Analisis Total Pati Analisis Kadar Amilosa dan Amilopektin

44 utama pada terigu dan pati garut. Pada produk setengah jadi seperti tepung, karbohidrat yang terkandung pada umumnya terdiri atas gula-gula sederhana, pentosan, dekstrin, selulosa, dan pati.

2. Analisis Total Pati

Pati merupakan sumber utama karbohidrat dalam pangan. Pati adalah bentuk penting polisakarida yang tersimpan dalam jaringan tanaman, berupa granula dalam kloroplas daun dan dalam amiloplas pada biji dan umbi Sajilata et al. 2006. Umbi merupakan sumber pati yang terbesar dalam tanaman. Kandungan pati dalam umbi tergantung pada umur tanam umbi yang digunakan. Sastrapradja et al. 1977 menyatakan bahwa usia umbi garut dapat dipanen setelah 8-11 bulan setelah tanam. Berdasarkan hasil penelitian Lampiran 2, diketahui bahwa kadar total pati pada terigu sebesar 73.09 bk. Kadar total pati pada pati garut sebesar 81.86 bk. Hasil ini lebih kecil dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Pratiwi 2008b, yang menyatakan total pati pada pati garut sebesar 94.89 bk. Perbedaan tersebut dipengaruhi oleh proses pengolahan yaitu ekstraksi dan umur umbi garut yang digunakan. Kadar total pati sampel PGT sebesar 89.22 bk. Hasil ini tidak jauh berbeda dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Pratiwi 2008b, yang menyatakan total pati pada PGT sebesar 94.56 bk. Perbedaan kadar total pati terigu, pati garut, dan PGT kemungkinan karena perbedaan sumber botani, varietas yang digunakan serta cara pengolahan. Gambar 7 Hasil analisis kadar total pati pada terigu, pati garut, dan PGT. 45

3. Analisis Kadar Amilosa dan Amilopektin

Pati merupakan bentuk homopolimer dari glukosa dengan ikatan α glikosidik. Pati terdiri atas dua polimer yang berbeda, yaitu senyawa yang lurus amilosa dan senyawa bercabang amilopektin Muchtadi et al. 2006. Kandungan amilosa dalam bahan pangan berpati digolongkan menjadi empat kelompok yaitu kadar amilosa sangat rendah dengan kadar 10, kadar amilosa rendah 10-20, dan kadar amilosa sedang 20-24, dan kadar amilosa tinggi 25 Aliawati 2003. Berdasarkan hasil penelitian Lampiran 3, diketahui bahwa kadar amilosa pada terigu sebesar 4.70 bk. Menurut Pratiwi 2008b, kadar amilosa pati garut sebesar 18.66 bk, sedangkan kadar amilosa pada PGT sebesar 18.69 bk. Hasil tersebut tidak berbeda nyata berdasarkan analisis sidik ragam Lampiran 14. Hal ini membuktikan bahwa proses pembuatan pati resisten tipe III hanya mengubah struktur amilosanya dan bukan kadar amilosanya. Hasil ini sama dengan hasil penelitian pati resisten oleh Anggraini 2007 bahwa tidak terjadi perubahan kadar amilosa pada pati yang dimodifikasi dengan perlakuan autoclaving-cooling. Jika dipanen pada kondisi pati optimum, kadar amilosa pati garut dapat lebih tinggi dari kadar amilosa pati garut yang digunakan pada penelitian ini yaitu dapat mencapai 27. Kadar amilosa dipengaruhi beberapa faktor antara lain : jenis botani, varietas tanaman, umur botani. Pada kondisi pati optimum, dibandingkan dengan kadar amilosa umbi lainya kadar amilosa garut cukup tinggi Naraya dan Moorthy 2002. 46 Gambar 8 Hasil analisis kadar amilosa pada terigu, pati garut, dan PGT. Kadar amilopektin sampel didapat dari hasil pengurangan kadar pati dengan kadar amilosa. Hasil kadar amilopektin by different terigu, pati garut, dan PGT berturut-turut sebesar 68.39 bk, 63.20 bk, dan 70.53 bk.

4. Analisis Kadar Serat Pangan Total