Make-up dan Cara Mengkomunikasikan Identitas Obyektif

commit to user 79

2. Make-up dan Cara Mengkomunikasikan Identitas Obyektif

Waria akrab dengan berbagai stereotipe, terutama dalam hal penampilan. Yang paling lekat dengan waria adalah pandangan orang-orang bahwa waria adalah sekelompok laki-laki yang berdandan tebal dan cenderung norak. Beberapa identitas obyektif yang didekatkan oleh masyarakat dan mempengaruhi pola dandan waria antara lain : a. Make up serba over dan tebal Sebagian besar waria mengakui bahwa mereka sangat menyukai jika mereka bisa menjadi pusat perhatian di suatu tempat atau suatu acara. “ Waria itu suka diperhatikan, jadi sorot pusat ,” demikian menurut Kusuma Ayu. Perilaku cenderung ekshibis ini kemudian membentuk pola dandan waria. Make-up tebal menjadi harga mati bagi waria, terutama ketika menghadiri pesta ataupun kesempatan pentas. Menggunakan bedak berlapis-lapis, menggunakan warna-warna terang bahkan pemakaian bulu mata palsu tidak ragu- ragu mereka aplikasikan pada dandanan mereka. “ Beda 180 ̊ . Pake bedaknya kata Krisdayanti itu 7 lapis. Jadi, berarti kan, seorang Krisdayanti aja harus 7 lapis untuk dia tampil, untuk make-up spesial, untuk base -nya, jadi berarti apa lagi saya.. Aku sendiri kalau untuk make-up tentu akan lebih ove r lagi, untuk mata akan lebih over lagi, untuk bibir akan lebih over lagi, alisnya, pemerah bibir akan lebih lagi.” Sarita, wawancara pada 18 Agustus 2008 “ Oalah, lengkap banget. Jangan ditanya. Foundation 2 lapis, bedak 4 lapis, itupun bedaknya yang macam-macam. Untuk yang waterproof -nya, tabur, yang padat yah, belum lagi untuk finishing, bronzing, yang kayak gitu-itu. Make-up base nya aja dua kali gitu, ribet.” Olivia Sonya Ariska, wawancara pada tanggal 15 Agustus 2008 commit to user 80 b. Fokus pada tatanan rambut dan memakai bulu mata palsu Salah satu item penting lainnya dalam pola dandanan waria adalah penggunaan bulu mata palsu. Meski terlihat simpel tapi waria-waria ini merasa penggunaan bulu mata palsu akan memberikan perbedaan berarti bagi dandanan mereka. Bulu mata palsu yang dipilih pun bisa bermacam ragam, sesuai dengan tema pesta yang mereka hadiri atau konsep pentas yang mereka lakoni. Pola lainnya terlihat dalam tatanan rambut. Untuk kesempatan khusus waria mengaku memberi porsi perhatian lebih dalam menata rambut. Disanggul, disasak ataupun diberi aksesoris tertentu menjadi pilihan mereka. “ Kalau pesta, mungkin yang membuat lebih saja, yang membedakan antara pesta dengan nggak itu mungkin di rambut. Tatanan rambut. Dan mungkin sedikit pakai bulu mata, tapi bulu mata yang paling tipis. Jadi nggak kelihatan kalau pakai bulu mata palsu. Aku tetap, kalau untuk make-up itu warna-warna coklat, warna-warna natural gitu. Jadi nggak pakai warna-warna yang terang kayak penari anggo. Kayak jatilan gitu.” Kusuma Ayu, wawancara pada 4 September 2008 “ Aku lebih fokus sama dandanan rambut. Menurut aku itu yang paling penting untuk membuat penampilan kita jadi beda.” Hanna Calista, wawancara pada 4 September 2008 c Melakukan operasi atau implan Melakukan operasi plastik atau suntik implan untuk memperbaiki penampilan adalah suatu hal yang wajar bagi waria. Tidak peduli apakah operasi atau suntik implan yang dijalankan aman atau tidak bagi waria memiliki hidung yang mancur, dagu yang indah, bibir yang merekah adalah sesuatu yang selalu diimpikan. Hal ini agar mereka bisa memiliki bentuk wajah yang sempurna seperti perempuan dan menghilangkan karakteristik laki-laki pada wajahnya. “ Saya sih ngga mampu yah kalau mau operasi plastik, tapi paling suntik- suntik dikit,” Wulan, pada wawancara 17 Agustus 2008 commit to user 81 “ Jangankan operasi atau suntik sana sini, saya sih sebenarnya pengen operasi alat kelamin sekalian, biar komplit jadi perempuannya. Cuma biayanya aja yang belum kumpul.” Olivia Sonya Ariska, wawancara pada 15 Agustus 2008

3. Aksesoris dan Cara Mengkomunikasikan