Identifikasi Masalah Pembelajaran Administrasi Perkantoran

commit to user 48 3 Menghasilkan Sumber Daya Manusia yang kompeten, mandiri dan beriman. Tujuan Dan Sasaran Program SMK Kristen 1 Surakarta Tujuan : 1 Menyiapkan siswa untuk memasuki dunia kerja serta mengembangkan setiap potensinya. 2 Menyiapkan siswa mampu memilih karier maupun berpotensi untuk mengembangkan dirinya di era globalisasi. 3 Menyiapkan tenaga kerja tingkat menengah untuk mengisi kebutuhan dunia usahaindustri pada saat ini maupun di masa mendatang. 4 Menyiapkan tamatan menjadi warga negara yang normatif, adaptif, produkrif dan kreatif serta inovatif Sasaran program SMK Kristen 1 Surakarta 1 Meningkatkan hasil PMB menjadi lebih mantap dari tahun sebelumnya. 2 Meningkatkan administrasi sekolah tenaga pendidikan serta PMB 3 Meningkatkan hubungan sekolah dengan dunia usaha industri dan masyarakat untuk peningkatan pelaksanaan sistem ganda PSG. 4 Meningkatkan Unit Produksi dalam rangka menggali Sumber dana dan menjadi sasaran peningkatan ketrampilan.

B. Identifikasi Masalah Pembelajaran Administrasi Perkantoran

Kelas X AP 1di SMK Kristen 1 Surakarta Kegiatan awal yang dilakukan pada penelitian ini adalah mengidentifikasi permasalahan yang timbul dalam pembelajaran bekerjasama dengan kolega dan pelanggan. Proses mengidentifikasi masalah dilakukan dengan observasi awal pada kelas X AP 1 SMK Kristen 1 Surakarta. Observasi awal diperlukan untuk mengetahui kondisi sesungguhnya di lapangan. Hal ini terkait dengan hal-hal yang masih perlu diperbaiki atau ditingkatkan dalam proses pembelajaran. Observasi awal dilakukan sebanyak dua kali, yaitu pada Hari Rabu tanggal 26 commit to user 49 Januari 2011 dan pada Hari Selasa tanggal 8 Februari 2011. Adapun masalah yang berhasil di identifikasi, dikelompokkan dalam dua tinjauan yaitu : 1. Ditinjau dari Segi Siswa a. Siswa kurang aktif dalam mengikuti pembelajaran Mata Diklat Bekerjasama dengan Kolega dan Pelanggan. Siswa kurang terlibat aktif dalam pembelajaran mata diklat Bekerjasama dengan Kolega dan Pelanggan. Hal ini disebabkan karena pada umumnya pembelajaran dilakukan dengan metode konvensional. Siswa cenderung tidak mempergunakan kesempatan untuk bertanya tentang kesulitan yang mereka hadapi. Mereka memilih diam meskipun sebenarnya mereka belum paham tentang materi yang sedang dibahas. Sebagian siswa juga masih malu dan takut untuk mengerjakan soal di depan kelas. Guru sering bertanya-tanya apakah siswa benar-benar paham dengan materi yang disampaikan. Ketika diberi kesempatan bertanya, siswa tidak ada yang bertanya dan ketika mengerjakan soal, nilai siswa yang mencapai ketuntasan masih rendah. Hal tersebut dapat diatasi apabila siswa dilibatkan secara aktif dalam proses pembelajaran, sehingga siswa akan aktif mengungkapkan pendapatnya dan bertanya disaat mereka mengalami kesulitan. Komunikasi timbal balik dalam pembelajaran mutlak diperlukan b. Rendahnya motivasi siswa dalam proses pembelajaran. Kejenuhan siswa pada pembelajaran salah satunya disebabkan karena penggunaan metode ceramah yang terus-menerus oleh guru. Siswa hanya diminta untuk mendengarkan dan mencatat apa yang dijelaskan guru, serta mengerjakan apa yang diperintahkan guru, sehingga siswa menjadi bosan dan mengabaikan mata diklat Bekerjasama dengan Kolega dan Pelanggan. Dampaknya, siswa kurang termotivasi untuk belajar dan kurang memiliki motivasi berprestasi lebih tinggi, khususnya pada mata diklat Bekerjasama dengan Kolega dan Pelanggan. commit to user 50 c. Hasil belajar siswa kurang maksimal. Dari observasi awal yang dilakukan oleh peneliti menunjukkan bahwa hasil belajar siswa terhadap mata pelajaran bekerjasama dengan kolega dan pelanggan masih dibawah Kriteria Ketuntasan Minimal KKM yaitu 73,00. Berdasarkan hasil nilai ulangan harian awal menunjukkan bahwa sebanyak 18 siswa atau 62,07 telah memenuhi KKM sedangkan sebanyak 16 siswa atau 37,93 belum memenuhi KKM. Dari data tersebut maka dapat disimpulkan bahwa hasil belajar Mata Diklat Bekerjasama dengan Kolega dan Pelanggan belum optimal . 2. Ditinjau dari Segi Guru a. Guru masih menggunakan metode ceramah dalam mengajar. Metode ceramah masih kuat diterapkan dalam pembelajaran di dalam kelas. Lama kelamaan siswa merasa bosan dengan pembelajaran tersebut karena tidak jarang metode tersebut mempersulit pemahaman mereka terhadap mata diklat Bekerjasama dengan Kolega dan Pelanggan. b. Guru merasa kesulitan untuk meningkatkan pemahaman siswa terhadap materi Bekerjasama dengan Kolega dan Pelanggan. Guru Mata Diklat Bekerjasama dengan Kolega dan Pelanggan telah menerapkan berbagai cara untuk meningkatkan pemahaman siswa terhadap materi yang diajarkan. Mulai dari menegur dan memberi peringatan kepada siswa yang tidak memperhatikan sampai dengan membawakan penggaris agar siswa dapat mengerjakan soal dengan mempersingkat waktu. Hal tersebut dilakukan dengan harapan bahwa siswa dapat memberikan sebagian besar perhatiannya untuk menyimak penjelasan dari guru. Tetapi cara tersebut belum dapat meningkatkan intensitas perhatian siswa kepada guru yang sedang memberikan penjelasan, dan akibatnya pemahaman siswa kurang maksimal. . commit to user 51

