Pengertian Siswa Hakikat Siswa
25
aspek bahasa lisan, Cece Wijaya dalam Mulyadi, 2010: 125 mengungkapkan bahwa siswa
slow learner
juga mengalami kesulitan dalam menulis walaupun menggunakan kata-kata mudah dan
sederhana. c.
Lemahnya Kemampuan Konsentrasi Siswa
slow learner
memiliki kemampuan konsentrasi yang lemah dan terbatas. Mulyadi 2010: 123 mengatakan bahwa siswa
slow learner
memiliki perhatian dan konsentrasi yang terbatas. Siswa
slow learner
kurang memperlihatkan dan bahkan tidak memberikan perhatian terhadap apa yang dan bagaimana pekerjaan tersebut
dikerjakan. G. Lokanadha Reddy 2006: 10 mengungkapkan siswa
slow learner
tidak bisa berkonsentrasi lebih dari 30 menit pada saat pembelajaran yang sebagian besar menggunakan penjelasan verbal.
d. Memori
Siswa
slow learner
memiliki kekuatan memori yang lemah. Flavell dan Wellmen dalam G. Lokanadha Reddy, 2006: 7
mendefinisikan memori sebagai rangkaian proses berpikir yang mencakup mengenal, memanggil kembali, pengetahuan, strategi
berpikir dan metamemori. Siswa
slow learner
perlu mempelajari suatu materi beberapa kali sebelum dapat memahaminya. Salah satu
penyebab lemahnya memori siswa
slow learner
adalah karena lemahnya konsentrasi dan perhatian. Hal serupa juga diungkapkan oleh
Cece Wijaya dalam Mulyadi, 2010: 125 yang mengungkapkan bahwa
26
siswa
slow learner
memiliki daya lekat
retensi
yang miskin dalam segala bentuk kegiatan belajar. Siswa
slow learner
membutuhkan waktu yang lama untuk mempelajari dan menerangkan pelajaran, namun cepat
sekali melupakan apa yang telah dipelajari. Anak
slow learner
lebih banyak menggunakan daya ingat
memori
daripada logika
reasoning
. e.
Emosi Siswa lamban belajar atau
slow learner
memiliki emosi yang kurang stabil dari aspek emosi. Hal ini ditandai dengan cepat marah dan
meledak-ledak, serta sensitif. Siswa
slow learner
biasanya cepat patah semangat apabila terdapat suatu hal yang membuatnya tertekan atau
melakukan kesalahan Nana Triani: 2013: 11. f.
Sosial Nana Triani 2013: 12 mengemukakan bahwa siswa lamban
belajar atau
slow learner
biasanya kurang baik dalam bersosialisasi. Siswa
slow learner
sering memilih menjadi pemain pasif atau penonton pada saat bermain atau bahkan menarik diri dari pergaulan. Siswa
slow learner
lebih senang bermain dengan teman di bawah usianya karena siswa
slow learner
dapat menggunakan bahasa yang sederhana ketika berkomunikasi. Siswa
slow learner
juga memiliki ketidakmatangan dalam menjalin hubungan dengan anak seusianya Rashmi Rekha
Borah, 2013: 140
27
g. Moral
Siswa lamban belajar atau
slow learner
mengetahui aturan yang berlaku, namun siswa
slow learner
tidak memahami untuk apa peraturan tersebut dibuat. Siswa
slow learner
sering terlihat melanggar peraturan. Hal ini disebabkan oleh kemampuan memori mereka yang
terbatas sehingga sering lupa. Oleh karena itu, siswa
slow learner
sebaiknya sering diingatkan mengenai aturan tersebut Nana Triani, 2013: 12
Mulyadi 2010: 125 menyebutkan beberapa tingkah laku yang ditunjukkan oleh siswa
slow learner
seperti berikut ini. a.
Lambat dalam menerima pelajaran, lambat dalam mengelola pelajaran, lambat dalam membaca, lambat dalam memahami bacaan, lambat
dalam menyelesaikan pekerjaan, dan tugas, dan lambat dalam memecahkan masalah, dsb.
b. Memiliki perilaku yang tidak produktif dan memiliki kebiasaan yang
tidak baik c.
Kurangnya kemampuan untuk berkonsentrasi, kurangnya kemampuan dalam mengingat, kurangnya kemampuan dalam membaca, kurangnya
kemampuan dalam berkomunikasi, kurangnya kemampuan dalam memimpin,
kurangnya kemampuan
menyatakan ide
atau mengembangkan pendapat, dsb.
d. Prestasi yang rendah dalam belajar dan mengajar.