5
jenis sampah dan SDN Tegalrejo 1 mempunyai program untuk mengurangi sampah di sekolah namun masih ditemui siswa yang masih membawa plastik
bekas jajan dari luar ke dalam sekolah. Dari beberapa permasalahan yang dialami, sekolah berusaha untuk mencari solusi untuk menyelesaikan permasalahan
tersebut. Berangkat dari hal tertulis diatas, menarik perhatian peneliti untuk
melakukan penelitian yang berfokus pada implementasi nilai karakter peduli lingkungan di SDN Tegalrejo 1 sebagai sekolah yang sudah menerima
penghargaan adiwiyata nasional. Oleh karena itu peneliti mengambil judul “Implementasi Nilai Peduli Lingkungan di SDN Tegalrejo 1 sebagai Sekolah
Adiwiyata”.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan dari latar belakang masalah yang diuraikan diatas, ada permasalahan yang dapat diidentifikasi. Adapun identifikasi masalah yang
dimaksut adalah sebagai berikut.
1. Ditemukan permasalahan-permasalahan yang berkaitan dengan
lingkungan di Sekolah Dasar sepanjang tahun 2004-2005. 2.
WC sekolah yang beraroma tidak sedap dan terdapat coret-coretan. 3.
Jajanan disekitar SD yang mengandung zat pewarna, zat pengawet, dan terkesan kurang bersih.
4. Siswa SDN Tegalrejo 1 membuang sampah tidak memilah sesuai jenis
sampah.
6
5. Belum diketahui secara jelas implementasi nilai peduli lingkungan di SDN
Tegalrejo 1.
C. Pembatasan Masalah
Peneliti ingin membatasi masalah pada implementasi nilai peduli lingkungan
di SDN Tegalrejo 1. D.
Rumusan Masalah
Berdasarkan pembatasan masalah yang diuraikan diatas, peneliti merumuskan permasalahan yaitu:
Bagaimana implementasi nilai peduli lingkungan di SDN Tegalrejo 1 sebagai
sekolah Adiwiyata? E.
Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah yang diuraikan diatas, tujuan dari penelitian ini adalah mendeskripsikan bagaimana implementasi nilai peduli lingkungan di
SDN Tegalrejo 1 sebagai sekolah Adiwiyata.
F. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat sebagai berikut ini. 1.
Manfaat Teoritis
Hasil penelitian diharapakan dapat digunakan sebagai bahan kajian
tentang penerapan nilai peduli lingkungan di sekolah.
2.
Manfaat Praktis
a. Bagi kepala sekolah, hasil penelitian ini diharapkan menjadi bahan
evaluasi dan masukan dalam rangka pembinaan dan pengawasan
7
terhadap semua warga sekolah berkaitan dengan pelaksanaan
penerapan nilai peduli lingkungan di sekolah.
b. Bagi guru, hasil penelitian ini diharapkan menjadi bahan evaluasi dan
masukan dalam rangka pembinaan dan pengawasan kepada siswa dan diri sendiri untuk lebih menyadari pentingnya peduli lingkungan di
sekolah.
c. Bagi peniliti, diharapkan menjadi suatu pengalaman serta memperoleh
gambaran nyata tentang implementasi nilai peduli lingkungan di
sekolah dasar.
8
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Nilai Peduli Lingkungan
1. Nilai
Nilai mempunyai beberapa pengertian. Nilai menurut Lorens Bagus 2005: 713 dalam bahasa Inggrisnya value berasal dari bahasa Latin valere diartikan
sebagai berguna, mampu akan, berdaya, berlaku, kuat. Sehingga nilai sering diartikan sebagai suatu kualitas hal yang menjadikan hal itu dapat disukai,
diinginkan, berguna, atau dapat menjadi objek kepentingan. Selain itu menurut Louis O. Kattsoff dalam Soejono Soemargono
2004:323, mengatakan bahwa hakekat nilai dapat dijawab dengan tiga cara, yaitu 1 nilai sepenuhnya berhakekat subjektif, tergantung pengalaman manusia
pemberi nilai itu sendiri; 2 nilai merupakan kenyataan-kenyataan ditinjau dari segi Ontology, namun tidak terdapat dalam ruang dan waktu, nilai-nilai tersebut
merupakan esensi logis dan dapat diketahui melalui akal; serta 3 nilai-nilai merupakan unsur objektif yang menyusun kenyataan.
