Analisis Masalah Langkah-Langkah Penelitian Tindakan

135 Contoh hipotesis tindakan akan diberikan di sini. Situasinya adalah kelas yang siswa-siswanya sangat lamban dalam memahami bacaan. Berdasarkan analisis masalahnya peneliti menyimpulkan bahwa siswa-siswa tersebut memiliki kebiasaan membaca yang salah dalam memahami makna bahan bacaannya, dan bahwa ‘kesiapan pengalaman’ untuk memahami konteks perlu ditingkatkan. Maka hipotesis tindakannya sebagai b erikut: “Bila kebiasaan membaca yang salah dibetulkan lewat teknik- teknik perbaikan yang tepat dan ‘kesiapan pengalaman’ untuk memahami konteks bacaan ditingkatkan, maka para siswa akan meningkat kecepatan membacanya.” Apabila setelah dilaksanakan tindakan yang direncanakan dan telah diamati, hipotesis tindakan ini ternyata meleset dalam arti pengaruh tindakannya belum seperti yang diinginkan, peneliti harus merumuskan hipotesis tindakan yang baru untuk putaran penelitian tindakan berikutnya. Dengan demikian, dalam suatu putaran spiral penelitian tindakan, peneliti merumuskan hipotesis, dan pada putaran berikutnya merumuskan hipotesis yang lain, dan putaran berikutnya lagi merumuskan hipotesis yang lain lagi begitu seterusnya, sehingga pelaksanaan tugas terus meningkat kualitasnya. Untuk masalah-masalah yang dicontohkan di atas, diberikan contoh rumusan hipotesis tindakannya dalam tabel di bawah. Tabel 5.2, Masalah, Rumusan Masalah dan Hipotesis Tindakan No. Masalah Rumusan Hipotesis Tindakan 1. Rendahnya kemampuan mengajukan pertanyaan kritis di kalangan siswa SMA Siswa SMA mestinya telah mampu mengajukan pertanyaan yang kritis, tetapi dalam kenyataannya petanyaan mereka lebih bersifat klarifikasi Jika tingkat kekritisan pertanyaan siswa SMA dijadikan penilaian kualitas partisipasi mereka setelah diberi contoh dengan pembahasan-nya, kemampuan mengajukan pertanyaan kritis mereka akan meningkat. 2. Rendahnya keterlibatan siswa Dalam pembelajaran Sejarah di SMA, siswa Dengan kegiatan yang menyenangkan dalam 136 dalam proses pembelajaran Sejarah dan rendahnya motivasi belajar mereka mestinya terlibat secara aktif dalam kegiatan belajar lewat kegiatan yang menyenangkan sehingga motivasi belajarnya tinggi, tetapi dalam kenyataan mereka kurang sekali terlibat sehingga motivasi mereka rendah. pembelajaran Sejarahb SMA, keterlibatan siswa dalam kegiatan belajar akan meningkat, dan begitu juga motivasi belajar mereka. 3. Rendahnya kualitas pembelajaran Sejarah ditinjau dari tujuan mengembangkan rasa nasionalisme Kualitas pembelajaran sejarah mestinya tinggi jika kegiatannya terfokus untuk mengembangkan nasionalisme, tetapi dalam kenyataannya fokus terlalu berat pada kegiatan untuk menguasai pengetahuan tentang hapalan dalam peristiwa sejarah. Jika kegiatan pembelajaran difokuskan pada pengembangan rasa nasionalisme, kualitas pembelajaran akan meningkat. 4. Rendahnya kemandirian belajar siswa SMA Kemandirian belajar siswa SMA mestinya telah berkembang jika kegiatan pembelajarannya mendukungnya, tetapi dalam kenyataannya dominasi peran guru telah menghambat perkembangannya Jika kegiatan pembelajaran diciptakan untuk memenuhi kebutuhan perkembangan masing- masing siswa, kemandirian belajar siswa SMA akan meningkat.

D. AKTIVITAS PEMBELAJARAN

Untuk memahami materi PTK, anda perlu membaca secara cermat modul ini, gunakan referensi lain sebagai materi pelengkap untuk menambah