Proses Belajar Mengajar Pengertian Akuntansi

commit to user 8 mempengaruhi orang lain anak didik, memberi pertolongan kepada anak yang masih dalam pertumbuhan dan perkembangan untuk mencapai kedewasaan. Bertolak pada pendapat yang dikemukakan oleh para ahli diatas maka dapat ditarik kesimpulan bahwa pendidikan merupakan suatu proses atau kegiatan pembelajaran yang diberikan melalui interaksi antara pendidik kepada peserta didik dengan mengoptimalkan potensi peserta didik untuk membantu peserta didik dalam mencapai tujuan hidupnya.

2. Proses Belajar Mengajar

Interaksi atau proses belajar mengajar yang terjadi antara guru dan siswa dalam kegiatan belajar mengajar merupakan kegiatan yang pokok dalam keseluruhan proses pendidikan dan pengajaran di sekolah. Menurut Tabrani Rusyam 1989:4 “Proses belajar mengajar merupakan suatu interaksi antara peserta didik dan guru dalam rangka mencapai tujuan”. Anwar Kholil 2009 berpendapat bahwa: ”Proses belajar mengajar merupakan proses kegiatan interaksi antara dua unsur manusiawi yakni siswa sebagai pihak yang belajar dan gu ru sebagai pihak yang mengajar”. Proses belajar mengajar menempatkan siswa sebagai pusat perhatian. Tabrani Rusyam 1989:5 berpendapat bahwa setiap proses interaksi belajar mengajar selalu ditandai dengan sejumlah unsur, yakni: a. Tujuan yang ingin dicapai, b.Adanya guru dengan peserta didik sebagai individu yang terlibat dalam proses interaksi tersebut, c. Adanya bahan pelajaran, dan d.Adanya metode sebagai alat wasilah untuk menciptakan situasi belajar-mengajar. Berdasarkan pendapat tersebut di atas, dapat dikatakan bahwa proses belajar mengajar merupakan suatu interaksi atau hubungan timbal balik antara guru dengan peserta didik dalam situasi pendidikan untuk mencapai suatu tujuan. Dalam mengajar guru dituntut untuk sabar, ulet, terbuka dan mampu menciptakan situasi belajar mengajar yang lebih aktif, sedangkan peserta didik diharapkan bersemangat dan kooperatif. Berhasil tidaknya suatu proses belajar mengajar pada commit to user 9 prinsipnya tergantung guru dan peserta didik yang melakukan kegiatan belajar mengajar.

