Gerakan Tiga A Organisasi-organisasi pada masa Pendudukan Jepang

37  Maklumat Perdana Menteri Koiso pengganti Tojo pada tanggal 9 September 1944 bahwa Indonesia akan diberi kemerdekaan di kemudian hari.

c. Jawa Hokokai

Pada tanggal 8 Januari 1944, Jepang mendirikan Jawa Hokokai atau Perhimpunan Kebaktian Rakyat Jawa. Sebagai pengganti “PUTERA” maka sifat Jawa Hokokai berbeda dengan organisasi sebelumnya. PUTERA merupakan suatu gerakan Indonesia yang dipimpin tokoh-tokoh Indonesia sedangkan Jawa Hokokai merupakan organisasi Jepang yang anggotanya : Perbedaan antara PUTERA dan Jawa Hokokai PUTERA Jawa Hokokai 1. Suatu Gerakan Indonesia dibawah pengawasan pendudukan Jepang. 1. Organisasi pemerintah pendudukan Jepang, anggotanya 5 orang Jepang dan masyarakat Indonesia. 2. Di pimpin oleh tokoh-tokoh Indonesia. 2. Di pimpin oleh Gunseikan kepala pemerintah militer Jepang. 3. Penanaman sikap anti barat 3. Penonjolan sifat kebaktian pada Jepang.

4. Usaha Jepang Mempertahankan Kekuasaan

Dalam perkembangan Perang Pasifik, situasi menjadi berubah karena kekuatan pasukan Sekutu menjadi lebih dominan di beberapa Front Pertempuran dibanding tentara Jepang. Kondisi ini memaksa Jepang merubah sikapnya terhadap negeri-negeri yang didudukinya. Jepang membutuhkan bantuan rakyat setempat guna menahan Ofensif Tentara Sekutu. Menyikapi hal tersebut, berdasar keputusan sidang parlemen ke-82 di Tokyo, di kemukakan Perdana Menteri Tojo dilapangan IKADA, Jakarta pada tanggal 7 Juli 1943 tentang adanya, kesempatan untuk ambil bagian dalam pemerintahan. Disamping itu pemerintah militer Jepang mulai mengerahkan pemuda-pemuda Indonesia membantu usaha perang Jepang. Pada bulan Januari 1943 dibukalah pusat latihan militer untuk pemuda- pemuda Indonesia yang dikenal dengan nama “Sainen Dojoú” tempat latihan pemuda-pemuda di Tangerang, Jawa Barat. Sainen Dojo dipimpin perwira 38 Jepang yaitu Yanagawa. Ia merupakan salah seorang perwira Jepang yang mendukung cita-cita kemerdekaan sehingga setelah Indonesia merdeka, Yanagawa menjadi warga negara Indonesia. Pada tanggal 29 April 1943 Jepang membentuk organisasi semi militer di Indonesia yaitu :

a. Seinendan Barisan Pemuda

Seinendan bertujuan untuk mempersiapkan pemuda Indonesia secara mental maupun tehnis dalam memberikan dukungan dalam usaha perang. Susunan pengurus Seinendan terdiri atas : a. Dancho Komandan b. Fuku Dancho Wakil komandan c. Komon Penasehat d. Sanyo Anggota Dewan Pertimbangan e. Kanji Administrator. Pada akhir jaman pendudukan Jepang, Seinendan mempunyai kurang lebih 500.000 anggota. Disamping itu juga ditampung Seinendan perempuan yang diberi nama “Yoshi Seinendan”. b. Keibodan Barisan Pembantu Polisi Keibodan tugasnya memelihara keamanan dan ketertiban. Pembinaan Keibodan diserahkan kepada “Keimubu” atas Departemen Kepolisian.

c. Heiho Pembantu Prajurit

Pada tanggal 22 April 1943 tentara wilayah ketujuh, mengeluarkan peraturan tentang pembentukan Heiho Pembantu Prajurit. Sejak itu para Heiho dilatih dan dipergunakan dalam berbagai kesatuan militer dibawah wewenang tentara wilayah ketujuh yang didalamnya termasuk tentara keenam belas yang menguasai Jawa – Madura. Pihak Jepang tidak meragukan kemampuan Heiho dalam melaksanakan tugas-tugas militernya. Namun yang dikhawatirkan adalah kesetiaan para Heiho terhadap usaha dan kepentingan perang Jepang. Pihak Jepang merasa takut jika para pemuda Indonesia yang telah terdidik dan terlatih secara militer akan memukul balik pasukan Jepang di Indonesia. Pasukan Heiho dipergunakan di beberapa daerah di Indonesia, termasuk di bagian Timur Indonesia yang terjadi pertempuran yang seru dengan pihak Sekutu seperti wilayah Sorong, Manukwari, Halmahera serta wilayah diluar Indonesia seperti kepulauan Salomon di wilayah Pasifik.