commit to user
10 yang mendukung terjadinya pembelajaran. Hal tersebut tidak kalah penting
karena pemilihan metode pembelajaran yang sesuai juga akan memotivasi siswa untuk berkembang.
Berdasarkan pendapat-pendapat tersebut, maka secara sederhana yang di maksud dengan model pembelajaran adalah suatu pola yang dirancang
dalam merencanakan sebuah pembelajaran terutama aktivitas belajar mengajar yang dipertimbangkan dari gaya belajar siswa, gaya mengajar guru,
dan beberapa faktor pendukung yang ada agar tujuan belajar siswa dapat tercapai.
b. Pengertian Pembelajaran Kooperatif
Sugiyanto 2008: 35 mengemukakan bahwa, “Pembelajaran kooperatif adalah pendekatan pembelajaran yang berfokus pada penggunaan
kelompok kecil siswa untuk bekerja sama dalam memaksimalkan kondisi belajar untuk mencapai tujuan belajar.” Hal senada juga diungkapkan oleh
Isjoni 2009: 16 yang menyatakan bahwa, “Cooperative Learning is the instructional use of small groups that allows students to work together to
maximize their own and each other as learning.” Artinya pembelajaran
kooperatif mengandung arti bekerja sama untuk mencapai tujuan bersama dari kelompok-kelompok kecil yang dibentuk dalam sebuah kelas.
Nurhadi 2003: 60 menyatakan bahwa “Pembelajaran kooperatif adalah suatu sistem yang didalamnya terdapat elemen-elemen yang saling
terkait”. Model pembelajaran cooperative learning tidak sama dengan sekedar belajar dalam kelompok. Ada unsur-unsur dasar pembelajaran
cooperative learning yang membedakannya dengan pembagian kelompok
lain. Anita Lie 2005: 29 mengemukakan “Pembelajaran kooperatif mempunyai anggota kelompok bersifat heterogen artinya kelompok dibentuk
berdasarkan perbedaan latar belakang, etnik, ras, agama, status sosial ekonomi, serta kemampuan akademik”.
Nurhadi 2003: 60 mengemukakan bahwa “Unsur-unsur dasar pembelajaran kooperatif terdiri dari: 1 saling ketergantungan positif, 2
commit to user
11 interaksi tatap muka, 3 Akuntabilitas individual, 4 Keterampilan menjalin
hubungan antar pribadi”. Pembelajaran kooperatif mengharuskan guru menciptakan suasana yang mendorong agar siswa saling membutuhkan.
Hubungan yang saling membutuhkan inilah yang dimaksud dengan saling ketergantungan yang positif. Saling ketergantungan positif menuntut adanya
interaksi promotif yang memungkinkan siswa saling memberikan motivasi untuk meraih hasil belajar yang optimal. Keberhasilan suatu penyelesaian
tugas sangat tergantung kepada usaha yang dilakukan oleh setiap anggota kelompok, dan perlu disadari oleh setiap anggota kelompok bahwa
keberhasilan penyelesaian tugas kelompok akan ditentukan oleh kinerja masing-masing anggota.
Pembelajaran kooperatif menampilkan wujudnya dalam belajar kelompok. Keberhasilan kelompok tergantung pada setiap anggotanya, maka
setiap anggota kelompok harus memiliki tanggung jawab sesuai dengan tugasnya. Setiap anggota harus memberikan yang terbaik untuk keberhasilan
kelompoknya. Untuk mencapai hal tersebut, guru perlu memberikan penilaian terhadap individu dan juga kelompok. Penilaian individu bisa
berbeda, akan tetapi penilaian kelompok harus sama. Interaksi tatap muka menuntut para siswa dalam kelompok dapat
saling bertatap muka sehingga mereka dapat melakukan dialog, tidak hanya dengan guru, tetapi juga dengan sesama siswa. Interaksi tatap muka akan
memberikan pengalaman yang berharga kepada setiap anggota kelompok untuk bekerja sama, menghargai setiap perbedaan, memanfaatkan kelebihan
masing-masing anggota, dan mengisi kekurangan masing-masing. Kelompok dalam pembelajaran kooperatif bersifat heterogen, yang berasal dari budaya,
latar belakang sosial, dan kemampuan akademik yang berbeda. Perbedaan tersebut menjadi modal utama dalam proses saling memperkaya antar
anggota kelompok. Slavin 2009: 4 mendefinisikan ”Pembelajaran kooperatif merujuk
pada berbagai macam metode pengajaran dimana siswa bekerja dalam kelompok-kelompok kecil untuk saling membantu satu sama lainnya dalam
commit to user
12 mempelajari materi pelajaran”. Dalam kelas kooperatif para siswa diharapkan
dapat saling membantu, saling mendiskusikan dan berargumentasi, untuk mengasah pengetahuan yang mereka kuasai saat ini dan menutup
kesenjangan pemahaman mereka. Pembelajaran kooperatif melatih siswa untuk mampu berpartisipasi aktif dan berkomunikasi. Antara lain
keterampilan sosial seperti tenggang rasa, sikap sopan terhadap teman, mengkritik ide, dan bukan mengkritik teman, berani mempertahankan pikiran
logis, dan tidak mendominasi orang lain. Menjalin hubungan antar pribadi tidak hanya diasumsikan tetapi secara sengaja diajarkan. Siswa yang tidak
dapat menjalin hubungan antar pribadi tidak hanya memperoleh teguran dari guru tetapi juga sesama siswa.
c. Karakteristik Pembelajaran Kooperatif