Kadar Air Kadar Abu

41

C. ANALISIS KIMIA BAHAN BAKU

1. Analisis Proksimat

Analisis proksimat pada bahan baku dilakukan untuk mengetahui komposisi kimia pada bahan baku. Analisis proksimat dilakukan pada bahan baku seperti terigu dan pati garut termodifikasi PGT. Selain itu, juga dilakukan analisis proksimat pada pati garut native sebagai pembanding. Analisis proksimat yang dilakukan meliputi analisis kadar air, kadar abu, kadar protein, kadar lemak, dan kadar karbohidrat. Hasil analisis proksimat bahan baku dapat dilihat pada Lampiran 1 dan Tabel 12. Tabel 12 Hasil analisis proksimat bahan baku Komposisi Terigu Pati Garut PGT Kadar Air bb 12.20 c 11.48 a 11.98 b Kadar Abu bk 0.74 c 0.34 a 0.36 b Kadar Protein bk 11.00 c 0.24 a 0.52 b Kadar Lemak bk 1.58 c 0.68 a 0.80 b Kadar Karbohidrat bk 86.68 a 98.74 c 98.32 b Keterangan : Angka-angka yang diikuti dengan huruf yang sama menunjukan nilai yang tidak berbeda nyata P0.05; PGT : Pati Garut Termodifikasi Tabel 13 Syarat mutu terigu menurut SNI 01-3751-2006 Komposisi Persyaratan Kadar Air bb Maks. 14.5 Kadar Abu bb Maks. 0.6 Kadar Protein bb Min. 7.0 Kadar Lemak bb - Kadar Karbohidrat bb -

a. Kadar Air

Berdasarkan Tabel 12, diketahui bahwa kadar air pada terigu, pati garut, dan PGT, berturut-turut adalah sebesar 12.20 bb, 11.48 bb, 11.98 bb. Berdasarkan penelitian Sindhuja et al. 2005, diketahui bahwa kadar air pada terigu sebesar 11.73 bb. Berdasarkan analisis sidik ragam Lampiran 8, diketahui bahawa kadar air pati garut berbeda nyata dengan kadar air PGT. Namun, semua bahan baku memiliki kadar air yang rendah. Kadar air yang rendah memperkecil risiko kerusakan bahan baku karena berbagai reaksi biokimia yang menyebabkan kerusakan bahan dapat 42 berlangsung dengan media air. Menurut deMan 1997, kadar air dapat mempengaruhi penurunan mutu makanan secara kimia dan mikrobiologi. Beberapa kerusakan yang disebabkan oleh kadar air yang tinggi pada bahan pangan adalah pertumbuhan mikroba, reaksi pencoklatan, dan hidrolisis lemak.

b. Kadar Abu

Kadar abu merupakan unsur mineral sebagai sisa yang tertinggal setelah bahan dibakar sampai bebas karbon. Kadar abu juga dapat diartikan sebagai komponen yang tidak mudah menguap, tetap tertinggal dalam pembakaran dan pemijaran senyawa organik Soebito 1988. Berdasarkan Tabel 12, diketahui bahwa kadar abu pada terigu, pati garut, dan PGT berturut-turut adalah sebesar 0.74 bk, 0.34 bk, 0.36 bk. Berdasarkan analisis sidik ragam Lampiran 9, kadar abu pati garut berbeda nyata dengan kadar abu PGT. Kadar abu PGT lebih tinggi daripada kadar abu pati garut. Menurut Pratiwi 2008b, lebih tingginya kadar abu pada PGT mungkin disebabkan adanya kontaminasi zat anorganik pada saat pengeringan drum dryer yang menggunakan lempengan logam.

c. Kadar Protein