3. Pembelajaran Kooperatif dengan Tipe NHT

a. Pengertian Pembelajaran Kooperatif

Cooperative mengandung pengertian bekerja bersama dalam mencapai tujuan bersama. Dalam kegiatan kooperatif terjadi pencapaian tujuan secara bersama-sama yang sifatnya merata dan menguntungkan setiap anggota kelompoknya. “Pembelajaran kooperatif adalah model pembelajaran dimana para siswa bekerja sama dalam kelompok-kelompok kecil untuk saling membantu satu sama lainnya dalam mempelajari materi pelajaran” Slavin, 2008:4. Sedangkan menurut Isjoni 2007:12 “Cooperative Learning merupakan model pembelajaran dengan sejumlah siswa sebagai anggota kelompok kecil yang tingkat kemampuannya berbeda”. Agus Suprijono 2010: 54 mengemukakan bahwa “Pembelajaran kooperatif adalah konsep yang lebih luas meliputi semua jenis kerja kelompok termasuk bentuk- bentuk yang lebih dipimpin oleh guru atau diarahkan oleh guru”. Secara umum pembelajaran kooperatif dianggap lebih diarahkan oleh guru, di mana guru menetapkan tugas dan pertanyaan-pertanyaan serta menyediakan bahan-bahan dan informasi yang dirancang untuk membantu peserta didik menyelesaikan masalah yang dimaksud. Ciri pembelajaran kooperatif menurut Isjoni 2007:20 adalah: a. Setiap anggota memiliki peran. b.Terjadi hubungan interaksi langsung di antara siswa. c. Setiap anggota kelompok bertanggung jawab atas belajarnya dan juga teman-teman sekelompoknya. d.Guru membantu mengembangkan keterampilan-keterampilan interpersonal kelompok. e. Guru hanya berinteraksi dengan kelompok saat diperlukan. Cooperative learning merupakan suatu model pembelajaran yang mengutamakan adanya kerjasama antar siswa dalam kelompok untuk mencapai commit to user 10 tujuan pembelajaran. Siswa dibagi ke dalam kelompok-kelompok kecil dan diarahkan untuk mempelajari materi pelajaran yang telah ditentukan. Tujuan dibentuknya kelompok kooperatif adalah untuk memberikan kesempatan kepada siswa agar dapat terlibat secara aktif dalam proses berpikir dan dalam kegiatan- kegiatan belajar. Dalam hal ini sebagian besar aktifitas pembelajaran berpusat pada siswa, yakni mempelajari materi pelajaran serta berdiskusi untuk memecahkan masalah. Pembelajaran kooperatif memberi kesempatan siswa untuk berkomunikasi dan berinteraksi sosial dengan temannya untuk mencapai tujuan pembelajaran, sementara guru bertindak sebagai motivator dan fasilitator aktivitas siswa. Model pembelajaran ini tidak hanya unggul dalam membantu siswa memahami konsep yang sulit, tetapi juga sangat berguna untuk menumbuhkan kemampuan berfikir kritis, bekerja sama dan membantu teman. Dalam pembelajaran kooperatif, pembentukan kelompok adalah secara heterogen dengan tujuan agar setiap anggota dapat belajar bekerja sama dengan semua orang tanpa memandang latar belakang tingkat kemampuan akademis, ras, budaya dan jenis kelamin. Berdasarkan pendapat di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa pembelajaran kooperatif merupakan pembelajaran yang dilakukan oleh siswa dengan cara pembentukan kelompok secara heterogen untuk saling kerja sama sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai.

b. Kelebihan dan Kekurangan Model Pembelajaran Kooperatif

Jarolimek dan Parker dalam Isjoni 2007: 24 mengemukakan bahwa model pembelajaran kooperatif memiliki kelebihan dan kekurangan antara lain sebagai berikut: Kelebihan pembelajaran kooperatif antara lain: 1 Saling ketergantungan yang positif. 2 Adanya pengakuan dalam merespon perbedaan individu. 3 Siswa dilibatkan dalam perencanaan dan pengelolaan kelas. 4 Suasana kelas yang rileks dan menyenangkan. 5 Terjalinnya hubungan yang hangat dan bersahabat antara siswa dengan guru. 6 Memiliki banyak kesempatan untuk mengekspresikan pengalaman emosi yang menyenangkan. commit to user 11 Kekurangan pembelajaran kooperatif antara lain: 1 Guru harus mempersiapkan pembelajaran secara matang, disamping itu memerlukan lebih banyak tenaga, pemikran dan waktu. 2 Agar proses pembelajaran berjalan dengan lancar maka dibutuhkan dukungan fasilitas, alat dan biaya yang cukup memadai. 3 Selama kegiatan diskusi kelompok berlangsung, ada kecenderungan topik permasalahan yang sedang dibahas meluas. Sehingga banyak yang tidak sesuai dengan waktu yang telah ditentukan. 4 Saat diskusi kelas, terkadang didominasi oleh seseorang, hal ini mengakibatkan siswa yang lain menjadi pasif. Keberhasilan pelaksanaan suatu model pembelajaran sangat tergantung pada kemampuan guru dalam mengelola proses pelaksanaanya. Karena itu sebelum suatu model pembelajaran diterapkan, guru harus benar-benar memahami bagaimana pelaksanaan dari model pembelajaran tersebut dan memahami kondisi kelas dalam kegiatan belajar mengajar supaya kekurangan-kekurangan dalam penerapan suatu model pembelajaran dapat diminimalkan.

