pemasaran dapat berjalan sesuai dengan apa yang direncanakan. Adapun bauran pemasaran itu antara lain produk, price, place, promotion, people, physical
evidence, dan process Kotler, 2005. Kombinasi dari kebijakan-kebijakan bauran pemasaran ini akan sangat mempengaruhi keberhasilan strategi pemasaran yang
dilaksanakan oleh PDJT sebagai pengelola Transpakuan Bogor.
4.2.1 Produk Product
Transpakuan merupakan unit usaha yang memberikan pelayanan jasa transportasi sebagai produknya. Transpakuan memiliki rencana jangka panjang
untuk dapat menyediakan jasa transportasi umum di seluruh jalaur utama transportasi kota Bogor. Namun hingga saat ini Transpakuan hanya menyediakan
jasa transportasi umum di 3 tiga jalur
2
, yaitu : a.
Jalur 1 Bubulak – Baranang Siang , merupakan jalur pertama yang dilayani oleh Transpakuan. jalur ini dibuka pada tanggal 3 Juni 2007.
b. Jalur 2 Harjasari – Baranang Siang , jalur Transpakuan ke arah puncak
Ciawi yang mulai dioperasikan semenjak 3 Juni 2009. c.
Jalur 3 Bellanova – Baranang Siang , jalur ketiga yang dimiliki oleh Transpakuan hingga saat ini. Jalur ini mulai beroperasi semenjak 7 Februari
2010. Tiga jalur yang telah beroperasi menggunakan 30 unit bus yang diberikan
oleh Departemen Perhubungan RI. Pada masing-masing bis memiliki seorang supir dan seorang konektur dalam memberikan pelayanan transportasi. Konektur
bertugas membuka dan menutup pintu bagi para penumpang serta melayani pembayaran dan pembelian karcis.
Transpakuan belum dapat melayani seluruh jalur utama di kota Bogor hingga saat. Hal ini terkait DLLAJ yang belum memberikan izin operasi bagi
PDJT selaku pengelola Transpakuan. Belum diberikannya izin operasional oleh DLLAJ dikarenakan sangat banyaknya layanan transportasi umum yang telah
tersedia di kota Bogor.
4.2.2 Harga Price
Harga merupakan hal penting yang harus mendapatkan perhatian khusus dalam bauran pemasaran, hal ini dikarenakan harga merupakan poin krusial bagi
konsumen dan unit usaha Transpakuan.harga yang terlalu tinggi akan
memberatkan konsumen sementara jika terlalu rendah akan memberikan beban yang terlalu besar bagi PDJT selaku pengelola Transpakuan.
Kebijakan mengenai harga tikep pada Transpakuan merupakan hal yang tidak mudah bagi PDJT. Dengan berkonsultasi dengan konsultan asal Jerman
yang bernama GIZ
,
harga awal yang ditetapkan oleh PDJT untuk setiap perjalanan menggunakan Transpakuan adalah sebesar Rp. 3000,-. Harga tersebut berada di
bawag harga produksi sebenarnya yang berkisar di angka Rp. 6000,-, namun karena masih rendahnya nilai beli msyarakat Bogor maka harga tersebut terpaksa
ditetapkan. Kebijakan harga tiket yang lebih rendah menyebabkan kerugian bagi
Transpakuan, walaupun begitu Transpakuan tetap dipertahankan karena tujuan utama Transpakuan adalah melayani publik serta merupakan rencana jangka
panjang bagi transportasi kota Bogor. Demi menutupi beban biaya transpakuan maka PDJT melakukan kebijakan subsidi silang dalam menutupi beban biaya
yang ditimbulkan oleh unit usaha Transpakuan. dana subsidi silang ini berasal dari beberaoa unti usaha lain yang dijalankan oleh PDJT yaitu: bus pariwisata,
bengkel, mobil derek, dan secure parking. Namun begitu belum juga mampu menutupi kerugian yang ditimbulkan oleh Transpakuan, hal ini dikarenakan
belum semua jenis usaha lain PDJT yang telah beroperasi. Rendahnya harga jual tiket pada transpakuan membuat PDJT mengalami
kerugian setiap tahunnya semenjak pertama kali beroperasi. Hal ini juga semakin diperparah dengan kenaikan harga bahan bakar minyak. Untuk mengatasi hal
tersebut, pada tanggal 1 September 2012 PDJT melakukan kenaikan harga tiket menjadi Rp. 4000,-. Kenaikan harga tiket ini sesuai dengan SK Direksi PDJT no.
551.2kep.38-PDJT20012 tentang penyesuaian tarif angkutan umum massal bus transpakuan radarbogor.com, 2012. Dengan ditetapkannya harga baru pada
Transpakuan akan memperbaiki kondisi keuangan PDJT. Disamping itu, kenaikan harga juga diikuti dengan perbaikan pelayanan agar tidak terjadi penurunan
konsumen.
4.2.3 Tempat Place