88
hari terbagi dalam dua bagian yaitu angin ternal yang menarik lereng dan angin lembah. Angin ternal yang menaiki lereng terjadi
akibat adanya pemanasan secara langsung karena lebih terbuka terhadap sinar surya. Udara yang lebih ringan akan naik menelusuri
lereng dan disebut angin ternal. Saat setelah terjadinya angin ternal akan segera disusul angin dari lembah dan disebut angin lembah.
Angin lembah sering menyebabkan terbentuknya awan cumulus di siang hari di puncak
–puncak lereng terutama pada lembah-lembah yang luas dan dalam. Angin lembah pada umumnya bertiup mulai
pukul 09.00 WS sampai terbenamnya surya. Kemudian digantikan oleh angin dari puncak gunung menelusuri lereng menuju lembah
dan disebut angin gunung yang bertiup pada malam hari.
f. Pengukuran Tekanan Udara
Tekanan udara di suatu tempat merupakan gaya yang diberikan oleh udara atmosfer pada setiap luasan tertentu atau berat udara per satuan luas.
Besarnya berat udara dipengaruhi oleh kerapatan atau kepadatan udara itu sendiri. Semakin tinggi suatu tempat, maka tekanan udara semakin
berkurang. Tekanan udara di atas permukaan laut dikatakan sebagai tekanan normal. Gaya yang diberikan oleh udara seluas 1 cm2 di
permukaan laut diperkirakan sebesar 1 kg. Besarnya gaya tersebut ekuivalen dengan tekanan yang diberikan oleh kolom air raksa setinggi 76
cm pada suhu 0 C, sehingga besarnya adalah 76 cm x 13,6 gr.cm
-2
= 1033 gr.cm
-2
. Dalam setiap 1 gram massa sebesar 1033 gr.cm-2, jika 1 milibar = 1000 dine.cm-2 atau sebesar 1012,96 milibar mb. Alat yang digunakan
untuk mengukur tekanan udara ialah barometer. Terdapat dua macam barometer yaitu:
89
1. Barometer air Raksa Torecelli. Barometer air raksa terdiri atas air raksa
dan tabung gelas berskala yang memiliki ketelitian tinggi, yang disebut dengan skala Vernier. Terjadinya perubahan tekanan udara dapat
dipantau dengan naik turunnya air raksa di dalam tabung verneir. Dalam keadaan tekanan udara normal tinggi kolom air raksa dalam
tabung berskala vernier dengan luas penampang 6,45 cm2 menunjukkan angka 76 cm atau satu atmosfer 1 atm.Tipe barometer
air raksa tersebut sudah tidak banyak dipergunakan, karena banyaknya faktor koreski yang harus dimasukkan agar didapatkan hasil
pembacaan yang teliti. Faktor koreksi tersebut ialah koreksi suhu, indeks, dan gravitasi.
2. Barometer Logam Aneroid . Barometer logam biasanya dipakai sebagai
barograf alat yang dapat menunjukkan angka tekanan udara secara otomatis. Di dalam alat ini terdapat pegas atau per yang peka terhadap
perubahan tekanan udara. Perubahan tekanan udara di atmosfer dapat dipantau oleh perubahan ketegangan pegas, selanjutnya dihubungkan
dengan jarum yang bergerak bebas, yang menunjukkan angka tekanan udara tertentu. Barometer logam ini ternyata banyak digunakandari
pada barometer air raksa, karena komposisi dan penggunaannya sangat mudah.
Seringkali alat pengukur tekanan udara barometer, terutama barometer logam dikaitkan dengan alat pengukur ketinggian tempat
yang dikenal dengan sebutan Altimeter, sehingga menjadi satu kesatuan. Penggabungan dua macam alat ini memudahkan pengamatan
berapa milibar tekanan udara pada posisi ketinggian yang telah ditunjukkan oleh alat tersebut. Sehingga alat ini seringkali dipakai
dalam perjalanan pendakian gunung maupun di dalam pesawat terbang. Sebelum alat tersebut digunakan terlebih dahulu mencocokkan
ketinggian tempat meter dari permukaan laut pada titik Triagulasi
90
titik yang menunjukkan ketinggian tempat suatu tempat tertentu, misalnya di stasiun meteorologi atau klimatologi maupun di stasiun
kereta api. Dengan demikian akan dapat didapatkan hasil pengukuran lebih akurat dan teliti.
91
UNSUR CUACA – EVAPORASI PENGUAPAN
a. Pendahuluan