c. Pengertian Tipe Numbered Heads Together NHT

Pembelajaran kooperatif tipe NHT merupakan salah satu tipe pembelajaran kooperatif yang menekankan pada struktur khusus yang dirancang untuk mempengaruhi pola interaksi siswa dan memiliki tujuan untuk meningkatkan penguasaan akademik. Tipe ini melibatkan para siswa dalam menelaah bahan yang tercakup dalam suatu pelajaran dan mengecek pemahaman mereka terhadap isi pelajaran tersebut. Tipe ini bisa digunakan dalam semua mata pelajaran dan untuk semua tingkatan usia anak didik. Anita Lie 2010 : 59 menyatakan bahwa “Numbered Heads Together NHT atau kepala bernomor adalah suatu tipe dari pengajaran kooperatif yang memberikan kesempatan kepada siswa untuk saling membagikan ide-ide dan mempertimbangkan jawaban yang paling tepat”. Selain itu Numbered Heads Together juga mendorong siswa untuk meningkatkan semangat kerjasama mereka, serta dapat digunakan untuk semua mata pelajaran dan semua tingkatan usia. Kagan dalam Isjoni 2007:78 b erpendapat bahwa: ”Pembelajaran NHT secara tidak langsung melatih siswa untuk saling berbagi informasi, commit to user 12 mendengarkan dengan cermat serta berbicara dengan penuh perhitungan, sehingga siswa lebih produktif dalam pembelajaran”. Tipe ini memberi kesempata kepada siswa untuk saling membagikan ide-ide dan pertimbangan jawaban yang paling tepat, selain itu mendorong siswa untuk meningkatkan semangat kerjasama mereka. Trianto 2009:82 mengemukakan langkah-langkah pelaksanaan NHT meliputi empat fase yaitu: 1 Penomoran Dalam fase ini, guru membagi siswa ke dalam kelompok 3-5 orang dan kepada setiap anggota kelompok diberi nomor antara 1 sampai 5. 2 Mengajukan pertanyaan Guru mengajukan sebuah pertanyaan kepada siswa. Pertanyaan tersebut dapat bervariasi atau spesifik. 3 Berfikir bersama Siswa menyatukan pendapatnya terhadap jawaban pertanyaan itu dan meyakinkan setiap anggota dalam timnya mengetahui jawaban tim. 4 Menjawab Guru memanggil suatu nomor tertentu, kemudian siswa yang nomornya sesuai mengacungkan tangannya dan mencoba untuk menjawab pertanyaan untuk seluruh kelas. Anita Lie 2010: 60 mengemukakan pelaksanaan pengajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together adalah sebagai berikut: 1 Siswa dibagi dalam kelompok, setiap siswa dalam kelompok diberi nomor. 2 Guru memberikan soal dan masing-masing kelompok mengerjakannya. 3 Kelompok memutuskan jawaban yang dianggap paling benar dan memastikan setiap anggota dalam kelompok mengetahui jawaban tersebut. 4 Guru memanggil salah satu nomor, siswa dengan nomor yang dipanggil melaporkan hasil kerjasama mereka. Ciri khas dari NHT adalah guru hanya menunjuk seorang siswa yang mewakili kelompoknya. Dalam menujuk siswa tersebut, guru tanpa memberi tahu terlebih dahulu siapa yang akan mewakili kelompok tersebut, dengan cara tersebut diharapkan keterlibatan total semua siswa dan merupakan upaya yang sangat baik untuk meningkatkan tanggung jawab individual dalam diskusi kelompok. commit to user 13

