38
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. EKSTRAKSI PATI GARUT Marantha arundinacea L.
Umbi garut yang digunakan diperoleh dari kebun percobaan Balai Penelitian Biologi dan Genetika, Cimanggu, Bogor. Tanaman garut ini
dipanen berumur sekitar 10 bulan. Menurut Widowati et al. 2002, pati garut diperoleh dari rimpang garut yang telah berumur 8-12 bulan. Kultivar umbi
garut yang digunakan dalam penelitian ini adalah kultivar creole. Kultivar creole
memiliki kadar pati lebih tinggi dibandingkan kultivar banana sehingga lebih baik untuk diekstrak patinya Kay 1973.
Tahapan pembuatan pati garut meliputi 1 pemilihan bahan, 2 pembersihan dan pencucian bahan dari kotoran dan sisik, 3 pemarutan
rimpang dengan manual atau dengan mesin, 4 penambahan air sehingga pati terpisah dari ampasnya, 5 pemisahan pati dengan penggantian air beberapa
kali untuk mendapatkan endapan warna putih, 6 endapan diperas dan dikeringkan, 7 penggilingan dan pengayakan Pribadi dan Sudiarto 2002.
Pengupasan dilakukan untuk membersihkan umbi dari kotoran dan kulit yang melekat pada umbi tersebut. Pengupasan bersamaan dengan pencucian karena
pencucian dalam air memudahkan pengupasan. Kemudian umbi direndam dalam air sampai seluruh bagian umbi terendam selama 1 jam untuk
melunakkan jaringan umbi agar lebih mudah diparut. Setelah itu, umbi diparut dengan menggunakan rasper mesin parut
untuk untuk merusak sel-sel dan jaringan umbi agar pati mudah terekstrak. Pada saat pemarutan, dilakukan penambahan air untuk memberikan tekanan
agar pati mudah keluar dari sel-sel dan jaringan umbi. Kemudian dilakukan proses ekstraksi dengan menggunakan vibrating screen untuk memisahkan
pati yang larut dalam air dengan ampas. Pada saat ekstraksi, dilakukan penambahan air dengan perbandingan bahan dan air sebesar 1 : 3.5. Ampas
yang diperoleh kemudian diekstraksi kembali menggunakan air dengan perbandingan yang sama pada ekstraksi yang pertama. Suspensi pati hasil
ekstraksi kemudian diendapkan selama 12 jam untuk memudahkan pemisahan air dengan pati.
39 Setelah pati mengendap, air pada bagian atas dialirkan keluar bak
penampung hingga yang tersisa hanya bagian pati basah. Pengeringan pati basah dilakukan dengan menggunakan oven pengering bersuhu 55
o
C selama 6 jam sampai kadar air sekitar 10-12. Pati yang berbentuk bongkahan tidak
seragam selanjutnya digiling untuk mengecilkan ukuran dengan menggunakan disc mill sekaligus dilakukan proses pengayakan pati dengan
ayakan 80 mesh agar didapatkan ukuran pati yang seragam. Pati garut yang telah diayak tersebut telah siap digunakan untuk pembuatan pati modifikasi
Rendemen pati dihitung berdasarkan perbandingan berat pati kering dengan umbi yang sudah dibersihkan kulitnya. Rendemen pati pada penelitian
ini sebesar 15.96. Hasil ini lebih besar dari hasil penelitian Pratiwi 2008b yang menyatakan rendemen pati umbi garut yang dapat diekstrak yaitu
sebesar 10.78. Hal ini disebabkan oleh perbedaan umur pati garut yang
digunakan. Umbi garut yang digunakan dalam penelitian ini berumur 10 bulan sedangkan umbi garut yang digunakan oleh Pratiwi 2008b berumur
sekitar 4-6 bulan. Menurut Badrudin 2004, umbi garut yang digunakan sebagai bahan baku pembuatan pati garut adalah umbi berumur 8-11 bulan.
Rendeme n pati yang diperoleh dari hasil ekstraksi pati umbi garut dapat
dilihat di Tabel 10. Tabel 10
Rendemen pati umbi garut Umbi garut
gram Umbi garut
setelah dikupas gram
Pati gram Rendemen
67300 63100 9900
15.69
B. PEMBUATAN PATI GARUT TERMODIFIKASI UNTUK