Pengertian Tema ELABORASI TEMA

53

BAB III ELABORASI TEMA

Pendekatan tema perancangan bangunan “Pusat Bimbingan Belajar Ganesha Operation Medan “ adalah melalui pendekatan arsitektur hijau green architecture. Green Arsitektur mempunya beberapa istilah seperti Eco-Architecture, Sustainable architecture, maupun environmental architecture. Apapun istilah lainnya namun tetap berpedoman pada tiga objek utama yang akan menjadi tempat penitikberatan yaitu makhluk hidup, planet dan keuntungan 3P = People, Planet, Profit .

3.1 Pengertian Tema

Pengert ian dari tema “ green arsitektur “ terdiri dari 2 kata yaitu:  Green Menurut kamus Cambridge Advabced Learner Cambrigde, 2003, green adalah sebuah warna yang terdapat di anatara atau terjadi akibat perpaduan dari warna biru dan warna kuning, selain itu kata green juga dapat berarti kata yang menunjukkan warna dari rumput.  Arsitektur Menurut kamus Cambridge Advabced Learner Cambrigde, 2003, arsitektur adalah sebuah seni dan ilmu untuk merancang dan membuat bangunan. Selain itu kata arsitektur juga dapat berarti gaya rancangan dalam membuat sebuah bangunan. Selain pengertian di atas juga terdapat beberapa penjelasan mengenai pengertian yang berkaitan dengan green arsitektur yaitu penjelasan tentang istilah green building, echo-architecture, dan suistanable building. Penjelasan tentang istilah ini dikutip dari beberapa sumber, penjelasan tersebut berupa :  Menurut Wikipedia Wikipedia.com, green building umumnya dikenal juga dengan istilah green construction atau suistainable bulding. Green building umumnya adalah sebuah gaya penerapan arsitektural dimana diharapkan bangunan tersebut dapat menciptakan struktur dan menggunakan sumber daya secara efisien melalui siklus kehidupan yang terdapat dalam bangunan, baik berasal dari rancangan, konstruksi, operasi, perawatan, renovasi dan dekonstruksi. Praktiksi ini diharapkan juga dapat memperpanjang dan mempertimbangkan aspek ekonomi, utilitas dan kenyamanan. 54  Menurut kamus Cambridge, 2003, kata echology berarti hubungan antara makhluk abiotik dan biotik; dimana makhluk abiotik mencakup air, udara dan tanah sedangkan makhluk biotik mencakup hewan, tumbuhan dan manusia. Kata ecological berasal dari kata dasar ecology memiliki pengertian tentang segala sesuatu yang berhubungan antar ecologi dan lingkungan.  Menurut Sim Van der Ryn di dalam buku Ecological Design, dia menjelaskan bahwa sebuah bangunan yang bersifat ekological harus memiliki karakteristik berupa setiap bentuk rancangan harus dapat meminimalkan dampak bangunan dengan mengintegrasikan bangunan itu sendiri dengan proses kehidupan. Rancangan yang bersifat ekologis dapat menginspirasi berbagai bidang seperti salah satunya bidang arsitektur.  Menurut kamus Cambridge, 2003, kata suistanable berarti dapat dipertahankan dalam jangka waktu tanpa menimbulkan kerusakan atau dampak negative kepada lingkungan sekitar. Sehingga dengan kata lain dapat dikatakan bahwa sustainable arsitektur adalah rancangan yang diberikan terhadap sebuah bangunan dengan harapan bangunan tersebut dapat mengurangi dampak terhadap lingkungan selama siklus bangunan tersebut masih ada. Untuk menentukan apakah sebuah bangunan merupakan bangunan green arsitektur atau bukan, maka kita dapat menentukannya melalui ciri-cirinya. Ciri- ciri dari green arsitektur adalah :  Peka terhadap lingkungan  Konservasi energy mengkonsumsi energy seminim mungkin  Mengusahakan pencahayaan alami  Harmonis dengan lingkungan alam dimana bangunan berdiri  Mengusahakan penghawaan alami  Memakai material daur ulang atau material yang ekologis Dari beberapa pengertian yang telah disebutkan diatas masih terdapat beberapa teori dan pandangan tentang Green arsitektur menurut beberapa pakar yaitu :  Ecological Design oleh Ken Yeang Desain ekologis adalah sebuah proses desain yang mana perancangnya akan meminimalisir efek yang dapat merugikan produk desain dengan 55 penuh pemahaman tentang ekosistem bumi,dan memberikan prioritas secara simultan untuk melanjutkan peminimalisasi efek merugikan tersebut. o Hemat energi  “Penurunan biaya sebagai hasil dari penurunan konsumsi energi dalam pengoperasian bangunan.”  “Penurunan konsumsi energi secara umum berasal dari penggunaan peralatan struktur pasif non mekanikal.” o Humanisme “Mempertinggi indera pengguna yang sesuai sambil mengingatkan mereka untuk sadar akan iklim eksternal dari daerah tersebut” o Estetika natural dan kebebasan ekspresi  “Sosial-ekonomi dan kondisi politik dapat berubah secara nyata dalam satu periode, seperti juga rasa visual dan estetika, yang dapat mempengaruhi iklim dan mengubah siklus.”  “Menyediakan dengan prinsip teori dari bentuk bangunan yang akan memp erbolehkan kebebasan interpretasi dari desain.”  “Membentuk fasad bangunan yang berlapis. Hal tersebut juga mengurangi dampak dari wajah bangunan yang rata dan keras pada lingkungan eksternalnya dan menyediakan area shading pada bagian atas bangunan.”  “Faktor lingkungan juga dapat mempengaruhi keuntungan baru dari fitur desain.” o Integrasi vegetasi horizontal dan vertikal  “Dasar pemikiran awal adalah vegetasi merupakan aspek yang paling penting dari daerah tersebut dan seharusnya menjadi faktor desain ya ng penting, disamping menjadi aspek ekologisnya.”  “Vegetasi butuh untuk diperkenalkan kepada lingkungan bangunan dalam keadaan yang sangat umum.” o Pengudaraan natural “Kreasi dari zona pengudaraan pada fasad bangunan, juga pada area transisi, area intersisi atau area pembuangan. Hal tersebut bisa merupakan bentuk atrim yang besar dengan ventilasi natural yang berasal dari louvered-covering, atau skycourt yang besar” o Tanggap orientasi matahari 56 “Eksplorasi dalam lapisan dinding luar bangunan dari dalam ke luar lingkungan, dihubungkan melalui area transisi, menghadap ke concentrasi udara untuk desain dinding yang variable. Studi tentang dinding eksternal sebagai kulit yang bervariasi mengubah profil massa tergantung pada orientasi matahari.”  Green Architecture oleh Standar Leadership in Energy and Environmental Design LEED  Penggunaan pengembangan lahan berkelanjutan, jika mungkin, dapat menggunakan material-material dari bangunan yang telah dibangun dan memelihara lingkungan sekitar. Penggunaan roof garden dan penanaman vegetasi di sekitar bangunan dan di dalam site sangat mendukung.  Penggunaan pendaur ulang air kotor air yang telah digunakan dan penginstalasian bangunan yang dapat menampung air hujan. Penggunaan dan penyediaan air perlu dimonotori.  Efisiensi energi dapat ditingkatkan dengan cara yang bermacam-macam, contohnya, pengorientasi bangunan untuk mendapatkan keuntungan penuh dari perubahan musim dalam posisi matahari dan menggunakan alternative energi seperti energy solar dan energy angin  Penggunaan material yang di daur ulang yang tidak memerlukan energy yang banyak untuk membuatnya lagi. Selain itu, dapat juga menggunakan material local yang rendah polusi.  Pengkontrolan air indoor quality menggunakan fitur-fitur seperti pengkontrolan personal space, ventilasi, pengkontrol suhu dan menggunakan material yang tidak mengandung gas beracun.  Green Architecture oleh Brenda dan Robert Vale  Konservasi energi o Bangunan seharusnya meminimalkan penggunaan kebutuhan akan energi o Perlindungan sumber daya alam o Pendayagunaan alam sebagai sumber energi bagi keperluan studi dan rekreasi o Memanfaatkan limbah sebaik-baiknya seperti dengan menjadikan limbah sebagai sumber energy biogas atau pupuk 57 o Penentuan lokasi yang paling tepat guna dengan cara pemilihan sumber daya alam yang sesuai dengan kebutuhan dari fungsi bangunan atau proyek  Bekerja sama dengan iklim o Bangunan bekerja sama dengan iklim dan sumber energi alam o Memanfaatkan energi yang tersedia di alam seperti matahari, angin, hujan dan air o Pencahayaan alami pada siang hari o Penghawaan alami  Meminimalisasi sumber-sumber daya baru o Penggunaan material daur ulang o Penggunaan material yang dapat diperbaharui o Merancang bangunan dari sisa bangunan yang sebelumnya o Penggunaan material yang ramah lingkungan  Menghargai pemakai Green arsitektur menyadari bahwa pengguna atau pemakai dari bangunan harus diperhatikan kebutuhannya. Untuk itu dilakukan pendekatan yang memperhatikan kenyamanan penggunanya namun selaras dengan prinsip Green arsitektur yang lainnya. Misalnya : daripada menggunakan AC untuk kenyamanan pengguna, sebaiknya menggunakan penghawaan alami untuk menyejukkan ruangan dengan ventilasi silang. Daripada menggunakan terlalu banyak energi untuk penerapan lampu pada siang hari agar penggunan tetap nyaman beraktifitas dalam bangunan prinsip Green Arsitektur menerapkan pencahayaan alami  Menghargai site Seminimal mungkin merubah tapak. Misalnya dengan mempertahankan kontur tanah. Tidak mengambil jalan pintas dengan cara cut dan fill site dalam pembangunan di tapak. Memberi pori – poribagi tanah agar tetap memiliki aliran udara. Menurut seorang arsitek Australia, Glenn Murcutt : “ Seorang harus menyentuh bumi secara ringan “ yang dia kutip dari kata-kata orang Aborigin. Kata-kata ini memliputi interaksi bangunan dan sitenya merupakan suatu hal yang sangat penting dalam penerapan green 58 arsitektur. Suatu bangunan yang menghabiskan banyak energy akan menghasilkan sumber polusi dan menjadi asing bagi penggunanya tidak menyentuh bumi secara ringan.  Holistik Seluruh prinsip – prinsip Green Arsitektur digabungkan dalam suatu pendekatan holistik pada lingkungan yang dibangun

