Komponen Adiwiyata Sekolah Adiwiyata

30 karakteristik yang berbeda dengan anak-anak yang usianya lebih muda. Anak lebih senang bermain, senang bergerak, senang bekerja dalam kelompok, dan senang merasakan atau melakukan sesuatu secara langsung. Piaget Rita Eka Izzaty: 2013:104-105 menyatakan bahwa masa kanak- kanak akhir usia 7-12 tahun secara kognitif tergolong pada masa operasi konkret, dimana anak berfikir logis terhadap objek yang konkret. Anak mulai berkurang rasa egonya, mulai bersikap sosial atau menerima pendapat orang lain. Anak berfikir induktif yaitu berfikir dari hal-hal yang khusus kemudian ditarik kesimpulan ke umum. Untuk menjelaskan ide yang kompleks pada anak dapat menggunakan contoh-contoh yang familier atau menggunakan media konkrit. Selanjutnya, menurut Syamsu Yusuf LN 2007: 24-25 masa usia sekolah dasar disebut sebagai masa intelektual atau masa keserasian bersekolah. Pada masa ini anak-anak lebih mudah dididik daripada masa sebelum dan sesudahnya. Masa ini diperinci lagi menjadi dua fase, yaitu: 1 Masa kelas rendah sekolah dasar, berkisar antara 6 atau 7 tahun sampai umur 9 atau 10 tahun. Beberapa sifat anak-anak pada masa ini antara lain sebagai berikut. a Adanya hubungan positif yang tinggi antara keadaan jasmani dengan prestasi apabila jasmaninya sehat banyak prestasi yang diperoleh. b Sikap tunduk kepada peraturan-peraturan permainan yang tradisional. c Adanya kecenderungan memuji diri sendiri. d Suka membanding-bandingkan dirinya dengan anak yang lain. 31 e Apabila tidak dapat menyelesaikan suatu soal, maka soal itu dianggap penting. f Pada masa ini terutama usia 6,0-8,0 tahun anak menghendaki nilai angka rapor yang baik, tanpa mengingat apakah prestasinya memang pantas diberi nilai baik atau tidak. 2 Masa kelas-kelas tinggi sekolah dasar, berkisar umur 9 atau 10 sampai umur 12 atau 13 tahun. Beberapa sifat khas anak-anak pada masa ini ialah: a Adanya minat terhadap kehidupan praktis sehari-hari yang konkret, hal ini menimbulkan adanya kecenderungan untuk membandingkan pekerjaan-pekerjaan yang praktis. b Amat realistik, ingin mengetahui, ingin belajar. c Menjelang akhir masa ini telah ada minat kepada hal-hal dan mata pelajaran khusus, dan mulai menonjolkan bakat-bakat khusus. d Sampai kira-kira umur 11 tahun anak membutuhkan guru atau orang- orang dewasa lainnya untuk menyelesaikan tugas dan memenuhi keinginannya. Selepas pada umur ini pada umumnya anak menghadapi tugas-tugasnya dengan bebas dan berusaha untuk menyelesaikannya. e Pada masa ini, anak memandang nilai angka rapor sebagai ukuran yang tepat sebaik-baiknya mengenai prestasi sekolah. f Anak-anak pada usia ini gemar membentuk kelompok sebaya untuk dapat bermain bersama-sama. Dalam permainan biasanya anak tidak lagi terikat kepada peraturan permainan yang tradisional yang sudah ada, mereka membuat peraturan sendiri-sendiri. 32 Karakteristik perkembangan peserta didik di SDMI menurut Andi Prastowo 2014: 7 dapat dipilah menjadi dua macam yaitu perkembangan pada aspek jasmaniah dan perkembangan pada aspek mental. Pada aspek jasmaniah, peserta didik SDMI telah memiliki kematangan sehingga mampu mengontrol tubuh keseimbangannya. Pada aspek mental yang meliputi perkembangan intelektual, bahasa, sosial, emosi, dan moral keragaman, peserta didik SDMI secara intelektual berada pada tahap perkembangan operasi konkret kelas I-V dan operasi formal kelas VI, yang memiliki kecenderungan belajar bersifat konkret, integratif, dan hirarkhis. Dari aspek bahasa, mereka telah mampu membuat kalimat sempurna, bahkan kalimat majemuk, dan juga dapat mengajukan pertanyaan. Dari aspek sosial, peserta didik SDMI mulai membentuk ikatan baru dengan teman sebaya dan mulai mampu menyesuaikan diri sendiri kepada sikap bekerja sama. Anak secara emosi juga telah mulai belajar mengendalikan dan mengontrol ekspresi emosinya. Sedangkan pada aspek moral, peserta didik SDMI sudah dapat mengikuti peraturan atau tuntutan dari orangtua atau lingkungannya, bahkan di akhir jenjang SDMI juga mampu memahami alasan yang mendasai peraturan. Dari beberapa pendapat diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa karakteristik siswa SD yang berkisar usia 7-12 tahun memiliki kecenderungan belajar dari hal- hal yang bersifat konkret. Pada usia tersebut disebut masa operasional kongkrit. Anak mulai mampu memecahkan masalah yang bersifat aktual, dan mampu berfikir logis. Penerapan dan penanaman nilai peduli lingkungan pada anak haruslah diberikan dengan cara yang mudah dipahami anak yang disesuaikan dengan pemikirannya yang bersifat konkret dan logis. Anak pada usia sekolah 33 dasar juga gemar membentuk kelompok sebaya dan mempunyai rasa ingin tahu yang tinggi.

F. Kerangka Pikir

Permasalahan lingkungan sering kita temui dalam kehidupan sehari-hari. Tidak hanya permasalahan di lingkungan alam saja namun juga ditemui permasalahan yang berkaitan dengan lingkungan di sekolah-sekolah. Seperti kamar mandi WC yang kotor, sampah yang berceceran di sembarang tempat, jajanan yang terkesan kurang bersih, dan lain-lain. Pemerintah dalam menindak lanjuti persoalan lingkungan menerapkan pendidikan karakter pada satuan pendidikan. Salah satu pendidikan karakter yang diterapkan di sekolah dasar ialah nilai peduli lingkungan. Nilai peduli lingkungan menunjuk pada tindakan mencegah dan upaya memperbaiki kerusakan alam dalam kehidupan sehari-hari. Nilai peduli lingkungan di sekolah diharapkan dapat mewujudkan warga sekolah yang bertanggung jawab dalam pengelolaan lingkungan sekitar yang sejalan dengan tujuan program Adiwiyata. Bentuk implementasi nilai peduli lingkungan di sekolah dasar dapat dilaksanakan melalui proses pembelajaran, budaya sekolah, dan ektrakurikuler. Penerapan nilai peduli lingkungan membutuhkan berbagai pertimbangan yang disesuaikan dengan karakteristik anak sekolah dasar. Siswa SD secara kognitif tergolong dalam masa operasi kongkret. Anak mulai mampu memecahkan masalah yang bersifat aktual, dan mampu berfikir logis. Siswa SD sangat menyukai membentuk kelompok sebaya dan mempunyai rasa ingin tahu yang tinggi.