Jenis-Jenis Pembelajaran Kooperatif Pembelajaran Kooperatif a. Pengertian Pembelajaran Kooperatif
31 Selanjutnya guru membagi kelas menjadi kelompok-
kelompok lebih kecil. Jumlah kelompok bergantung pada jumlah konsep yang terdapat pada topik yang dipelajari. Kelompok ini
menjadi kelompok asal, kemudian sesi berikutnya membentuk expert team kelompok ahli, anggota kelompok ahli merupakan
perwakilan dari kelompok asal, kemudian berdiskusi pada masing- masing kelompok, selanjutnya mereka kembali ke kelompok asal,
kemudian berdiskusi kembali. Kegiatan ini merupakan refleksi terhadap pengetahuan yang telah mereka dapatkan dari hasil
berdiskusi kelompok ahli tadi, sebelum pembelajaran diakhiri, diskusi dengan seluruh kelas perlu dilakukan. Selanjutnya, guru
menutup pembelajaran dengan memberikan review terhadap topik yang telah dipelajari.
3 Make A Match
Make a Match merupakan salah satu jenis dari dalam pembelajaran kooperatif. pembelajaran ini dikembangkan oleh
Lorna Curan 1994. Hal-hal yang perlu dipersiapkan jika pembelajaran dengan make a match ini adalah kartu-kartu. Kartu-
kartu tersebut terdiri dari kartu berisi pertanyaan-pertanyaan dan kartu-kartu lainnya berisi jawaban dari pertanyaan tersebut.
Langkah berikutnya adalah guru membagi komunitas kelas menjadi 3 tiga kelompok. Kelompok pertama merupakan
kelompok pembawa kartu-kartu berisi pertanyaan-pertanyaan. Kelompok kedua adalah kelompok pembawa kartu-kartu berisi
jawaban-jawaban. Kelompok ketiga adalah kelompok penilai,
32 posisi kelompok-kelompok tersebut berbentuk huruf U. Jika
masing-masing kelompok sudah berada di posisi masing-masing yang telah ditentukan, maka guru membunyikan peluitnya,
kelompok pembawa kartu pertanyaan dan kelompok pembawa kartu jawaban bergerak bertemu ditengah untuk mencocokan
pertanyaan-jawaban, pasangan pertanyaan-jawaban diserahkan kepada penilai.
Setelah itu penilai berganti menjadi kelompok pemegang kartu pertanyaan dan jawaban, kelompok pemegang kartu
pertanyaan dan jawaban menjadi penilaiannya dengan langkah yang sama.
4 Investigasi Kelompok Group Investigation
Pembelajaran kooperatif GI dikembangkan oleh Shlomo Sharan dan Yael Sharan di Universitas Tel Aviv, Israel. Secara
umum perencanaan
pengorganisasian kelas
dengan menggunakan teknik kooperatif GI adalah kelompok dibentuk oleh
siswa itu sendiri dengan beranggotakan 2-6 orang, tiap kelompok bebas memilih subtopik dari keseluruhan unit materi pokok
bahasan yang akan diajarkan, dan kemudian membuat dan menghasilkan laporan kelompok. Selanjutnya setiap kelompok
mempresentasikan laporannya kepada seluruh kelas, untuk berbagi dan saling tukar informasi temuan mereka Burns, et al,
tanpa tahun. Menurut slavin 1995, pembelajaran kooperatif GI
sebenarnya dilandasi oleh filosofi belajar Jhon Dewey. Teknik
33 kooperatif ini telah secara meluas digunakan dalam penelitian dan
memperlihatkan kesuksesannya terutama untuk program-program pembelajaran dengan tugas-tugas spesifik.
Implementasi strategi belajar kooperatif GI dalam pembelajaran, secara umum dibagi menjadi enam langkah, yaitu:
a Mengidentifikasi topik dan mengorganisasikan siswa ke dalam kelompok para siswa menelaah sumber-sumber informasi,
memilih topik, dan mengategorisasi saran-saran; para siswa bergabung kedalam kelompok belajar dengan pilihan topik
yang sama; komposisi kelompok didasarkan atas ketertarikan topik yang sama dan heterogen; guru membantu atau
memfasilitasi dalam memperoleh informasi b Merencanakan tugas-tugas belajar direncanakan secara
bersama-sama oleh para siswa dalam kelompok masing- masing, yang meliputi: apa yang kita selidiki; bagaimana
melakukannya, siapa sebagai apa-pembagian kerja; untuk tujuan apa topik ini dinvestigasi
c Melaksanakan investigasi
siswa mencari
informasi, menganalisa data, dan membuat kesimpulan
d Menyiapkan laporan akhir anggota kelompok menentukan pesan-pesan esensial proyeknya
e Mempersentasikan laporan akhir presentasi dibuat untuk keseluruhan kelas dalam berbagai macam bentuk
f Evaluasi para siswa berbagi mengenai balikan terhadap topik yang dikerjakan
34 Pembelajaran kooperatif tipe group investigation langkah-
langkah pembelajarannya adalah: a Membagi siswa kedalam kelompok kecil terdiri dari 2-6 orang
siswa b Memberikan pertanyaan terbuka yang bersifat analitis.
