SEKILAS SEJARAH WARIA WARIA SEBAGAI SUATU FENOMENA

commit to user 44

BAB II WARIA SEBAGAI SUATU FENOMENA

A. SEKILAS SEJARAH WARIA

Menilik sejarah waria berarti menampilkan kilas balik sejarah homoseksual di dunia, terutama para gay. Meski gay dan waria tidak selalu sama dari segi penampilan luar, namun pada hakikatnya gay dan waria merupakan satu kesatuan jika dilihat dari segi orientasi seksualnya. Seorang waria sendiri sebelum pada akhirnya mengubah penampilannya menjadi seorang transgender akan terlebih dahulu mendapati dirinya sebagai seorang gay yang menyukai sesama jenis. Dari sejak awal sejarah manusia, telah ada yang melakukan penyeberangan gender maupun menjalin hubungan erotik romantik dan ritual dengan sesama gender atau antara penyeberang gender dengan gender yang ada dalam masyarakat 59 . Dua peradaban yang dianggap sebagai akar dari peradaban dunia, Romawi dan Yunani, juga memiliki sejarah panjang mengenai homoseksualitas di negaranya. Mitologi Yunani penuh dengan kisah hubungan percintaan sesama jenis kelamin, seperti antara Zeus dan Ganymade, Harakles dan Lalaus Hylas serta Apollo dan Hyakintus. Tidak ketinggalan para filsuf besar seperti Plato dan Socrates. Di Yunani waktu itu hubungan sesama jenis mempunyai gengsi tersendiri, di mana dianggap menunjukkan suatu keperkasaan. 59 Juliana, Fitri, Gay dan Kisah Kaum Nabi Luth, http:www.modusaceh- news.comfileshalhal13-14edisi09tahun62008.pdf , diakses pada 3 Juli 2008 pukul 18.44 WIB commit to user 45 Menurut Plato cinta homoseks berfungsi “mendidik”. Para prajuritpun waktu itu memiliki pasangan lelaki tetap, yang dicintai dan merupakan kawan untuk berlatih, berlomba, berolah raga dan bercinta. 60 Sementara itu lain lagi di Romawi. Di sini dikenal moralitas yang mengharamkan hubungan sesama jenis yang mana peraturan ini disahkan oleh Undang-Undang. Namun sejarah mencatat ada juga kaisar Roma yang menyukai laki-laki, yaitu Julius Caesar. Demikian juga dengan sastrawan seperti Virgil, Horatius, Cattulus dan Tibullus konon pernah mengalami cinta homoseks yang demikian intensnya sehingga mewarnai karya-karya agung mereka. 61 Islam dalam Al-Qur’an juga menceritakan bahwa hubungan dengan sesama jenis ini telah ada sejak jaman para Nabi, yakni kaum Nabi Luth A.S 62 . Sementara itu homoseksual mulai dikenal di daratan Eropa dan Amerika pada awal abad 20-an. Sebelumnya pada tahun 1970-an Belanda menjadi negara yang menentang homoseksual dengan membuat peraturan yang melarang homoseksual dan disahkan oleh Undang-Undang. Dalam masa itu kaum homoseksual banyak mengalami kekerasan baik dari keluarga, masyarakat, institusi agama dan negara. Dalam perkembangannya nanti, pada Juli 2001 tepatnya, Belanda justru menjadi negara pertama yang mengesahkan perkawinan untuk semua orang termasuk gay dan lesbian, dengan mensyaratkan salah satu pasangan harus merupakan warga negara Belanda 63 . 60 Puspitosari, op.cit, hal 28 61 ibid 62 Juliana, loc.cit 63 ibid commit to user 46 Hampir mirip dengan Belanda, sekitar tahun 1933 ketika Nazi masih berkuasa di Jerman selain kaum Yahudi dan Roma, kaum homoseksual juga dianggap sebagai kaum yang berbahaya bagi Jerman, sehingga sekitar 50.000 orang homoseksual dipenjarakan di kamp penyiksaan Nazi. Di luar Jerman pembantaian terhadap kaum homoseksual juga banyak terjadi. Barulah pada tahun 1960-an kaum homoseksual hampir di seluruh Eropa secara tegas menuntut persamaan hak yang sama dengan warga negara lainnya tanpa membedakan orientasi seksual. 64 Istilah homoseksual sendiri ditemukan oleh seorang dokter asal Hongarian, Dr. K.M. Kertbeny, pada tahun 1869. Pada awalnya dokter ini menulis surat terbuka pada menteri kehakiman Rusia yang waktu itu hendak mengatur perbuatan homoseksual sebagai tindakan pidana. Surat terbuka yang disampaikan dokter Kertbeny ditolak oleh kehakiman. Penolakan ini justru membuat para ilmuwan semakin besar keinginannya untuk meneliti tentang homoseksualitas, sehingga melahirkan Komite Kemanusiaan Ilmiah pada tahun 1897, yang dipelopori oleh Dr. Magnus Hirschfild 65 . Menurut teori Queer, homoseksualitas berkembang dalam tiga tahapan 66 . Pertama, budaya intelektual homoseksual mencakup tahun 1968 hingga 1975. Selama fase ini homoseksualitas dilihat dalam dua istilah, sebagai ‘gangguan psikologis sekunder’ yang mempengaruhi populasi dan sebagai ‘hasrat normal’ yang hadir di berbagai tingkatan dalam diri setiap orang. Dalam psikologi Freudian, homoseksualitas selalu dianggap sebagai patologi terhambatnya 64 ibid 65 Puspitosari, op. cit, hal 30. 