174
SIFAT KIMIA TANAH
a. Pendahuluan
Analisis kimia tanah akan membantu dalam memprediksikan kemampuan tanah dalam suplai hara bagi tanaman. Namun, sering terjadi bahwa hanya
sejumlah sedikit saja unsur-unsur tersedia bagi tanaman. Untuk itu diskusi dan pembahasan tentang sifat kimia tanah difokuskan pada reaksi
pertukaran kation, pH tanah, kejenuhan basa, koloid tanah.
b. Komposisi Kimia Tanah
Tanah terbentuk dari batuan yang melapuk. Adapun komposisi kimia rata- rata dari batuan beku ditunjukkkan dalam tabel di bawah.. Variasi
kandungan unsur Silikon, Oksigen dan Aluminium sangat banyak ditemui. Hal ini menunjukkan dominasi mineral silikat dan aluminosilikat pada
batuan beku. Selanjutnya adalah unsur besi, kalsium, magnesium, natrium, dan kalium. Komposisi kimia batuan beku menyerupai komposisi
mineralogik dari tanah yang telah melapuk minimal atau sedang. Sejumlah tanah mengandung kuarsa, feldspar, dan mika pada fraksi pasir dan
debunya, liat silikat lapis 2:1 dalam fraksi liatnya, dan kebanyakan muatan negatif liat dinetralisir dengan adsorpsi ion-ion kalsium, magnesium,
sodium dan kalium.
175
Tabel 12. Komposisi kimia batuan beku dan tanah-tanah yang melapuk intensif
Senyawa Persentase unsur kimia
SiO2 60
Al2O3 16
Fe2O3 7
TiO2 1
MnO 0.1
CaO 5
MgO 4
K2O 3
Na2O 4
P2O5 0,3
SO3 0,1
Total 100,5
Pada saat tanah melapuk dan komposisi mineralogi berubah setiap waktu, terjadi pula perubahan komposisi kimiawi. Selama proses pembentukan
tanah, terjadi kehilangan unsur-unsur Si relatif terhadap Al dan Fe. Pelepasan dan kehilangan Ca, Mg, Na dan K lebih cepat dibandingkan Si,
dan hal ini ditunjukkan oleh rendahnya kandungan empat kation pada tanah-tanah yang melapuk intensif.
c. Reaksi Tanah atau pH tanah.
Reaksi tanah menunjukkan sifat kemasaman atau alkalinitas tanah yang dinyatakan dengan nilai pH. Nilai pH menunjukkan banyaknya konsentrasi
ion hidrogen H+ di dalam tanah. Makin tinggi kadar ion H+ dalam tanah, semakin masam tanah tersebut. Di dalam tanah selain ion H+ dan ion-ion
lain ditemukan pula ion OH- yang jumlahnya berbanding terbalik dengan
176
banyaknya H+. Pada tanah-tanah yang masam jumlah ion H+ lebih tinggi dibanding OH-, sedang pada tanah alkalin kandungan OH- lebih banyak
daripada H+. Bila kandungan H+ sama dengan OH- maka tanah bereaksi netral yaitu mempunyai pH=7. Konsentrasi H+ atau OH- dalam tanah
sebenarnya sangat kecil. Nilai pH berkisar antara 0-14 dengan pH 7 disebut netral sedang pH kurang dari 7 disebut masam dan pH lebih dari 7 disebut
alkalis. Besarnya kisaran nilai pH tersebut didasarkan atas besarnya konstanta disosiasi air murni yaitu :
HOH H+ + OH-
[ H+] [OH-] = 10-14 = K konstan
Di Indonesia, pH tanah berkisar antara 3 hingga 9. Tanah-tanah pada umumnya bereaksi masam dengan pH 4,0-5,5 sehingga tanah-tanah yang
mempunyai pH 6,0-6,5 sering dikatakan cukup netral meskipun sebenarnya masih agak masam.
Alasan pH tanah penting untuk diketahui karena menentukan mudah tidaknya unsur-unsur hara diserap tanaman. Pada umumnya hara tanaman
akan lebih mudah untuk diserap pada kisaran pH netral oleh karena pada kisaran pH tersebut kebanyakan unsur hara larut dalam air. Pada tanah
masam unsur P tidak dapat diserap tanaman karena diikat oleh Al sedangkan pada tanah alkalis, P sulit diserap tanaman karena difiksasi oleh
Ca. Menunjukkkan kemungkinan adanya unsur-unsur beracun . Pada tanah-
tanah masam banyak ditemukan ion-ion Al didalam tanah, yang kecuali memfiksasi P juga merupakan racun bagi tanaman. Pada tanah rawa yang
pH tanah rendah sangat masam menunjukkan kandungan sulfat tinggi yang bersifat meracun bagi tanaman. Disamping itu, pada tanah yang
177
masam, unsur-unsur mikro juga menjadi mudah larut, sehingga ditemukan unsur mikro yang terlalu banyak. Unsur mikro Mo dapat menjadi racun
kalau pH tanah terlalu alkalis. Gambar 1 Nilai ketersediaan unsur pada kisaran pH 4-9
Mempengaruhi perkembangan mikroorganisme. Bakteri berkembang baik pada pH 5,5 atau sedang pada pH 5,5 perkembangannya sangat
terhambat. Jamur dapat berkembang baik pada segala tingkat kemasaman tanah. Pada pH tanah 5,5 jamur harus bersaing dengan bakteri. Bakteri
pengikat nitrogen dari udara dan bakteri nitrifikasi hanya dapat berkembang dengan baik pada pH 5,5.
d. Koloid Tanah