commit to user
33 prasangka bahwa adanya keterkaitan antara perilaku yang bertentangan dengan
pola yang biasa diterapkan orang pada umumnya pria yang feminin dan wanita yang maskulin, yang mana biasanya juga ditunjukkan melalui pilihan fashion
mereka dengan pemilihan orientasi seksual, dimana pria yang kewanita-wanitaan dianggap gay, dan wanita yang kepria-priaan dianggap lesbian.
Setidaknya ada satu perilaku sosial yang tercermin lewat pemilihan fashion yang terkait dengan orientasi seksual, yaitu waria. Waria merupakan salah
satu bentuk pengekspresian kepribadian melalui pemilihan cara berpakaian yang mana pemilihan ini menunjukkan orientasi seksual yang mereka miliki.
3. Identitas diri
Identitas dikategorikan menjadi dua bagian yaitu identitas diri dan identitas sosial. Identitas diri adalah identitas yang dibawa sejak lahir dan
dibentuk secara pribadi seiring dengan perkembangan seseorang. Sementara identitas sosial adalah identitas yang tercipta karena adanya interaksi sosial
dengan masyarakat di sekitarnya. Identitas diri dan identitas sosial memiliki keterkaitan yang sangat kuat dan saling mempengaruhi satu sama lain.
Identitas diri terbagi menjadi dua yaitu identitas subyektif dan identitas obyektif. Pada waria proses pembentukan identitas baru, baik identitas diri
maupun sosial melibatkan suatu perubahan yang signifikan dan biasanya proses ini dimulai sejak masa kanak-kanak hingga masa dewasa. Sebagaimana yang
dipaparkan sebelumnya bahwa sebagian besar waria mulai merasa ada yang salah pada kondisi lahiriahnya sejak masa kanak-kanak. Seiring dengan pertumbuhan
commit to user
34 usia perasaan bahwa mereka terperangkap pada tubuh yang salah ini juga akan
semakin berkembang, terlebih jika didukung oleh lingkungan pergaulan yang membuat mereka bisa bebas mengekspresikan dirinya. Perubahan awal biasanya
ada pada gaya bicara dan gerak tubuh. Jika kemudian merasa cukup nyaman untuk melakukan
cross dressing
, maka waria akan menciptakan identitas baru mereka yang dimulai dengan penggunaan nama perempuan.
Proses pembentukan identitas baru ini meliputi banyak hal, tidak sekedar melupakan nama aslinya, waria juga biasanya akan keluar dari lingkungan
keluarganya. Hanya sedikit waria yang memilih untuk tetap hidup bersama dengan keluarganya. Selanjutnya mereka juga akan memilih pekerjaan yang
identik dengan perempuan, mulai melakukan aktivitas yang sangat perempuan, seperti memanjangkan rambut, merawat kuku, merawat kulit dan melakukan
berbagai perawatan kecantikan. Jika memiliki biaya lebih beberapa waria tidak segan melakukan berbagai operasi, dimulai dari operasi kecil seperti melakukan
suntikan untuk menghilangkan karakter wajah laki-laki, memasang implant di hidung ataupun dagu dan area lain di wajah, payudara palsu hingga melakukan
operasi kelamin sebagai langkah yang paling ekstrem dalam proses pembentukan identitas baru ini.
Meski melakukan berbagai perubahan secara fisik dan mental tidak membuat semua waria serta merta menetapkan bahwa mereka adalah perempuan.
Ada banyak pula waria yang memang dengan sengaja dan sadar meniru perempuan dalam penciptaan identitas barunya, tapi di saat yang sama tidak mau
dianggap sebagai perempuan dan lebih bangga menyebut diri mereka cukup
commit to user
35 sebagai waria saja. Keragaman identitas baru yang terbentuk dan apa saja yang
melatarbelakangi identitas subyektif dan obyektif waria inilah yang kemudian menjadi ruh dari penelitian. Bagaimana suatu proses komunikasi dengan
memanfaatkan pesan nonverbal berupa fashion pakaian, make up dan aksesoris akan mampu mengantarkan seorang waria membentuk sebuah identitas diri dan
menjadi bentuk ekspresi akan jati diri dia yang sebenarnya kepada masyarakat.
commit to user
36
G. KERANGKA BERFIKIR