66 ibid commit to user 47 perkembangan psikoseksual seseorang. Sementara itu homoseksualitas juga dianggap sebagai gejala yang normal, sama halnya dengan heteroseksualitas. Yang menyebutkannnya tidak normal adalah norma-norma yang berlaku dalam masyarakat. Fase kedua mencakup tahun 1960-an dan awal 1970-an. Ini adalah periode ‘pembentukan komunitas’ dan politisasi gerakan homoseksual. Meningkatnya toleransi dalam masyarakat Amerika memungkinkan munculnya para intelektual gay baru. Mereka membentuk berbagai organisasai yang berfungsi sebagai wadah penampung aspirasi anggotanya serta melakukan kegiatan-kegiatan untuk menunjukkan eksistensi mereka. Tahap ketiga dimulai pada pertengahan tahun 1980-an ketika epidemi AIDS dan serangan balik ganti anti gay yang dipimpin oleh golongan kanan baru New Right menghancurkan ilusi-ilusi abad toleransi dan pengertian. Hal ini pada gilirannya mendorong pembaruan politik konfrontasi radikal. Di tahun 1980-an setelah AIDS diidentifikasikan sebagai penyakit yang banyak membunuh gay, maka jumlah organisasi lokal dan nasional membentuk jaringan pelayanan untuk menolong korban AIDS dan menyerukan pemerintah agar turun tangan mengatasi krisis tersebut bertambah. Adanya epidemi tersebut membuat keberadaan homoseksual yang semula sudah diterima berubah menjadi penolakan kembali. Perkembangan homoseksual di seluruh dunia dapat dilihat dari tabel berikut 67 : 67 Juliana, loc. cit commit to user 48 Tahun Tahapan Perkembangan 1869 Dr. K. M. Kertbeny, seorang dokter Hongaria menciptakan istilah homoseksual 1920-an Komunitas homoseks mulai muncul di kota besar Belanda Juni 1969 Di New York, Amerika Serikat, berlangsung huru-hara Stonewall, ketika kaum waria dan gay melawan represi polisi yang khusunya terjadi pada sebuah bar bernama Stonewall Inn. Peristiwa ini dianggap permulaan pergerakan gay yang terbuka dan militan di Barat, dan kini dirayakan dengan pawai dan acara-acara lain, termasuk di Israel, Amerika Latin, Jepang, Pilipina, India dan Indonesia. ±1980 International Lesbian and Gay Association OLGA berdiri di Dublin, Irlandia 1Maret1982 Kumpulan gejala penyakit sindrom yang kemudian dinamakaan AIDS ditemukan di kalangan gay di kota besar seperti Amerika Serikat. Kemudian barulah ditemukan bahwa HIV, virus penyebab AIDS, tidak hanya ditularkan melalui hubungan seks anal laki-laki saja. 1990 Denmark menjadi negeri pertama di dunia di mana dua warga bergender sama dapat mencatatkan kemitraan registered partnership dengan hak-hak hampir sama dengan perkawinan. 1992 International Gay and Lesbian Human Rights Commission IGLHRC berdiri di San Fransisco, Amerika Serikat. 1993 Isu orientasi seksual masuk dalam agenda Konferensi PBB tentang Hak Asasi Manusia di Wina, Austria, tetapi ditentang oleh negara-negara konservatif, termasuk Singapura. 1995 Isu orientasi seksual kembali mewarnai perdebatan pada Konferensi Internasional Kependudukan dan Pembangunan ICPD, Kairo, Mesir dan ditentang pihak-pihak konservatif. Indonesia secara eksplisit menolak. 1995 Isu orientasi seksual diperjuangkan oleh aktivis-aktivis lesbian. Mencuat pada Konferensi Dunia tentang perempuan ke-2 di Beijing, Tiongkok. Kembali pihak-pihak konsevatif, termasuk Vatikan dan Iran, menentangnya. Indonesia juga termasuk yang menentang. Maret 2000 Pada International Congress on AIDS in Asia and Pacific ICAAP ke-5 di Kuala Lumpur, Malaysia, dibentuk jaringan lesbian, gay, biseks, waria, interseks, dan queer se-AsiaPasifik bernama AsiaPacific Rainbow APR. GAYa Nusantara, organisasi LGBTQ Lesbian, Gay, Biseks, Transeksual dan Queer dari Indonesia, ikut menjadi pendiri. commit to user 49 Juli 2001 Negeri Belanda menjadi negeri pertama yang mengesahkan perkawinan untuk semua orang termasuk gay dan lesbian. Salah seorang dari pasangan yang kawin harus warga atau penduduk tetap Belanda. Juni 2003 Brasil mengusulkan kepada Komisi Tinggi PBB untuk HAM agar orientasi seksual dimasukkan sebagai salah satu aspek HAM. Pengambilan keputusan ditunda. Dalam prosesnya Vatikan mendesak pemerintah-pemerintah Amerika Latin lainnya untuk menentang usulan ini. Tabel 2.1 Perkembangan Homoseksual di Seluruh Dunia

B. KAJIAN SEJARAH WARIA DI INDONESIA