c Mengajak setiap siswa untuk berpartisipasi dalam menjawab pertanyaan kelompoknya secara bergiliran searah jarum jam
dalam kurun waktu yang telah disepakati.
5 Teams Games Tournaments TGT
Menurut Saco 2006, dalam pembelajaran TGT siswa memainkan permainan dengan anggota-anggota tim lain untuk
memperoleh skor bagi tim mereka masing-masing. Permainan dapat disusun guru dalam bentuk kuis berupa pertanyaan-
pertanyaan yang berkaitan dengan materi pelajaran. TGT adalah salah satu tipe pembelajaran kooperatif yang
menempatkan siswa dalam kelompok-kelompok belajar yang beranggotakan 5-6 orang siswa yang memiliki kemampuan, jenis
kelamin dan suku kata atau ras yang berbeda. Guru menyajikan materi, dan siswa bekerja dalam kelompok mereka masing-
masing. Dalam kerja kelompok guru memberikan LKS kepada setiap kelompok. Tugas yang diberikan dikerjakan bersama-sama
dengan anggota kelompoknya. Apabila anggota kelompoknya yang tidak mengerti dengan tugas yang diberikan, maka anggota
kelompok yang lain bertanggung jawab untuk memberikan
35 jawaban atau menjelaskannya, sebelum mengajukan pertanyaan
tersebut kepada guru. Menurut Slavin pembelajaran kooperatif tipe TGT terdiri
dari lima langkah tahapan, yaitu tahap penyajian kelas class precentation, belajar dalam kelompok teams, permainan
games, pertandingan tournaments, dan penghargaan kelompok team recognition. Berdasarkan apa yang diungkapkan oleh
Slavin, maka model pembelajaran kooperatif tipe TGT memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
a Siswa bekerja dalam kelompok-kelompok kecil b Games tournaments
c Penghargaan kelompok
6 Struktural
Menurut pendapat Spencer dan Miguel Kagan Shlomo Sharan, 2009:267 bahwa terdapat enam komponen utama
didalam pembelajaran kooperatif tipe pendekatan struktural. Keenam komponen itu adalah sebagai berikut:
a Struktur dan Konstruk yang Berkaitan Premis dasar dari pendekatan struktural adalah bahwa ada
hubungan kuat antara yang siswa lakukan dengan yang siswa pelajari, yaitu interaksi dalam kelas telah memberi pengaruh
besar pada perkembangan siswa pada sisi sosial, kognitif, dan akademisnya.
36 b Prinsip-Prinsip Dasar
Ada empat prinsip dasar yang penting untuk pendekatan struktural pembelajaran kooperatif, yaitu interaksi serentak,
partisipasi sejajar, interpendensi positif, dan akuntabilitas perseorangan.
c Pembentukan Kelompok dan Pembentukan Kelas Kagan Shlomo Sharan, 2009: 287 membedakan lima
tujuan pembentukan kelompok dan memberikan struktur yang tepat untuk masing-masing, kelima tujuan pembentukan
kelompok itu adalah: 1 agar dikenal; 2 identitas kelompok; 3 dukungan timbal-balik; 4 menilai perbedaan; dan 5
mengembangkan sinergi. d Kelompok
Kelompok belajar kooperatif memiliki identitas kelompok yang kuat, yang idealnya terdiri dari empat anggota yang
berlangsung lama. Kagan Shlomo Sharan, 2009: 288 membedakan empat tipe kelompok belajar tersebut adalah: 1
kelompok heterogen; 2 kelompok acak; 3 kelompok minat; dan 4 kelompok bahasa homogen.
e Tata Kelas Dalam kelas kooperatif ditekankan adanya interaksi siswa
dengan siswa, untuk itu manajemen melibatkan berbagai keterampilan berbeda.
37 f Keterampilan Sosial
The Structural Natural Approach untuk pemerolehan keterampilan sosial menggunakan empat alat, yakni 1 peran
dan gerakan pembuka; 2 pemodelan dan penguatan; 3 struktur dan penstrukturan; dan 4 refleksi dan waktu
perencanaan.