C. Deskripsi Hasil Penelitian

Dokumen yang terkait

Pengaruh Strategi Pembelajaran Kooperatif Model Numbered Head Together (NHT) terhadap Hasil Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Sosiologi Kelas X (Studi Kasus: SMA Negeri 8 Kota Tangerang Selatan

0 4 169

Penerapan model cooperative learning teknik numbered heads together untuk meningkatkan hasil belajar akutansi siswa ( penelitian tindakan kelas di MAN 11 jakarta )

0 6 319

Penerapan modal pembelajaran kooperatif tipe numbered heads together (NHT) dalam upaya meningkatkan hasil belajar kimia siswa

1 5 88

Pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe numbered head together (NHT) terhadap hasil belajar fisika siswa pada konsep fluida dinamis

0 8 192

Pengaruh metode Numbered Head Together (NHT) terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran fiqih di SMP Al-Zahra Indonesia Pamulang

0 4 177

Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif tipe Numbered Heads Together terhadap Hasil Belajar Fiqih dalam pokok bahasan Riba, Bank, dan Asuransi. (Kuasi Eksperimen di MA Annida Al Islamy, Jakarata Barat)

0 13 150

PENINGKATAN HASIL BELAJAR DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) MELALUI PENINGKATAN HASIL BELAJAR DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) MELALUI PENELITIAN TINDAKAN KELAS.

0 0 15

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) POKOK BAHASAN BILANGAN PECAHAN UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA.

0 0 45

Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe numbered heads together (nht) untuk meningkatkan partisipasi belajar dan hasil belajar siswa kelas x SMA Negeri 2 Klaten pada mata pelajaran ekonomi.

0 0 2

PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR AKUNTANSI.

0 0 11