16
3 Membina belajar tertib pergaulan
4 Membina belajar tertib di lingkungan sekolah
Eva Latipah 2012: 178 menjelaskan beberapa faktor kognitif yang dapat mempengaruhi motivasi seperti berikut ini.
a. Minat
Minat adalah suatu bentuk motivasi intrinsik. Terdapat dua jenis minat  yaitu  minat  situasional  dan  minat  pribadi.  Minat  situasional
dipicu oleh sesuatu yang berasal dari lingkungan sekitar, seperti hal-hal yang  baru,  berbeda,  dan  tidak  terduga.  Di  sisi  lain,  siswa  juga
mempunyai  minat  pribadi  tentang  topik-topik  yang  mereka  cari  dan aktivitas yang mereka ikuti. Minat pribadi relatif stabil sepanjang tahun
dan  menghasilkan  pola  yang  konsisten  dalam  pilihan  yang  dibuat  oleh siswa.
b. Ekspektasi dan Nilai
Motivasi  seseorang  untuk  mengerjakan  sebuah  tugas  tertentu tergantung  pada  dua  variabel  yang  bersifat  subyektif.  Kedua  variabel
tersebut  adalah  siswa  harus  memiliki  harapan  yang  tinggi  ekspektasi bahwa  mereka  akan  sukses  dan  yang  kedua  adalah  nilai
value
yaitu keyanikan siswa bahwa ada manfaat langsung dan tidak langsung dalam
pengerjaan sebuah tugas. c.
Tujuan Sebagian besar perilaku  manusia mengarah pada  tujuan
goals
tertentu.  Tujuan  tersebut  dapat  berupa  tujuan  jangka  pendek  atau
17
temporer  dan  tujuan  jangka  panjang  yang  relatif  bertahan  lebih  lama. Dalam  pembelajaran  pun  juga  terdapat  berbagai  tujuan  prestasi  antara
lain  1  tujuan  penguasaan
mastery  goals
yaitu  tujuan  hasrat  untuk memperoleh  pengetahuan  baru  atau  menguasai  keterampilan  baru;  2
tujuan  performa
performace  goals
yaitu  hasrat  untuk  menampilkan diri  sebagai  orang  yang  kompeten  di  mata  orang  lain;  3  tujuan
pendekatan performa
performance-approach goals
yaitu hasrat untuk terlihat  baik  dan  mendapatkan  nilai  positif  di  mata  orang  lain,  dan  4
tujuan  penghindaran  performa
performance-avoidance  goals
yaitu hasrat  untuk  tidak  terlihat  berpenampilan  buruk  atau  menerima  nilai
negatif dari orang lain. d.
Atribusi Atribusi
attribution
adalah  cara  seseorang  dalam  memandang penyebab
cause
dari suatu hasil. Menurut Weiner dalam Eva Latipah, 2012:  182  ketika  seseorang  mengalami  kegagalan  atau  kesuksesan,
seseorang  akan  mengatribusikannya  pada  salah  satu  atau  lebih  dari empat  penyebab  yaitu  1  kemampuan
ability
;  2  usaha
effort
;  3 tingat kesulitan tugas task difficulties; atau 4 keberuntungan
lucky
. Siswa  yang  mengatribusikan  kegagalan  atau  kesuksesannya  dengan
atribusi  usaha
effort
dan  strategi  akan  memiliki  motivasi  yang  lebih tinggi  bila  dibandingkan  dengan  siswa  yang  lebih  mengatribusikan
kegagalan  atau  kesuksesannya  dengan  kemampuan
ability
atau  yang lainnya.
18
e. Ekspektasi dan Atribusi Guru
Apabila seorang guru memiliki ekspektasi  yang tinggi terhadap siswa, mereka akan menyajikan materi pelajaran yang lebih banyak dan
topik-topik  yang  lebih  sulit,  lebih  sering  berinteraksi  dengan  siswa, memberikan kesempatan yang lebih banyak bagi siswa untuk merespon,
dan memberikan umpan balik positif dan spesifik. Berdasarkan  pendapat  para  ahli  di  atas,  peneliti  menyimpulkan
bahwa  faktor-faktor  yang  mempengaruhi  motivasi  belajar  siswa  terdiri dari  faktor  intern  dan  faktor  ekstern.  Faktor  intern  adalah  faktor  yang
berasal  dari  dalam  diri  siswa  meliputi  cita-cita  atau  aspirasi  siswa, kemampuan  siswa,  kondisi  siswa,  minat,  ekspektasi  dan  nilai,  tujuan
dan atribusi. Faktor ekstern adalah faktor yang berasal dari lingkungan siswa  meliputi  kondisi  lingkungan  siswa,  unsur-unsur  dinamis  dalam
belajar dan pembelajaran, upaya guru dalam membelajarkan siswa, dan ekspektasi dan atribusi guru.
5. Cara Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa.
Ada  beberpa  usaha  yang  dapat  dilakukan  oleh  guru  untuk  dapat membangkitkan  atau  meningkatkan  motivasi  belajar  siswa  seperti  yang
diungkapkan oleh Nana Syaodih Sukmadinata 2004:71 sebagai berikut. a.
Menjelaskan  manfaat  dan  tujuan  dari  pelajaran  yang  diberikan.  Siswa akan termotivasi apabila siswa memahami manfaat dari pelajaran  yang
diberikan bagi kehidupannya.
