Proses  pemanasan    pada  saat  pengolahan  dapat  mendorong  terjadinya oksidasi  serta  menurunkan  kualitas  nutrisi  dari  produk  cendol.  Hasil  oksidasi
lemak dapat menimbulkan off flavour, selain itu oksidasi asam lemak tidak jenuh dapat menyebabkan menurunnya nilai gizi karena kerusakan vitamin karoten dan
tokoferol dan asam lemak esensial dalam lemak. Malonaldehida merupakan hasil dari  oksidasi  lemak  yang  mengakibatkan  bau  tidak  enak  tengik  pada  bahan
pangan Ketaren, 1986.
4.2.2.3 Nilai total plate count TPC
Kandungan  TPC  dalam  produk  cendol  merupakan  salah  satu  parameter mikrobiologis  untuk  mengetahui  tingkat  kemunduran  mutu  produk  dan
kelayakannya untuk dikonsumsi.  Nilai TPC produk cendol selama penyimpanan dapat dilihat pada Gambar 23.
Gambar 23 Grafik hasil uji Total Plate Count TPC  cendol berbasis surimi ikan lele selama penyimpanan
Hasil uji TPC menunjukkan bahwa cendol komersial mempunyai nilai yang paling tinggi dibandingkan dengan cendol berbasis surimi. Pada hari ke-0 cendol
komersial  memiliki  nilai  TPC    7,7  X  10
4
kolonig    lebih  tinggi  dibandingkan dengan  cendol  berbasis  surimi,  sehingga  peningkatan  jumlah  koloninya  pun
menjadi  lebih  cepat  selama  masa  penyimpanan.  Data  lengkap  hasil  uji  TPC selama  penyimpanan  dapat  dilihat  pada  Lampiran  12.  Cendol  berbasis  surimi
menunjukkan  bahwa  semakin  tinggi  konsentrasi  surimi  yang  digunakan  untuk pembuatan  cendol  maka  nilai  TPC-nya  semakin  tinggi  dan  meningkat  selama
masa penyimpanan. Bakteri yang terdapat pada makanan dapat berasal dari bahan
1.00E+00 1.00E+01
1.00E+02 1.00E+03
1.00E+04 1.00E+05
1.00E+06 1.00E+07
1.00E+08 1.00E+09
ke-0 ke-4
ke-8 L
o g
T P
C k
o lo
n ig
Lama Penyimpanan hari komersial
Surimi 35 Surimi 30
surimi 25
baku  yang  digunakan  dalam  pembuatan  adonan,  peralatan,  maupun  dari  udara atau  lingkungan  sekitar.  Hasil  uji  TPC  hari  ke-8  menunjukkan  bahwa  nilai  TPC
cendol  komersial  mencapai  2,1x10
8
kolonig,  sedangkan  cendol  berbasis  surimi dengan  penggunaan  surimi  25,  30  dan  35  secara  berturut-turut  sebagai
berikut  2,4x10
3
kolonig,  2,5x10
3
kolonig,  dan  1,4x10
4
kolonig.  Fardiaz  1992 menyatakan  bahwa  pada  fase  logaritmik  jasad  renik  membelah  dengan  cepat,
pertambahan  jumlahnya  mengikuti  fase  logaritmik  dan  sangat  dipengaruhi  oleh medium  tempat  tumbuhnya  seperti  pH,  kandungan  nutrien,  kondisi  lingkungan
dan kelembaban udara. Cendol  komersial  pada  penyimpanan  hari  ke-8  mempunyai  kandungan
bakteri  yang  melebihi  ambang  batas  makanan  yang  aman  dikonsumsi,  sedang cendol berbasis surimi masih aman untuk dikonsumsi. International Commission
on Microbiological Spesification for Foods ICMSF 1986 diacu dalam Mexis et al.  2009  menyatakan  bahwa  batas  atas  kandungan  mikroba  produk  makanan
nilai total viabel count TVC tidak boleh lebih dari 7 log cfugram. Penyimpanan  produk  pada  suhu  dingin  dapat  memperlambat  kecepatan
reaksi-rekasi  metabolisme,  yaitu  pada  umumnya  setiap  penurunan  suhu  8
o
C kecepatan  reaksi  akan  berkurang  kira-kira  setengahnya.  Oleh  sebab  itu
penyimpanan bahan pangan pada suhu rendah dapat memperpanjang masa hidup jaringan-jaringan  di  dalam  bahan  pangan  tersebut.  Hal  ini  disebabkan  karena
pertumbuhan  mikroba  penyebab  kebusukan  dan  kerusakan  dapat  dihambat. Pendinginan  tidak  dapat  membunuh  mikroba  tetapi  hanya  menghambat
pertumbuhannnya Winarno, 2008.
4.3 Penentuan Formula Terbaik Cendol Berbasis Surimi