3.2 Kriteria Tema

Dokumen yang terkait

Hubungan Pelayanan Jasa Bimbingan Belajar Dengan Motivasi Berprestasi Siswa (Studi kasus terhadap siswa kelas 3 SMA bimbingan belajar Ganesha Operation (GO) Medan)

8 125 101

Analisis Aplikasi Evaluasi Belajar Siswa Pada Lembaga Bimbingan Belajar Ganesha Operation

0 5 1

Laporan Kerja Praktek Lapangan Pada Divisi Teknologi Dan Informasi Bimbingan Belajar Ganesha Operation

10 50 67

PERSONAL SELLING SEBAGAI STRATEGI PROMOSI LEMBAGA BIMBINGAN BELAJAR GANESHA OPERATION DALAM MENGHADAPI PERSAINGAN INDUSTRI BIMBINGAN BELAJAR DI KOTA KLATEN TAHUN 2013

0 5 106

PENGARUH KUALITAS PELAYANAN TERHADAP KEPUASAN SISWA DALAM MEMILIH BIMBINGAN BELAJAR DI GANESHA Pengaruh Kualitas Pelayanan Terhadap Kepuasan Siswa Dalam Memilih Bimbingan Belajar Di Ganesha Operation Surakarta.

0 1 11

PENDAHULUAN Pengaruh Kualitas Pelayanan Terhadap Kepuasan Siswa Dalam Memilih Bimbingan Belajar Di Ganesha Operation Surakarta.

0 1 8

NASKAH PUBLIKASI Pengaruh Kualitas Pelayanan Terhadap Kepuasan Siswa Dalam Memilih Bimbingan Belajar Di Ganesha Operation Surakarta.

1 3 27

TANGGAPAN PESERTA DIDIK TERHADAP PENYELENGGARAAN BIMBINGAN BELAJAR DI GANESHA OPERATION MEDAN (STUDI KASUS PESERTA DIDIK SMA GANESHA OPERATION UNIT HAYAM HURUK MEDAN).

0 6 25

Pengaruh Brand Trust terhadap Brand Loyalty pada Bimbingan Belajar Ganesha Operation Bandung.

1 6 18

PERILAKU KELUHAN DAN PEMULIHAN PELAYANAN JASA (SERVICE RECOVERY ) PADA PELANGGAN SUATU STUDI PADA BIMBINGAN BELAJAR GANESHA OPERATION DI BENGKULU

0 69 52