4. Pengertian Prestasi Belajar

a. Pengertian Belajar

Belajar dilakukan oleh setiap individu di dalam hidupnya. Belajar merupakan proses yang dilaksanakan seumur hidup dari saat manusia lahir hingga ia mati. Kegiatan belajar merupakan suatu hal yang penting, mengingat semakin tingginya tuntutan kehidupan masyarakat. Makna belajar sangat beragam tergantung sudut pandang individu yang memaknainya. Oemar Hamalik 1992:45 berpendapat bahwa ”Belajar merupakan terjadinya perubahan dari persepsi dan perilaku”. Sedangkan menurut Muhibbin Syah 1995: 91 “Belajar dapat dipahami sebagai tahapan perubahan seluruh tingkah laku individu yang relatif menetap sebagai hasil pengalaman dan interaksi dengan lingkungan yang melibatkan proses kognitif”. Sejalan dengan kedua pendapat tersebut, Sardiman A.M 2001:53 menyatakan bahwa “Belajar merupakan upaya perubahan tingkah laku dengan serangkaian kegiatan seperti membaca, mendengar, mengamati, meniru dan lain sebagainya”. Berdasarkan pendapat tersebut di atas, dapat disimpulkan bahwa belajar adalah proses perubahan tingkah laku individu sebagai hasil pengalaman dan interaksi dengan lingkungannya. Dengan belajar diharapkan terjadi perubahan-perubahan ke arah yang lebih baik yang dapat meningkatkan kualitas kehidupan manusia.

b. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Belajar

Belajar yang merupakan proses kegiatan untuk mengubah tingkah laku si subyek belajar. Proses belajar banyak dipengaruhi oleh banyak faktor. Muhibbin Syah 2005:132 menyatakan bahwa secara global faktor- faktor yang mempengaruhi belajar dibedakan menjadi: 1 Faktor internal siswafaktor yang berasal dari dalam diri siswa yang meliputi aspek fisiologis dan aspek psikologis. 2 Faktor eksternal siswafaktor yang berasal dari luar diri siswa yang meliputi faktor lingkungan sosial dan faktor lingkungan non sosial. commit to user 14 3 Faktor pendekatan belajar yakni segala cara atau strategi yang digunakan siswa dalam menunjang efektivitas dan efisiensi proses pembelajaran materi tersebut. Berdasarkan pendapat di atas, penulis menguraikan faktor-faktor yang mempengaruhi belajar sebagai berikut: 1 Faktor internal siswa a Aspek fisiologis Kondisi umum jasmani yang menandai tingkat kebugaran organ-organ tubuh dan sendi-sendinya, dapat mempengaruhi semangat dan intensitas siswa dalam mengikuti pelajaran. Kondisi organ yang lemah, dapat menurunkan kualitas ranah cipta kognitif sehingga materi yang dipelajarinyapun kurang atau tidak terbekas. Sehubungan dengan hal tersebut, siswa sangat dianjurkan untuk mengkonsumsi makanan dan minuman yang bergizi serta memilih pola istirahat dan olahraga ringan untuk menjaga kesegaran jasmani. b Aspek psikologis 1 Intelegensi siswa Intelegensi umumnya dapat diartikan sebagai kemampuan psikofisik untuk mereaksi rangsangan atau menyesuaikan diri dengan lingkungan dengan cara yang tepat. Jadi, intelegensi sebenarnya bukan kualitas otak saja, melainkan juga kualitas organ-organ tubuh lainnya. Tingkat kecerdasan atau intelegensi IQ siswa tidak dapat diragukan lagi, sangat menetukan tingkat keberhasilan belajar siswa. 2 Sikap siswa Sikap adalah gejala internal yang berdimensi afektif berupa kecenderungan untuk mereaksi atau merespon dengan cara yang relatif tetap terhadap obyek orang, barang dan sebagainya baik secara positif maupun negatif. Sikap attitude siswa yang positif, terutama terhadap guru dan mata pelajaran yang disajikan commit to user 15 merupakan pertanda awal yang baik bagi proses belajar siswa. Dan begitu pula sebaliknya. 3 Bakat siswa Bakat aptitude adalah kemampuan individu untuk melakukan tugas tertentu tanpa banyak bergantung pada upaya pendidikan dan latihan. Bakat akan dapat mempengaruhi tinggi rendahnya prestasi belajar bidang-bidang studi tertentu. 4 Minat siswa Minat interest adalah kecenderungan dan kegairahan yang tinggi atau keinginan yang besar terhadap sesuatu. Minat dapat mempengaruhi kualitas pencapaian hasil belajar siswa dalam bidang-bidang studi tertentu. Siswa yang menaruh minat besar terhadap mata pelajaran tertentu akan memusatkan perhatian yang intensif terhadap materi itu yang memungkinkan siswa untuk belajar lebih giat dan akhirnya mencapai prestasi yang diinginkan. 5 Motivasi siswa Motivasi adalah keadaan internal organisme baik manusia maupun hewan yang mendorongnya untuk berbuat sesuatu. Motivasi dibedakan menjadi dua yakni motivasi intrinsik hal atau keadaan yang berasal dari dalam diri siswa sendiri yang mendorongnya melakukan tindakan belajar dan motivasi ekstrinsik hal atau keadaan yang datang dari luar siswa yang juga mendorongnya untuk melakukan tindakan belajar. 2 Faktor eksternal siswa a Lingkungan sosial Lingkungan sosial sekolah seperti para guru, staf administrasi dan teman-teman sekelas dapat mempengaruhi semangat belajar seorang siswa. Lingkungan sosial siswa yang lain adalah masyarakat dan keluarga serta teman sepermainannya. b Lingkungan non sosial commit to user 16 Faktor-faktor yang termasuk dalam lingkungan non sosial adalah gedung sekolah dan letaknya, rumah tempat tinggal keluarga siswa dan letaknya, alat-alat belajar, keadaan cuaca dan waktu belajar yang digunakan siswa. 3 Faktor pendekatan belajar Pendekatan belajar adalah segala cara atau strategi yang digunakan siswa dalam menunjang efektivitas dan efisiensi proses pembelajaran materi tertentu. Strategi adalah seperangkat langkah operasional yang direkayasa sedemikian rupa untuk memecahkan masalah atau mencapai tujuan belajar tertentu.

