Pola Berpakaian Terkait Profesi

commit to user 104 perhatian dari laki-laki. Contohnya Sarita yang baik di atas panggung maupun di luar panggung selalu menggunakan gaun. Kekhasan pola pakaian waria biasanya terlihat ketika mereka tampil dalam acara-acara khusus. Seperti kebanyakan perempuan, waria juga senang berdandan, tampil dan diperhatikan. Bedanya adalah waria biasanya memiliki rasa haus yang lebih besar untuk menjadi pusat perhatian dibandingkan perempuan. Tidak heran jika kemudian waria cenderung sering tampil lebih glamor atau dalam istilah mereka sendiri ‘extravaganza, misalnya menggunakan gaun berekor, tampil seperti Miss Universe dalam penampilan sehari-hari. Selain agar dapat lebih banyak menarik perhatian orang, pola berpakaian yang heboh ini sebenarnya dilakukan untuk menutupi karakter diri laki-laki yang tentunya tak dapat dipungkiri akan tetap melekat dalam diri mereka.

2. Pola Berpakaian Terkait Profesi

Sama seperti perempuan kebanyakan, profesi yang berbeda juga memiliki pengaruh pada pola berpakaian waria. Perlu difahami terlebih dahulu bahwa lapangan pekerjaan yang bisa dimasuki oleh waria sangatlah sempit, dan amat sangat jarang bahkan mustahil dapat menemui waria yang bekerja pada institusi formal. Dalam penelitian ini peneliti menemukan setidaknya ada tujuh lapangan pekerjaan yang ditekuni oleh waria di Yogyakarta, yaitu antara lain : a. Pengamen b. Pekerja Seks Komersial PSK c. Penjahit commit to user 105 d. Entertainer e. Kapster salon f. Aktivis Sosial g. Fashion designer Dari pemaparan data di bab sebelumnya ditemukan bahwa ada persamaan pola berpakaian pada beberapa profesi. Waria yang bekerja sebagai pengamen dan entertainer biasanya cenderung berpenampilan ‘heboh’ ketika sedang menjalankan profesinya. Hal ini sengaja mereka perlakukan untuk menarik perhatian, dengan harapan semakin menarik penampilan mereka akan semakin banyak uang yang mereka dapatkan. Penjahit dan fashion designer juga cenderung memiliki pola pakaian yang sama. Kedua kelompok profesi ini cenderung memiliki selera berpakaian yang baik dan tidak ‘heboh’ seperti teman- temannya dari kelompok pengamen atau entertainer. Sementara kelompok profesi PSK dan kapster salon, walaupun tidak selalu, cenderung memiliki pola berpakaian yang sama, yaitu senang tampil sexy. Tentunya kelompok PSK cenderung memakai pakaian yang lebih terbuka jika dibandingkan dengan kelompok kapster salon. Sementara yang memiliki pola pakaian yang variatif dan tidak memiliki pola pakaian tertentu adalah kelompok aktivis sosial. Walau cenderung rapi, kelompok ini bisa saja memiliki pola berpakaian yang dimiliki oleh kelompok lainnya, misalnya tampil sexy ataupun modis. Salah satu penyebabnya adalah waria biasanya tidak hanya memiliki satu profesi saja. Ini merupakan salah satu keunikan waria di mana sangat jarang ditemui waria hanya menekuni satu bidang commit to user 106 profesi saja. Mereka bisa melakukan dua bahkan lebih jenis pekerjaan. Dalam penelitian ini ditemui beberapa contoh kasus, misalnya Kusuma Ayu yang bekerja sebagai kapster salon sekaligus PSK. Ada pula Yuni Shara dan Wulan yang bekerja sebagai aktivis sosial dan sekaligus seorang PSK. Demikian pula halnya dengan Olivia Sonya Ariska yang seorang fashion designer dan sekaligus aktivis sosial. Profesi ganda yang dimiliki oleh waria ini tidak semata karena permasalahan ekonomi, namun juga ada unsur kesenangan di dalamnya. Tentu kita sudah dapat memahami bersama bahwa sebagian besar waria memiliki profesi sampingan ataupun profesi utama sebagai PSK. Selain alasan ekonomi dan juga alasan sosial, di mana profesi sebagai PSK lah yang paling mudah mereka lakukan, alasan lainnya yang melatarbelakangi pilihan ini adalah unsur kesenangan yang mereka dapatkan di dalamnya. Mereka mendapatkan pasangan yang berbeda setiap harinya, tampil dan berdandan yang berbeda setiap harinya, dan sebagainya. Tidak jarang mereka mengganggap profesi sebagai PSK ini sebagai suatu kegiatan seni. commit to user 107

C. PEMBENTUKAN IDENTITAS