Santan Kelapa Pengembangan dessert berbasis isolat protein basah ikan lele (Clarias sp.) dengan pewarna alami

2.8 Santan Kelapa

Santan merupakan emulsi minyak dalam air yang warnanya seperti susu. Santan berasal dari ekstraksi daging buah kelapa dengan atau tanpa ditambahkan air. Dalam santan terdapat lemak, air, karbohidrat, protein dan lain-lain. Komponen utama dalam santan yaitu air dan lemak. Santan di Thailand sangat popular sebagai bahan tambahan dalam masakan, biasanya digunakan sebagai bumbu kari dan dessert Tansakul dan Chaisawang 2005. Menurut Hagenmaier et al. 1973 diacu dalam Djarkasi 1995 sebagian besar komponen daging kelapa, terutama bahan-bahan yang larut dalam air banyak terdapat dalam santan. Beberapa macam protein yang tidak larut air juga terdapat dalam santan, karena ukuran partikel protein yang sangat kecil mampu melewati saringan pada waktu pengepresan. Menurut Somaatmadja et al. 1973 diacu dalam Djarkasi 1995 pembuatan santan dapat dilakukan dengan proses basah yaitu sejumlah parutan kelapa dicampur dengan air. Proses ini banyak dilakukan di rumah tangga. Air kelapa dapat digunakan dalam pembuatan santan yaitu untuk dicampur dengan parutan kelapa. Semakin lama pengadukan air dengan kelapa, semakin banyak komponen daging yang terlarut. Setelah pengadukan, kemudian disaring dan diperoleh santan. Menurut Thampan 1981 diacu dalam Djarkasi 1995 ekstraksi santan dilakukan dengan penambahan air setengah sampai dua kali berat daging kelapa kemudian dimasukan ke dalam screw press atau expeller untuk mengekstraknya. Komposisi kimia santan bervariasi tergantung pada varietas kelapa yang digunakan, umur buah dan daerah dimana kelapa tumbuh Grimwood 1975 diacu dalam Djarkasi 1995. Adanya penambahan air pada pembuatan santan sangat mempengaruhi komposisi kimia santan tersebut, seperti terlihat pada Tabel 4. Somaatmadja et al. 1974 diacu dalam Djarkasi 1995 mengatakan bahwa santan yang diawetkan hanyalah krimnya, yaitu bagian teratas dari santan yang mengandung lemak kurang lebih 41,21 dan protein 5,56. Menurut Tejada 1973 diacu dalam Djarkasi 1995 santan krim mulai terkoagulasi pada suhu 80,9 o C. Pasteurisasi dibawah suhu koagulasi dapat mencegah menggumpalnya santan krim. Pengulangan proses strerilisasi pada suhu 100 o C, 105 o C dan 110 o C selama 15 menit dapat memperpanjang umur simpan santan sampai 3 bulan, sedangkan krim santan yang diolah pada suhu 121 o C akan mempunyai masa simpan minimal 6 bulan. Tabel 4 Komposisi santan murni tanpa penambahan air dan santan dengan penambahan air, untuk 100 gr contoh Komposisi Santan Murni Santan dengan peanambahan air Kalori 324 122 Protein gr 4,2 2 Lemak gr 34,3 10 Karbohidrat gr 5,6 7,6 Kalsium mg 14 25 Posfor mg 1,9 0,1 Vitamin A IU Thiamin mg Air gr 54,9 80 Bagian yang dapat dimakan 100 100 Sumber : Cheosakul 1967 diacu dalam Djarkasi 1995 Kandungan air dan protein yang tinggi dalam santan kelapa dapat menyebabkan santan mudah mengalami kerusakan. Dengan adanya air maka lemak dari santan dapat terhidrolisis menjadi gliserol dan asam lemak. Adanya asam-asam lemak, akan menimbulkan bau dan rasa tengik. Pemanasan dapat mengawetkan santan, namun dapat juga merusak bentuk emulsinya Cheosakul 1967 diacu dalam Djarkasi 1995.

2.9 Pemasakan