, oleh karena itu para ahli memberikan defenisi yang beragam untuk menjelaskan apa arti batasan dari pengertian efektivitas itu. Widjaya 2003: 32 mengemukakan efektivitas adalah hasil membuat keputusan yang mengarahkan melakukan sesuatu dengan benar, yang membantu memenuhi misi suatu perusahan atau pencapaian tujuan. Selanjutnya Wesha 2002:148 mengatakan efektivitas adalah keadaan atau kemampuan berhasilnya suatu kerja yang dilakukan oleh manusia untuk memberikan guna yang diharapkan. Sedangkan Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara Komaruddin 2002:45 menyebutkan efektivitas adalah suatu keadaan dalam mencapai tujuan manajemen yang efektif perlu disertai dengan manajemen yang efisien. Menunjukkan tingkat keberhasilan yang efisien. Tercapainya tujuan mungkin hanya dapat dilakukan dengan penghamburan dana. Oleh karena itu manajemen tidak boleh diukur dengan efektivitas juga diperlukan efisiensi. Berdasarkan beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan efektivitas merupakan suatu keadaan yang menunjukkan keberhasilan kerja yang ditetapkan. Efektivitas kerja adalah penyelesaian pekerjaan tepat pada waktu yang telah ditentukan, artinya pelaksanaan suatu tugas ditandai baik atau tidak, sangat tergantung pada penyelesaian tugas tersebut bagaimana cara melaksanakannya dan berapa biaya yang dikeluarkan untuk itu. Hal ini lebih menekankan pada penyelesaian tugas yang telah ditentukan sebelumnya. Sarwoto 2001: 126 mengistilahkan efektivitas dengan “berhasil guna”, yaitu pelayanan yang baik corak dan mutunya benar – benar sesuai kebutuhan dalam pencapaian tujuan organisasi. Berdasarkan pendapat yang dikemukakan para ahli di atas maka dapat disimpulkan bahwa efektivitas kerja berhubungan dengan hasil dan manfaat yang ingin dicapai sebagaimana yang telah ditentukan sebelumnya. Jadi efektivitas kerja adalah merupakan kemampuan untuk memilih tujuan yang tepat dalam mencapai suatu tujuan tertentu. Apa yang dimaksud dengan efektifitas kerja dipertegas Siagian yang mengatakan bahwa efektivitas tidak hanya dipandang dari segi pencapaian tujuan saja, tetapi juga dari segi ketepatan waktu dalam mencapai tujuan tersebut. Lebih rinci lagi, Siagian 2002:171, mengatakan bahwa efektivitas adalah tercapainya sasaran yang Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara telah ditentukan sebelumnya, tepat waktunya dengan menggunakan sumber-sumber tertentu yang sudah dialokasikan untuk melakukan berbagai kegiatan. Dari definisi Siagian di atas dapatlah kiranya ditarik kesimpulan bahwa efektivitas kerja mengandung arti tentang penekanan pada segi waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan suatu pekerjaan, dimana semakin cepat pekerjaan itu terselesaikan dengan baik sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan, maka akan semakin baik pula efektivitas kerja yang dicapai. Demikian pula sebaliknya dengan semakin lamanya pekerjaan tersebut terselesaikan, maka semakin jauh pula pekerjaan tersebut dikatakan efektif. Dari uraian diatas, maka penulis menyimpulkan bahwa efektivitas adalah pencapaian sasaran dengan tepat yang berkaitan dengan tujuan-tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya dan mengandung unsur-unsur, seperti: 1. Pencapaian tujuan, yaitu suatu kegiatan dikatakan efektif apabila tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya dapat dicapai dengan baik. 2. Ketepatan waktu, yaitu suatu kegiatan dikatakan efektif apabila pelaksanaan kegiatan tersebut sesuai dengan waktu yang telah ditentukan. 3. Manfaat, yaitu dimana kegiatan yang dilakukan memberikan manfaat bagi pegawai dan organisasi sesuai dengan kebutuhannya. 4. Hasil, yaitu dimana kegiatan yang dilakukan menunjukkan hasil akhir seperti yang diharapkan.

