commit to user 10
tujuan pembelajaran. Siswa dibagi ke dalam kelompok-kelompok kecil dan diarahkan untuk mempelajari materi pelajaran yang telah ditentukan. Tujuan
dibentuknya kelompok kooperatif adalah untuk memberikan kesempatan kepada siswa agar dapat terlibat secara aktif dalam proses berpikir dan dalam kegiatan-
kegiatan belajar. Dalam hal ini sebagian besar aktifitas pembelajaran berpusat pada siswa, yakni mempelajari materi pelajaran serta berdiskusi untuk
memecahkan masalah. Pembelajaran kooperatif memberi kesempatan siswa untuk berkomunikasi
dan berinteraksi sosial dengan temannya untuk mencapai tujuan pembelajaran, sementara guru bertindak sebagai motivator dan fasilitator aktivitas siswa. Model
pembelajaran ini tidak hanya unggul dalam membantu siswa memahami konsep yang sulit, tetapi juga sangat berguna untuk menumbuhkan kemampuan berfikir
kritis, bekerja sama dan membantu teman. Dalam pembelajaran kooperatif, pembentukan kelompok adalah secara heterogen dengan tujuan agar setiap
anggota dapat belajar bekerja sama dengan semua orang tanpa memandang latar belakang tingkat kemampuan akademis, ras, budaya dan jenis kelamin.
Berdasarkan pendapat di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa pembelajaran kooperatif merupakan pembelajaran yang dilakukan oleh siswa dengan cara
pembentukan kelompok secara heterogen untuk saling kerja sama sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai.
b. Kelebihan dan Kekurangan Model Pembelajaran Kooperatif
Jarolimek dan Parker dalam Isjoni 2007: 24 mengemukakan bahwa model pembelajaran kooperatif memiliki kelebihan dan kekurangan antara lain
sebagai berikut: Kelebihan pembelajaran kooperatif antara lain:
1 Saling ketergantungan yang positif.
2 Adanya pengakuan dalam merespon perbedaan individu.
3 Siswa dilibatkan dalam perencanaan dan pengelolaan kelas.
4 Suasana kelas yang rileks dan menyenangkan.
5 Terjalinnya hubungan yang hangat dan bersahabat antara siswa
dengan guru. 6
Memiliki banyak kesempatan untuk mengekspresikan pengalaman emosi yang menyenangkan.
commit to user 11
Kekurangan pembelajaran kooperatif antara lain: 1
Guru harus mempersiapkan pembelajaran secara matang, disamping itu memerlukan lebih banyak tenaga, pemikran dan waktu.
2 Agar proses pembelajaran berjalan dengan lancar maka dibutuhkan
dukungan fasilitas, alat dan biaya yang cukup memadai. 3
Selama kegiatan diskusi kelompok berlangsung, ada kecenderungan topik permasalahan yang sedang dibahas meluas. Sehingga banyak
yang tidak sesuai dengan waktu yang telah ditentukan. 4
Saat diskusi kelas, terkadang didominasi oleh seseorang, hal ini mengakibatkan siswa yang lain menjadi pasif.
Keberhasilan pelaksanaan suatu model pembelajaran sangat tergantung pada kemampuan guru dalam mengelola proses pelaksanaanya. Karena itu
sebelum suatu model pembelajaran diterapkan, guru harus benar-benar memahami bagaimana pelaksanaan dari model pembelajaran tersebut dan memahami kondisi
kelas dalam kegiatan belajar mengajar supaya kekurangan-kekurangan dalam penerapan suatu model pembelajaran dapat diminimalkan.
c. Pengertian Tipe Numbered Heads Together NHT
Pembelajaran kooperatif tipe NHT merupakan salah satu tipe pembelajaran kooperatif yang menekankan pada struktur khusus yang dirancang untuk
mempengaruhi pola interaksi siswa dan memiliki tujuan untuk meningkatkan penguasaan akademik. Tipe ini melibatkan para siswa dalam menelaah bahan yang
tercakup dalam suatu pelajaran dan mengecek pemahaman mereka terhadap isi pelajaran tersebut. Tipe ini bisa digunakan dalam semua mata pelajaran dan untuk
semua tingkatan usia anak didik. Anita Lie 2010
: 59 menyatakan bahwa “Numbered Heads Together NHT atau kepala bernomor adalah suatu tipe dari pengajaran kooperatif yang
memberikan kesempatan kepada siswa untuk saling membagikan ide-ide dan mempertimbangkan jawaban yang paling tepat”. Selain itu Numbered Heads
Together juga mendorong siswa untuk meningkatkan semangat kerjasama mereka, serta dapat digunakan untuk semua mata pelajaran dan semua tingkatan usia.
Kagan dalam Isjoni 2007:78 b erpendapat bahwa: ”Pembelajaran NHT
secara tidak langsung melatih siswa untuk saling berbagi informasi,
commit to user 12
mendengarkan dengan cermat serta berbicara dengan penuh perhitungan, sehingga siswa lebih produktif dalam pembelajaran”. Tipe ini memberi kesempata
kepada siswa untuk saling membagikan ide-ide dan pertimbangan jawaban yang paling tepat, selain itu mendorong siswa untuk meningkatkan semangat kerjasama
mereka. Trianto 2009:82 mengemukakan langkah-langkah pelaksanaan NHT
meliputi empat fase yaitu: 1 Penomoran
Dalam fase ini, guru membagi siswa ke dalam kelompok 3-5 orang dan kepada setiap anggota kelompok diberi nomor antara 1 sampai 5.
2 Mengajukan pertanyaan Guru mengajukan sebuah pertanyaan kepada siswa. Pertanyaan
tersebut dapat bervariasi atau spesifik.
3 Berfikir bersama Siswa menyatukan pendapatnya terhadap jawaban pertanyaan itu dan
meyakinkan setiap anggota dalam timnya mengetahui jawaban tim. 4 Menjawab
Guru memanggil suatu nomor tertentu, kemudian siswa yang nomornya sesuai mengacungkan tangannya dan mencoba untuk
menjawab pertanyaan untuk seluruh kelas.
Anita Lie 2010: 60 mengemukakan pelaksanaan pengajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together adalah sebagai berikut:
1 Siswa dibagi dalam kelompok, setiap siswa dalam kelompok diberi
nomor. 2
Guru memberikan soal dan masing-masing kelompok mengerjakannya. 3
Kelompok memutuskan jawaban yang dianggap paling benar dan memastikan setiap anggota dalam kelompok mengetahui jawaban
tersebut. 4
Guru memanggil salah satu nomor, siswa dengan nomor yang dipanggil melaporkan hasil kerjasama mereka.
Ciri khas dari NHT adalah guru hanya menunjuk seorang siswa yang mewakili kelompoknya. Dalam menujuk siswa tersebut, guru tanpa memberi tahu
terlebih dahulu siapa yang akan mewakili kelompok tersebut, dengan cara tersebut diharapkan keterlibatan total semua siswa dan merupakan upaya yang sangat baik
untuk meningkatkan tanggung jawab individual dalam diskusi kelompok.
commit to user 13
4. Pengertian Prestasi Belajar