Implementasi Nilai Peduli Lingkungan melalui Proses Pembelajaran

22 Kegiatan spontan Kemendiknas, 2010: 16 yaitu kegiatan yang dilakukan secara spontan pada saat itu juga. Kegiatan ini dilakukan biasanya pada saat guru dan tenaga kependidikan yang lain mengetahui adanya perbuatan yang kurang baik dari peserta didik yang harus dikoreksi pada saat itu juga. Apabila guru mengetahui adanya perilaku dan sikap yang kurang baik maka pada saat itu juga guru harus melakukan koreksi sehingga peserta didik tidak akan melakukan tindakan yang tidak baik itu. Penerapan kegiatan spontan menurut Sri Narwati 2011: 54 dapat juga disebut kegiatan insidental. Kegiatan ini dilakukan secara spontan tanpa perencanaan terlebih dahulu. Contoh penerapan nilai peduli lingkungan secara spontan ialah membuang sampah pada tempatnya. Keteladanan menurut Kemendiknas 2010: 17 adalah perilaku dan sikap guru dan tenaga kependidikan yang lain dalam memberikan contoh terhadap tindakan-tindakan yang baik sehingga diharapkan menjadi panutan bagi peserta didik untuk mencontohnya. Misalnya, berpakaian rapi dan menjaga kebersihan. Selain itu, penerapan keteladan menurut Paskur Sri Narwati, 2011:54 merupakan si kap “menjadi contoh”. Sikap menjadi contoh merupakan perilaku dan sikap guru dan tenaga kependidikan dan siswa dalam memberikan contoh melalui tindakan- tindakan yang baik sehingga diharapkan menjadi panutan bagi siswa lain. Contoh penerapan nilai peduli lingkungan guru menjadi pribadi yang bersih dan rapi, menjaga kebersihan. Sri Narwati 2011: 54-55 menjelaskan bahwa berkaitan dengan upaya sekolah untuk menata lingkungan fisik maupun nonfisik demi terciptanya suasana mendukung terlaksananya pendidikan karakter. Kegiatan menata lingkungan fisik 23 adalah mengkondisikan toilet yang bersih, tempat sampah, halaman yang hijau dengan pepohonan, poster kata-kata bijak yang dipajang di lorong sekolah dan di dalam kelas. Adapun pengkondisian nonfisik misalnya mengelola konflik antara guru supaya tidak menjurus kepada perpecahan, atau bahkan menghilangkan konflik tersebut. Dari pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa penerapan nilai peduli lingkungan melalui program budaya sekolah dapat dilakukan melalui kegiatan rutin, kegiatan spontan, keteladanan, dan pengkondisian. Kegiatan tersebut dapat dilakukan oleh warga sekolah dalam kehidupan sehari-hari di sekolah.

3. Implementasi Nilai Peduli Lingkungan melalui Ekstrakurikuler

Implementasi nilai peduli lingkungan juga dapat dilaksanakan melalui kegiatan ekstrakurikuler. Sri Narwati 2011: 55 menyatakan bahwa kegiatan ekstrakurikuler merupakan kegiatan-kegiatan di luar kegiatan pembelajaran dimana kegiatan ini mendukung pelaksanaan pendidikan karakter. Hal senada juga diungkapkan oleh Novan Ardy Wiyani 2013: 110, kegiatan ekstrakurikuler adalah kegiatan pendidikan yang tercakup dalam kurikulum yang dilaksanakan di luar mata pelajaran untuk mengembangkan bakat, minat, kreativitas, dan karakter siswa di sekolah agar berguna untuk diri sendiri, keluarga, dan masyarakat. Kegiatan ekstrakurikuler diselenggarakan sesuai dengan kebijakan sekolah. Contoh ekstrakurikuler yang mengembangkan dan menerapkan nilai peduli lingkungan ialah kegiataan ekstrakurikuler pramuka. Berdasarkan uraian di atas, dapat diketahui bahwa implementasi nilai peduli lingkungan di tingkat satuan pendidikan dapat dilakukan melalui proses 24 pembelajaran, budaya sekolah, serta ekstrakurikuler. Deskripsi nilai peduli lingkungan dan tiga implementasi nilai peduli lingkungan akan dijadikan acuan dalam penyusunan pedoman observasi dan pedoman wawancara dalam penelitian ini.

D. Sekolah Adiwiyata

1. Pengertian dan Tujuan Adiwiyata

Program adiwiyata dikembangkan oleh Kementerian Lingkungan Hidup dan Departemen Pendidikan Nasional pada tanggal 21 Februari 2006 sebagai bentuk kerjasama guna mengembangkan program pendidikan lingkungan hidup pada pendidikan dasar dan menengah melalui program Adiwiyata. Pada awalnya program ini dilaksanakan di 10 sekolah di Pulau Jawa sebagai contoh model sekolah dengan melibatkan perguruan tinggi dan LSM yang bergerak di bidang Pendidikan Lingkungan Hidup. Dimana saat ini telah berkembang di sekolah- sekolah mulai dari jenjang sekolah dasar hingga sekolah menengah. Pada buku Panduan Adiwiyata KLH dan Kemendikbud, 2011:3 dijelaskan bahwa program adiwiyata mempunyai pengertian suatu tempat yang baik dan ideal dimana dapat diperoleh segala ilmu pengetahuan dan berbagai norma serta etika yang dapat menjadi dasar manusia dalam menuju terciptanya kesejahteraan hidup kita dan menuju kepada cita-cita pembanguan dan berkelanjutan. Peraturan Menteri Lingkungan Hidup No 05 tahun 2003 menjelaskan bahwa program adiwiyata merupakan program untuk mewujudkan sekolah peduli terhadap lingkungan. Dari pendapat diatas peneliti menyimpulkan bahwa program