c. Pengertian Prestasi Belajar

Sutratinah Tirtonegoro 1988:43 berpendapat bahwa “Prestasi belajar adalah hasil dari pengukuran serta penilaian usaha belajar yang dinyatakan dalam bentuk simbol, angka, huruf maupun kalimat yang dapat mencerminkan hasil yang sudah dicapai oleh setiap anak dalam periode tertentu ”. Dimyati dan Mudjiono 2009:3 mengartikan “Prestasi belajar adalah hasil dari suatu interaksi tindak belajar dan mengajar ”. Zainal Arifin 1990: 2 mengemukakan fungsi utama prestasi belajar antara lain: a Prestasi belajar sebagai indikator kualitas dan kuantitas pengetahuan yang telah dikuasai anak didik. b Prestasi belajar sebagai lambang pemuasan hasrat ingin tahu. c Prestasi belajar sebagai bahan informasi dalam inovasi pendidikan. d Prestasi belajar sebagai indikator intern dan ekstern dari suatu institusi pendidikan. e Prestasi belajar dapat dijadikan indikator terhadap daya serap kecerdasan anak didik. Berdasarkan beberapa pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa prestasi merupakan capaian atau hasil akhir yang bisa dilihat setelah proses belajar yang dapat dinyatakan dalam bentuk simbol, angka, huruf atau kalimat. Prestasi belajar diperoleh setelah seseorang melakukan aktivitas baik secara individu maupun kelompok. commit to user 17 Prestasi belajar merupakan hal yang tidak dapat dipisahkan dari kegiatan belajar, karena kegiatan belajar merupakan proses, sedangkan prestasi merupakan hasil dari proses belajar. Untuk mengetahui berhasil tidaknya siswa dalam suatu kegiatan belajar, diperlukan evaluasi. Dengan evaluasi bisa diketahui tingkat prestasi yang diperoleh siswa setelah proses belajar mengajar berlangsung.

d. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar

Prestasi yang dicapai antara siswa satu dengan siswa yang lainnya tentunya berbeda-beda. Tinggi rendahnya prestasi yang dicapai siswa sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor. Karena itu untuk mencapai prestasi belajar siswa sebagaimana yang diharapkan, maka perlu diperhatikan beberapa faktor yang mempengaruhi prestasi belajar. Abu Ahmadi dan Widodo Supriyono 2004:131 menyebutkan “Ada dua faktor yang mempengaruhi prestasi belajar, yaitu: faktor dari dalam diri siswa internal dan faktor dari luar diri siswa eksternal”. Faktor dari dalam diri siswa meliputi: tingkat intelegensi, minat, motivasi, kreativitas, perhatian, dan kebebasan belajar. Faktor dari luar diri siswa adalah faktor lingkungan belajar antara lain: kurikulum, media, model pembelajaran, dan keadaan lingkungan sekolah.

5. Pengertian Akuntansi

Rudianto 2009:4 mendefinisikan: ”Akuntansi adalah sebuah sistem informasi yang menghasilkan informasi keuangan kepada pihak-pihak yang be rkepentingan mengenai aktivitas ekonomi dan kondisi suatu perusahaan”. Achmad Tjahjono dan Sulastiningsih 2003:2 berpendapat: ”Akuntansi didefinisikan sebagai suatu sistem informasi yang berfungsi menyediakan informasi kuantitatif dari suatu unit organisasi atau kesatuan ekonomi yang ditujukan kepada para pemakai sebagai dasar dalam pengambilan keputusan ekonomi”. commit to user 18 Moelyati, Toto Sucipto dan Sumardi 2007:3 berpendapat bahwa akuntansi berguna untuk pihak intern maupun ekstern perusahaan. Bagi pihak intern, akuntansi berguna untuk mencapai tujuan-tujuan berikut: a. Perencanaan Berdasarkan informasi ekonomi yang tepat, dapat disusun rencana kerja yang baik untuk pelaksanaan kegiatan tahap berikutnya. b. Pengendalian Berdasarkan rencana dan penerapan aturan akuntansi yang baik, dapat dikontrol atau dinilai jalannya kegiatan perusahaan. c. Pertanggungjawaban Setelah diadakan pencatatan terhadap semua transaksi dan kejadian, pada akhir periode disusun laporan keuangan untuk disampaikan kepada pemilik atau pihak ekstern lain untuk mendapatkan penilaian. Kegunaan akuntansi bagi pihak ekstern adalah sebagai alat untuk mengambil keputusan ekonomi bagi pihak yang memerlukan. Pihak ekstern merupakan pihak yang berada diluar perusahaanlembaga, akan tetapi mereka membutuhkan informasi keuangan perusahaan tersebut, antara lain : investor, calon investor, kreditor, calon kreditor, pemerintah, karyawan pelanggan dan masyarakat. Akuntansi merupakan salah satu mata pelajaran yang diajarkan pada siswa SMK, khusunya jurusan akuntansi. Mata pelajaran akuntansi yang diajarkan pada kelas X SMK Wikarya semester genap ini adalah seputar akuntansi perusahaan dagang. Perusahaan dagang merupakan perusahaan yang kegiatannya melakukan pembelian barang dagang untuk dijual kembali tanpa mengubah bentuknya. Yang dapat digolongkan sebagai perusahaan dagang antara lain distributor, pengecer, toko, swalayan dan lain-lain. Berdasarkan pendapat di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa akuntansi merupakan salah satu bidang yang menyediakan informasi kuantitatif dari suatu organisasi atau kesatuan ekonomi yang diperlukan bagi pihak-pihak yang berkepentingan. Bidang ini pun menjadi salah satu commit to user 19 mata pelajaran dalam kurikulum Sekolah Menengah Kejuruan SMK khususnya jurusan akuntansi. Tujuan diberikan mata pelajaran ini agar mereka menguasai dan mampu menerapkan konsep-konsep dasar, prinsip dan prosedur akuntansi dengan benar, baik untuk kepentingan melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi maupun untuk terjun ke dunia kerja sehingga memberikan manfaat bagi kehidupan siswa.