19
b. Memilih materi atau bahan pelajaran yang benar-benar dibutuhkan oleh
siswa.  Siswa  akan  termotivasi  dan  tertarik  untuk  belajar  apabila  siswa merasa  materi  atau  bahan  tersebut  mereka  butuhkan  dalam
kehidupannya.  Guru  sebaiknya  memberi  tugas,  membimbing, mengarahkan, dan memberi perlakuan sesuai dengan taraf aspirasi yang
dimiliki siswa Eva Latipah, 2012: 186. c.
Memilih  cara  penyajian  yang  bervariasi  sesuai  dengan  kemampuan siswa  dan  memberikan  banyak  kesempatan  kepada  siswa  untuk
berpartisipasi  dalam  pembelajaran.  Metode  dan  model  pembelajaran yang  variatif  akan  menarik  perhatian  siswa  untuk  belajar.  Selain  itu,
siswa  akan  termotivasi  untuk  belajar  apabila  mereka  dapat  melakukan suatu kegiatan belajar secara langsung.
d. Memberikan  sasaran  dan  kegiatan-kegiatan  antara.  Sasaran  akhir  dari
kegiatan  belajar  siswa  adalah  lulus  dari  ujian  akhir.  Sasaran  untuk menempuh ujian akhir bagi siswa baru merupakan kegiatan yang terlalu
lama. Hal ini juga disampaikan oleh Abin Syamsuddin Makmun 2009: 41  yang  menyarankan  agar  mengadakan
pacemaking.
Makin  dekat pada  tujuan  sasaran,  maka  semakin  besar  motif  untuk  berusaha.  Oleh
karena  itu,  perlu  diadakan  kegiatan-kegiatan  antara  seperti  ulangan harian,  ujian  tengah  semester,  dan  ujian  akhir  semester.  Dengan
kegiatan  ini,  siswa  akan  termotivasi  untuk  dapat  mencapai  prestasi dalam kegiatan-kegiatan tersebut.
20
e. Memberikan  kesempatan  kepada  siswa  untuk  sukses.  Guru  dapat
memberikan  tugas,  latihan,  pekerjaan  rumah,  dan  sebagainya  sesuai dengan  kemampuan  siswa.  Hal  ini  dilakukan  agar  siswa  memperoleh
keberhasilan. Apabila terdapat siswa yang kemampuannya kurang, guru dapat memberikan tugas yang lebih sederhana atau lebih mudah.
f. Memberikan  kemudahan  dan  bantuan  dalam  belajar.  Apabila  siswa
mengalami  kesulitan  atau  hambatan  dalam  belajar,  guru  dapat memberikan bantuan, baik secara langsung oleh guru, maupun memberi
petunjuk kepada siapa siswa tersebut harus meminta bantuan. g.
Memberikan pujian, ganjaran atau hadiah. h.
Penghargaan terhadap pribadi anak. Abin  Syamsuddin  Makmun  2009:  41  juga  menjelaskan
beberapa  cara  untuk  meningkatkan  motivasi  kerja  dan  termasuk perbuatan belajar sebagai berikut.
a. Hindarkanlah sugesti dan kondisi yang negatif kurang menunjang dan
menggairahkan. b.
Ciptakan  situasi  kompetisi  yang  sehat,  baik  antar  individu  dalam kelompokkelasnya. Adanya persaingan yang sehat akan meningkatkan
motivasi  siswa  untuk  mendapatkan  nilai  yang  lebih  baik  dari  siswa yang  lainnya.  Latipah  2012:  186  menjelaskan  tiga  jenis  kompetisi
yang dapat diterapkan oleh guru yaitu 1 kompetisi antara siswa dengan dirinya sendiri
self competition
; 2 kompetisi antara siswa dalam satu
21
kelompok
intra group competition
; dan 3 kompetisi antara kelompok
inter group competition
. c.
Informasikan  hasil  kegiatan  dan  berikan  kesempatan  kepada  individu atau
kelompok yang
bersangkutan untuk
mendiskusikannya. Mendiskusikan  hasil  kegiatan  yang  telah  dilakukan  pada  pembelajaran
pada  hari  tersebut  akan  meningkatkan  motivasi  siswa  untuk  terus berusaha meningkatkan kemampuan dan keterampilannya. Eva Latipah
2012:  187  menjelaskan  kegiatan  ini  sebagai  sarana  umpan  balik
feedback
.
Feedback
yang diberikan terhadap hasil belajar siswa harus jelas  dan  berkaitan  langsung  dengan  pencapaian  siswa.  Pemberian
feedback
yang  memiliki  jeda  waktu  lama  dengan  hasil  belajar  siswa menyebabkan  dua  dampak  negatif  yaitu  1  siswa  yang  melakukan
kesalahan  dalam  belajar  akan  tetap  melakukan  kesalahan  yang  sama kecuali  siswa  mengetahui  kesalahan  yang  dilakukannya;  dan  2
membuat keterkaitan antara perilaku dan akibatnya menjadi kabur. d.
Ganjaran  dan  hadiah
reward  and  bonus
atau  insentif  dapat  juga diberikan  dalam  bentuk  penghargaan  dengan  pujian,  piagam,  fasilitas,
kesempatan,  promosi,  dan  sebagainya.  Menurut  A.  M.  Sardiman 2006:  94  pujian  adalah  bentuk
reinforcement
yang  positif  sekaligus merupakan  motivasi  yang  baik  bagi  siswa.  Bila  dipandang  mungkin
dapat juga digunakan hukuman pedagogis. Penerapan kebijakan
reward and  punishment
akan  meningkatkan  motivasi  siswa  untuk mendapatkan
reward
maupun untuk menghindari
punishment
.