1.5.2.2 Pengukuran Efektivitas Kerja

Pada dasarnya efektifitas kerja dimaksudkan untuk mengukur hasil pekerjaan yang dicapai sesuai dengan rencana, sesuai dengan kebijaksanaan atau dengan kata lain Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara mencapai tujuan, maka hal itu dikatakan efektif. Nilai efektifitas pada dasarnya ditentukan oleh tercapainya tujuan organisasai serta faktor kesesuaian dalam melaksanakan tugas atau pekerjaanya. Jadi efektifitas kerja pada tiap–tiap organisasi akan berbeda–beda antara organisasi yang satu dengan ornganisasi yang lainnya, tergantung pada jenis dan sifat dari pada organisasi yang bersangkutan. Menurut Steers dalam Tangkilisan 2005:141 mengemukakan lima kriteria dalam pengukuran efektivitas kerja, yaitu: 1. Produktivitas 2. Kemampuan adaptasi kerja 3. Kepuasan kerja 4. Kemampuan berlaba 5. Pencarian sumber daya Sementara Gibson dalam Tangkilisan 2005:141 mengatakan bahwa efektivitas dapat pula diukur sebagai berikut: 1. Kejelasan tujuan yang hendak dicapai 2. Kejelasan strategi pencapaian tujuan 3. Proses analisis dan perumusan kebijaksanaan yang mantap 4. Perencanaan yang matang 5. Penyusunan program yang tepat 6. Tersedianya sarana dan prasarana 7. Sistem pengawasan dan pengendalian yang bersifat mendidik Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara Maka dapat disimpulkan bahwa efektivitas adalah suatu bentuk usaha yang dilaksanakan oleh para pegawai secara bersama-sama terhadap pencapaian tujuan organisasi sesuai dengan standart yang berlaku.

1.5.3 Pengaruh Motivasi dengan Efektivitas Kerja Pegawai

Salah satu cara untuk meningkatkan efektivitas kerja adalah dengan pemberian motivasi kepada pegawai. Motivasi kerja merupakan stimulus atau rangsangan bagi setiap pegawai untuk bekerja dan menghasilkan karya. Penting bagi seorang pimpinan untuk mengetahui apa sebenarnya motivasi pegawainya dalam mencapai kepuasan, apa bakat dan kemampuan serta ketrampilan yang dimiliki, harapan pegawai pada masa depan pekerjaannya dan bagiamana cara merangsang pegawai untuk bekerja sama dalam pencapaian sasaran organisasi. Dengan adanya motivasi yang diberikan, organisasi akan dapat meningkatkan gairah kerja pegawai sehingga tercapai tujuan organisasi. Tercapainya tujuan organisasi diharapkan tercapainya pula tujuan individu para anggota organisasi tersebut. Organisasi akan berhasil mencapai tujuan dan sasarannya, apabila semua komponen organisasi berupaya menampilkan kinerja yang optimal termasuk peningkatan dan efektivitas kerja. Seorang pegawai akan mau dan termotivasi untuk meningkatkan efektiviats kerjanya apabila terdapat keyakinan dalam dirinya bahwa berbagai keinginan, kebutuhan, harapan dan tujuannya dapat tercapai pula. Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara

1.6 Hipotesis

Hipotesis merupakan jawaban sementara suatu penelitian yang mana kebenarannya perlu untuk diuji serta dibuktikan melalui penelitian. Dikatakan sementara, karena jawaban yang diberikan baru didasarkan pada teori yang relevan, belum didasarkan pada fakta-fakta empiris yang diperoleh melalui pengumpulan data Sugiyono 2006:70. Adapun pada perumusan masalah dan kerangka teori yang telah dipaparkan diatas, maka hipotesis pada penelitian ini adalah: “Terdapat pengaruh yang positif antara motivasi terhadap efektivitas kerja pegawai di Dinas Kehutanan Provinsi Sumatera Utara.”

1.7 Defenisi Konsep

Konsep merupakan istilah dan defenisi yang digunakan untuk menggambarkan secara abstrak kejadian, keadaan, kelompok atau individu yang menjadi pusat perhatian ilmu sosial Singarimbun2006:33. Agar mendapat pembatasan yang jelas dari setiap konsep yang akan diteliti maka penulis mencoba mengemukakan defenisi dari beberapa konsep yang digunakan, yaitu: 1. Motivasi adalah faktor pendorong atau penggerak seseorang untuk melakukan kegiatan tertentu dengan upaya tinggi dan usaha seoptimal mungkin dalam pencapaian tujuan organisasi untuk memenuhi kebutuhan individual. 2. Efektivitas adalah suatu bentuk usaha yang dilaksanakan oleh para pegawai secara bersama-sama terhadap pencapaian tujuan organisasi sesuai dengan standart yang berlaku. Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara

1.8 Defenisi Operasional dan Variabel