4. Sasaran
Terjaminnya fleksibilitas sistem transportasi salah satunya dengan adanya pemisahan yang jelas antara badan regulator dengan badan yang melakukan
operasional. Kemudahan pengembangan sistem transportasi yang dapat menyelesaikan
permasalahan kemacetan. Konsistensi pengembangan transportasi jangka panjang.
Konsistensi pelayanan jasa transportasi. Beroperasi sebagai perusahaan yang beorientasi profit dengan tidak
mengesampingkan pada pelayanan masyarakat secara umum, nyaman, produktif, dan ramah lingkungan.
Menjadi perusahaan layanan publik yang mandiri secara finansial.
5. Moto
Jadikan penumpang pelanggan setia Layanan yang baik dan memusakan merupakan alasan konsumen dalam
menggunakan sebuah produk jasa, termasuk juga dalam menggunakan jasa Tranpakuan. Tercapainya tujuan perusahaan dengan strategi bauran pemasaran
yang tepat akan memberikan dampak pda peningkatan pelayanan, sehingga konsumen akan senantiasa menggunakan jasa Transpakuan dibandingkan moda
transportasi umum lainnya.
4.1.3 Transpakuan Bogor
Transpakuan merupakan suatu unit usaha yang dimiliki ole PDJT. Unit usaha ini dibentuk pada tanggal 12 April 2007 dan mulai melayani jasa
transportasi semenjak tanggal 3 Juni 2007 dengan rute awal Bubulak –
Baranangsiang. Transpakuan beroperasi dengan menggunakan bus bantuan dari Departemen Perhubungan RI sebanyak 10 unit di tahun 2007 dan 20 unit di tahun
2008. Bus bantuan dari Departemen Perhubungan yang berjumlah 30 unit ini 20
diantara nya merupakan buatan tahun 2007 dan sisanya 10 unit merupakan buatan tahun 2005. Setiap bus memiliki muatan maksimal sebanyak 27 orang baik yang
duduk maupun berdiri, yang sesuai dengan standar pelayanan minimum oleh Dirjen Perhubungan Darat. Bus Transpakuan ini juga dikenal dengan bus yang
ramah lingkungan. Bus Transpakuan menggunakan bahan bakar bio diesel dengan komposisi 20 minyak jelantah dan 80 minyak diesel. Bus inilah yang menjadi
aset pertama PDJT Kota bogor selaku pengelola Transpakuan. Transpakuan sebagai sebuah jasa transportasi modren hanya melalui
beberapa jalur utama di kota Bogor, dimana jalur tersebut ditentukan oleh DLLAJ dan PDJT hanya berperan sebagai pelaksana. Disamping itu, Transpakuan tidak
berhenti disembarang tempat layaknya transportasi umum lainnya. Transpakuan memiliki Shelter tempat menurunkan dan menaikna penumpang, hal ini bertujuan
untuk menjaga kelancaran dan kenyamanan baik bagi penumpang maupun pengguna jalan lainnya.
Usaha Transpakuan menjadi transportasi utama di kota bogor tidaklah mulus. Banyaknya saingan dari transportasi umum lainnya serta terbatasnya jalur
yang tersedia membuat sepinya pengguna. Menurut berita radarbogor.com 2011, transpakuan semenjak diluncurkan pada tahun 2007 sampai tahun 2009 terus
merugi sebesar Rp. 400juta, Rp. 700juta, dan Rp. 1,6 miliar secara berturut-turut. Hal ini menyebabkan terjadinya perdebatan tentang keberadaan dan kontribusi
Transpakuan. Meningkatnya kerugian yang dialami oleh Transpakuan setiap tahunnya
memunculkan perdebatan yang semakin besar di berbagai kalangan di kota Bogor. Untuk mengatasi masalah ini, Badan Perencana Pembangunan Daerah dan
pemerintahan kota Bogor melakukan konsultasi dengan GIZ, sebuah konsultan asal Jerman. Konsultasi ini mendapatkan 5 lima hasil yang dapat ditempuh,
diantaranya adalah menyusun Master Plan Transportasi Kota Bogor dan Pengembangan Angkutan Masal Transpakuan. Maka dari itu keberadaan
Transpakuan tetap dipertahankan hingga saat ini Transpakuan sendiri memiliki target jangka panjang dalam kegiatan
transportasi yaitu untuk melayani semua jalur utama yang ada di Kota Bogor. Pada saat itu, angkutan kota angkot menjadi alat transportasi pembantu yang
menghubungkan Transpakuan dengan masyarakat dari perumahan atau kecamatan yang tidak terjangkau oleh Transpakuan. Sampai saat ini Transpakuan telah
melayani 3 jalur utama di Kota Bogor, yaitu jalur 1 Bubulak – Baranang Siang,
jalur 2 Harja Sari – Baranang Siang dan jalur 3 Ciawi – Baranang Siang.
Tiga jalur yang telah beroperasi saat ini didukung dengan sebanyak 88 shelter sebagai tempat menaikan dan menurunkan penumpang. Shelter-shelter
tersebut terdiri dari 15 shelter tertutup, 27 shelter terbuka, dan 46 shelter portable
2
. Shelter tertutup merupakan shelter terbesar dan terlengkap dan ditempatkan hanya di beberapa titik penting. Shelter terbuka hanya menyediakan
tempat duduk untuk menunggu bis, sebagian shelter ini merupakan perbaikan dari shelter bus yang telah ada sebelumnya. Sedangkan shelter portable merupakan
sheleter pelengkap untuk transpakuan, shelter ini hanya menyediakan tempat untuk naik dan turun penumpang saja tanpa adanya tempat duduk.
5a 5b
5c Gambar :
5a. Shelter portable 5b. Shelter terbuka
5c. Shelter tertutup
4.2. Identifikasi Strategi Bauran Pemasaran pada Transpakuan Bogor