25 belajar dapat diartikan sebagai kerangka konseptual yang
digunakan sebagai pedoman dalam melakukan kegiatan.
3. Pembelajaran Kooperatif a. Pengertian Pembelajaran Kooperatif
Menurut Agus Suprijono 2010:54 pembelajaran kooperatif adalah konsep yang lebih luas meliputi semua jenis kerja kelompok
termasuk bentuk-bentuk yang lebih dipimpin oleh guru atau diarahkan oleh guru. Secara umum pembelajaran kooperatif dianggap lebih
diarahkan oleh guru, dimana guru menetapkan tugas dan pertanyaan- pertanyaan serta menyediakan bahan-bahan dan informasi yang
dirancang untuk membantu peserta didik menyelesaikan masalah yang dimaksud. Guru biasanya menempatkan bentuk ujian tertentu
pada akhir tugas. Pembelajaran kooperatif
didukung oleh
teori Vigotsky.
Dukungan teori Vigotsky terhadap model pembelajaran kooperatif adalah penekanan belajar sebagai proses dialog interaktif.
Pembelajaran kooperatif adalah pembelajaran berbasis sosial. Menurut Anita Lie dalam Agus Suprijono 2010:56, model
pembelajaran ini didasarkan pada falsafat homo homini socius. Berlawanan dengan teori Darwin, falsafah ini menekankan bahwa
manusia adalah mahluk sosial. Dialog interaktif interaksi sosial adalah kunci dari semua kehidupan sosial. Tanpa interaksi sosial,
tidak akan mungkin ada kehidupan bersama. Dengan kata lain, kerja sama merupakan kebutuhan yang sangat penting artinya bagi
26 kelangsungan hidup. Tanpa kerjasama, tidak akan ada individu,
keluarga, organisasi, dan kehidupan bersama lainnya. Secara umum tanpa interaksi sosial tidak akan ada pengetahuan Piaget sebagai
pengetahuan sosial. Dukungan lain dari teori Vigotsky terhadap model pembelajaran
kooperatif adalah arti penting belajar kelompok. Menurut Chaplin dalam Agus Suprijono 2010:56 mendefinisikan kelom
pok sebagai “a collection of individuals who have some characterictic in common or
who are pursuing a common goal. Two or more persons who interact in any way constite a group. It is not necessary, however, for te
member of a group interact directly or in face to face manner ”.
Berdasarkan Uraian diatas yang dikemukakan oleh para ahli dapat disimpulkan bahwa kelompok itu dapat terdiri dari dua orang
saja, tetapi juga dapat terdiri banyak orang. Chaplin juga mengatakan bahwa anggota kelompok tidak harus berinteraksi secara langsung
yaitu face to face. Sedangkan pengertian kelompok menurut ahli dinamika kelompok bernama Shaw dalam Agus Suprijono 2010:57
“as two or more people who interact with and influence one another”. Menurut Shaw satu ciri yang dipunyai oleh semua kelompok yaitu
anggotanya saling berinteraksi, saling mempengaruhi antara satu dengan yang lain.
b. Tujuan pembelajaran Kooperatif
Tujuan pembelajaran kooperatif berbeda dengan kelompok konvensional yang menerapkan sistem kompetisi, di mana
keberhasilan individu diorientasikan pada kegagalan orang lain.
27 Sedangkan tujuan dari pembelajaran kooperatif adalah menciptakan
situasi di mana keberhasilan individu ditentukan atau dipengaruhi oleh keberhasilan kelompoknya Slavin, 1994.
pembelajaran kooperatif dikembangkan untuk mencapai setidak- tidaknya tiga tujuan pembelajaran penting yang dirangkum oleh
Ibrahim, et al.2000 dalam Don, 2011, yaitu: 1 Hasil Belajar Akademik
Dalam belajar kooperatif meskipun mencakup beragam tujuan sosial, juga memperbaiki prestasi siswa atau tugas-tugas
akademis penting lainnya. Beberapa ahli berpendapat bahwa model ini unggul dalam membantu siswa memahami konsep-
konsep sulit. Para pengembang model ini telah menunjukkan bahwa model struktur penghargaan kooperatif telah dapat
meningkatkan nilai siswa pada belajar akademik dan perubahan norma yang berhubungan dengan hasil belajar. Di samping
mengubah norma yang berhubungan dengan hasil belajar, pembelajaran kooperatif dapat memberi keuntungan baik pada
siswa kelompok bawah maupun kelompok atas yang bekerja bersama menyelesaikan tugas-tugas akademik.
2 Penerimaan terhadap perbedaan individu Tujuan
lain model
pembelajaran kooperatif
adalah penerimaan secara luas dari orang-orang yang berbeda
berdasarkan ras, budaya, kelas sosial, kemampuan, dan ketidakmampuannya. Pembelajaran kooperatif memberi peluang
bagi siswa dari berbagai latar belakang dan kondisi untuk bekerja
28 dengan saling bergantung pada tugas-tugas akademik dan melalui
struktur penghargaan kooperatif akan belajar saling menghargai satu sama lain.
3 Pengembangan keterampilan sosial Tujuan penting ketiga pembelajaran kooperatif adalah
mengajarkan kepada siswa keterampilan bekerja sama dan kolaborasi. Keterampilan-keterampilan sosial, penting dimiliki oleh
siswa sebab saat ini banyak anak muda masih kurang dalam keterampilan sosial.
c. Jenis-Jenis Pembelajaran Kooperatif
Rusman 2010: 213-226 membagi pembelajaran kooperatif manjadi 6 yaitu:
1 Student Teams Achievment Division STAD
Menurut Slavin 2007 model STAD Student Teams Achievment merupakan variasi pembelajaran kooperatif yang
paling banyak diteliti. Dalam STAD, siswa dibagi menjadi kelompok
beranggotakan empat
orang yang
beragam kemampuan, jenis kelamin, dan sukunya. Guru memberikan suatu
pelajaran dan siswa di dalam kelompok memastikan bahwa semua anggota kelompok itu bisa menguasai pelajaran tersebut.
Pembelajaran ini paling tepat digunakan untuk mengajarkan materi-materi pelajaran ilmu pasti. Lebih jauh Slavin memaparkan
bahwa: “Gagasan Utama di belakang STAD adalah memacu