31 suhu 50
o
C selama 6 jam. Sebanyak 0.5 g sampel yang telah dihaluskan ditimbang dan dimasukkan ke dalam erlenmeyer 300 ml. Ditambahkan air
destilata sebanyak 25 ml dan 5 ml HCl 25. Erlenmeyer ditutup, lalu dipanaskan di atas penangas air suhu 100
o
C selama 2.5 jam untuk menghidrolisis pati. Setelah didinginkan, larutan hasil hidrolisis dinetralkan
dengan larutan NaOH 25 dan diencerkan sampai volume 100 ml setelah itu dihomogenisasi serta disaring untuk kemudian disebut larutan stok
Penentuan total gula pereduksi dengan metode Anthrone
Disiapkan larutan pereaksi Anthrone 0.1 dengan melarutkan 0.1 g bubuk Anthrone dalam 100 ml asam sulfat pekat. Larutan dibuat sesaat
sebelum digunakan. Dari larutan stok dipipet 1 ml dan dipindahkan ke dalam labu takar 100 ml. Dari larutan tersebut, sebanyak 1 ml dimasukkan ke dalam
tabung reaksi bertutup, lalu ditambahkan dengan 5 ml pereaksi Anthrone. Untuk kurva standar, sampel diganti dengan larutan glukosa murni 0.2 mgml
sebanyak 0.0, 0.2, 0.4, 0.6, 0.8, dan 1.0 ml yang masing-masing kemudian ditepatkan menjadi 1 ml dengan air destilata. Tabung ditutup dan diinkubasi
dalam penangas air pada suhu 100
o
C selama 12 menit. Larutan segera didinginkan dengan air mengalir, lalu dibaca absorbansinya dengan
spektrofotometer pada panjang gelombang 630 nm. Kadar gula pereduksi sampel ditentukan berdasarkan kurva standar glukosa yang diperoleh dari plot
kadar glukosa dan absorbansi larutan glukosa murni.
Penentuan kadar pati sampel
Nilai kadar gula pereduksi yang diperoleh dikalikan dengan faktor pengenceran. Kadar total pati dalam sampel diperoleh dengan mengalikan
kadar total gula dengan faktor konversi 0.9.
i. Kadar Amilosa Apriyantono
et al. 1989 Pembuatan kurva standar amilosa
Sebanyak 40 mg amilosa murni dimasukkan ke dalam tabung reaksi bertutup, ditambahkan 1 ml etanol 95 dan 9 ml larutan NaOH 1 N ke dalam
tabung reaksi. Lalu dipanaskan dalam penangas air pada suhu 95
o
C selama 10
32 menit. Setelah didinginkan, larutan gel pati dipindahkan secara kuantitatif ke
dalam labu takar 100 ml yang kemudian ditambahkan air destilata sampai tanda tera sebagai larutan stok standar.
Dari larutan stok dipipet 1, 2, 3, 4, dan 5 ml dan dipindahkan masing- masing ke dalam labu takar 100 ml. Ke dalam masing-masing labu takar
tersebut kemudian ditambahkan 0.2, 0.4, 0.6, 0.8, dan 1.0 ml larutan asetat 1 N. Ditambahkan 2 ml larutan iod 0.2 g I
2
dan 2 g KI dilarutkan dalam 100 ml air destilata ke dalam setiap labu, lalu ditera dengan air destilata. Larutan
dibiarkan selama 20 menit, lalu diukur absorbansinya dengan menggunakan spektrofotometer pada panjang gelombang 625 nm. Kurva standar merupakan
hubungan antara kadar amilosa dan absorbansi.
Analisis sampel
Sebanyak 100 mg sampel pati dimasukkan ke dalam tabung reaksi bertutup. Kemudian ditambahkan 1 ml etanol 95 dan 9 ml larutan NaOH 1
N ke dalam tabung reaksi bertutup. Tabung reaksi bertutup kemudian dipanaskan dalam penangas air pada suhu 95
o
C selam 10 menit. Setelah didinginkan, larutan pati yang telah dipanaskan dipindahkan ke dalam labu
takar 100 ml secara kuantitatif kemudian ditambahkan air destilata sampai tanda tera dan dihomogenkan. Dipipet 5 ml larutan pati kemudian dipindahkan
ke dalam labu takar 100 ml. Ke dalam labu takar tersebut, kemudian ditambahkan 1.0 ml larutan asam asetat 1 N dan 2 ml larutan iod, lalu ditera
dengan air destilata. Larutan dibiarkan selama 20 menit, lalu diukur absorbansinya dengan spektrofotometer pada panjang gelombang 625 nm.
Kadar amilosa ditentukan berdasarkan persamaan kurva standar yang diperoleh.
j. Kadar Serat Pangan Total metode enzimatis AOAC 1995
Sampel kering diekstrak lemaknya dengan pelarut petroleum eter pada suhu kamar selama 15 menit kemudian dikeringkan pada suhu ruang.
Sejumlah 1 g sampel bebas lemak w dimasukkan ke dalam erlenmeyer, kemudian ditambahkan 25 ml 0.1 M buffer fosfat pH 6 dan dibuat suspensi.
Lalu ditambahkan 0.1 ml termamyl, ditutup dengan alufo dan diinkubasi pada
33 suhu 100
o
C selama 15 menit, diangkat dan didinginkan, kemudian ditambahkan 20 ml akuades dan pH diatur menjadi 1.5 dengan menambahkan
HCl 4 M. Selanjutnya ditambahkan 100 mg pepsin, ditutup dan diinkubasi pada suhu 40
o
C dan diagitasi selama 60 menit. Kemudian ditambahkan 20 ml akuades dan pH diatur menjadi 6.8, lalu ditambahkan 100 mg pankreatin,
ditutup dan diinkubasi pada suhu 40
o
C selama 60 menit sambil diagitasi, dan terakhir pH diatur dengan HCl menjadi 4.5. Selanjutnya disaring dengan
kertas saring Whatman No.42 yang sebelumnya telah diketahui bobot keringnya kemudian dicuci dengan 2 x 10 ml aquades, 2 x 10 ml etanol 95,
dan 2 x 10 ml aseton, lalu dikeringkan pada suhu 105
o
C sampai berat tetap sekitar 12 jam dan ditimbang setelah didinginkan dalam desikator D1B1.
Kemudian diabukan dalam tanur 500
o
C selama minimal 5 jam dan ditimbang setelah didinginkan dalam desikator I1B2. Nilai blanko diperoleh dengan
cara yang sama namun tanpa menggunakan sampel. Nilai TDF bb = D1 – B1 – I1 – B2w x 100
Keterangan : D1 = berat sampel setelah dioven I 1 = berat sampel setelah ditanur
B1 = berat blanko setelah dioven B2 = berat blanko setelah ditanur
k. Kadar Pati Resisten metode enzimatik gravimetri AOAC 1995, untuk