Nilai menurut Rukiyati, dkk 2013: 51-52 adalah sifat atau kualitas yang melekat pada suatu objek. Jadi, bukan objek itu sendiri yang dinamakan nilai. Nilai
berkaitan dengan suatu hal yang ideal dan bersifat normatif yang harus direalisasikan dalam perbuatan sehari-hari berupa fakta. Nilai dipakai dan
diperlukan manusia untuk menjadi landasan alasan, motivasi dalam segala sikap, tingkahlaku dan perbuatannya.
Nilai dalam pendekatan terminologis, para ahli mengajukan aneka pengertian tentang nilai, sesuai dengan sudut pandang yang digunakan atau
9
berdasarkan lingkup keilmuan para ahli tersebut, diantaranya ialah sebagai berikut Ernita Dewi dan Syarifuddin, 2013: 5-7.
1 Driyarkara, filsuf, menurutnya “nilai adalah hakikat suatu hal, yang
menyebabkan hal itu pantas dikejar oleh manusia”. 2
Max Scheller, filsuf Jerman, mengatakan bahwa, “ nilai merupakan suatu kualitas yang tidak tergantung pada pembawanya, merupakan kualitas
apriori atau merupakan yang telah dapat dirasakan manusia tanpa melalui pengalaman inderawi terlebih dahulu”.
3 Sidi Gazalba, mengatakan “nilai adalah sesuatu yang bersifat abstrak, ideal,
nilai bukan merupakan benda konkrit, bukan fakta, tidak hanya persoalan benar dan salah yang menuntut pembuktian empirik, melainkan
berdasarkan penghayatan yang dikehendaki atau yang tid ak dikehendaki”.
4 Fraenkel, menurutnya, “value is any idea, a concept, about what some one
think is important in life, nilai adalah idea atau konsep yang bersifat abstrak tentang apa yang dipikirkan seseorang atau yang dianggap penting
oleh seseorang, biasanya mengacu kepada estetika keindahan, etika pola perilaku, dan logika benar-
salah atau keadilan”. 5
Ending Sumantri berpendapat, bahwa “nilai adalah sesuatu yang berharga, yang penting dan berguna serta menyenangkan dalam kehidupan manusia
yang dipengaruhi pengetahuan dan sikap yang ada pada diri atau hati nuraninya.
6 H. M. Chotob Thoha menganggap “nilai adalah merupakan sikap yang
melekat pada sesuatu sistem kepercayaan yang telah berhubungan dengan subjek yang memberi arti manusia yang meyakini, atau dikatakan juga nilai
sebagai sesuatu yang bermanfaat dan berguna bagi manusia sebagai acuan dalam suatu tingkah laku.
7 Richard Merril, menurutnya nilai adalah patokan atau standar pola-pola
pilihan yang dapat membimbing seseorang atau kelompok ke arah satisfaction, fulfillment, and meaning.
8 Kenneth Andersen dalam bukunya “Introduction to Communication
Theory and Practise” mendefinisikan nilai sebagai jenis sikap, suatu sikap yang sedemikian umumnya dan sedemikian pervasifnya, sehingga relevan
bagi sejumlah besar permasalahan dan kegiatan a special kind of attitude, an attitude which is so general and so pervasive that it is relevant to a
large number of inssues, responses, activities
”. 9
Kuntjaraningrat, mengatakan “merupakan suatu sistem nilai budaya terdiri dari konsepsi-konsepsi yang hidup dalam alam pikiran sebagian besar
keluarga masyarakat, mengenai hal-hal yang harus mereka anggap bernilai dalam hidup.
Kodhi Kaelan, 2010: 87-88, menjelaskan bahwa nilai merupakan cita-cita, harapan dambaan dan keharusan. Berbicara tentang nilai berarti berbicara tentang
das Sollen, bukan das Sein. Artinya bahwa das Sollen itu menjelma menjadi das