B. Penelitian yang Relevan

1. Lilis Ernawati 2010 dalam skripsinya yang berjudul “Penerapan Pembelajaran Kooperatif dengan Tipe Numbered Heads Together NHT sebagai Upaya untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Akuntansi pada Siswa Kelas XI IS 3 SMA Negeri 2 Surakarta Tahun Ajaran 20092010”. Berdasarkan penelitian yang telah dilaksanakan, dapat disimpulkan bahwa terdapat peningkatan prestasi belajar mata pelajaran akuntansi baik proses maupun hasil melalui penerapan model pembelajaran kooperatif dengan tipe NHT. Hal ini dapat dilihat dari adanya peningkatan keaktifan siswa dalam apersepsi dari 7 siswa 18,9 pada siklus I menjadi 15 siswa 40,5 pada siklus II dan menjadi 23 siswa 62 pada siklus III, adanya peningkatan keaktifan siswa bertanya pada guru dari 9 siswa 24,3 pada siklus I menjadi 18 siswa 48,6 pada siklus II dan menjadi 24 siswa 64,8 pada siklus III, adanya peningkatan keaktifan siswa dalam diskusi kelompok dari 14 siswa 37,8 pada siklus I menjadi 16 siswa 43 pada siklus II dan menjadi 25 siswa 67,6 pada siklus III, adanya peningkatan kemampuan siswa dalam menjawab pertanyaan guru dari 10 siswa 27 pada siklus I menjadi 20 siswa 54 pada siklus II dan menjadi 27 siswa 72,9 pada siklus III, adanya peningkatan kemandirian siswa dalam mengerjakan evaluasi sendiri dari 16 siswa 43 pada siklus I menjadi 24 siswa 64,8 pada siklus II dan menjadi 31 siswa 83,7 pada siklus III, serta adanya peningkatan pencapaian hasil belajar siswa dari 28 siswa 75,68 pada siklus I meningkat

Dokumen yang terkait

Penerapan model cooperative learning teknik numbered heads together untuk meningkatkan hasil belajar akutansi siswa ( penelitian tindakan kelas di MAN 11 jakarta )

0 6 319

Pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe numbered head together (NHT) terhadap hasil belajar fisika siswa pada konsep fluida dinamis

0 8 192

Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif tipe Numbered Heads Together terhadap Hasil Belajar Fiqih dalam pokok bahasan Riba, Bank, dan Asuransi. (Kuasi Eksperimen di MA Annida Al Islamy, Jakarata Barat)

0 13 150

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Heads Together (NHT) Untuk Meningkatkan Keaktifan Pembelajaran Siswa Kelas X Akuntansi Smk Prawira Marta Kartasura Tahun Ajaran 2012/2013.

0 0 16

PENDAHULUAN Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Heads Together (NHT) Untuk Meningkatkan Keaktifan Pembelajaran Siswa Kelas X Akuntansi Smk Prawira Marta Kartasura Tahun Ajaran 2012/2013.

0 1 6

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Heads Together (NHT) Untuk Meningkatkan Keaktifan Pembelajaran Siswa Kelas X Akuntansi Smk Prawira Marta Kartasura Tahun Ajaran 2012/2013.

0 0 14

PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR AKUNTANSI.

0 0 11

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR KOMPETENSI DASAR JURNAL KHUSUS SISWA KELAS X AKUNTANSI 2 SMK KOPERASI YOGYAKARTA TAHUN AJARAN 2015/2016.

0 1 211

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA AKUNTANSI KELAS X AKUNTANSI 2 DI SMK NEGERI 1 BANTUL TAHUN AJARAN.

0 2 126

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI DAN PRESTASI BELAJAR AKUNTANSI SISWA KELAS X AKUNTANSI 1 SMK NEGERI 1 YOGYAKARTA TAHUN AJARAN 2013/2014.

4 80 195