Kelembaban Tanah dan Evapotranspirasi Cara Penetapan Evapotranspirasi

93 permukaan tumbuh-tumbuhan, bila kandungan air tanah mencapai kapasitas lapang.

b. Kelembaban Tanah dan Evapotranspirasi

Kandungan air tanah juga disebut lengas tanah merupakan faktor fisik tanah yang paling menentukan nilai evapotranspirasi aktual. Dengan menurunnya tingkat ketersediaan air tanah, maka diharapkan juga terjadi penurunan nilai evapotranspirasi aktual AE dari nilai potensialnya PE. Bentuk-bentuk pola penurunan ini pada umumnya berbeda diantara kelompok peneliti seperti diperlihatkan pada gambar 8.1. Thornthwaite dam Mather berpendapat bahwa penurunan nilai AE dari PE merupakan fungsi linier dengan menurunnya kandungan air tanah pada batas air tersedia. Tetapi Veihmeyer dan Hendrikson,menyatakan penurunan tersebut baru terjadi dekat titik layu permanen dan penurunannya sangat drastis. Sedangkan pendapat Pierce dan para ahli lainnya merupakan kombinasi dari kedua pendapat tadi, yakni penurunan secara eksponensial.

c. Cara Penetapan Evapotranspirasi

Nilai evapotranspirasi permukaan air bebas Eo dan evapotranspirasi actual AE serta evapotranspirasi potensial PE dapat ditentukan secara langsung dan tidak langsung. Penetapan secara tidak langsung dapat ditentukan dengan melalui rumus pendugaan, misalnya cara pendugaan oleh Thornthwaite dan Blaney Criddle. Kedua cara tersebut menggunakan pendekatan empirik. Dari hasil penelitian di Amerika Serikat, maka diperoleh rumus pendugaan PE yang diduga hanya data suhu udara saja. Selanjutnya dilakukan koreksi terhadap panjang hari pada setiap tempat berdasarkan letak lintang dan waktu.Sedangkan penetapan secara 94 langsung dilakukan dengan menggunakan alat, yaitu dengan alat evaporimeter dan lisimeter. Gambar 19. Alat Pengukur Evapotranspirasi dan Menghitung Neraca Air Teori Neraca Air Jumlah air hujan atau air irigasi dapat diketahui dalam satuan mm, demikian juga yang merembes perkolasi melalui kran di bagian bawah lisimeter. Air yang tidak terukur ialah air yang hilang melalui evaporasi dari permukaan tanah dan transpirasi melalui mulut daun. Melalui perhitungan neraca air jumlah evapotranspirasi dapat diketahui : H + I = S + P + ET Ket : H = Jumlah curah huj an I = jumlah air irigasi atau siraman S = jumlah air yang ditahan oleh tanah P = jumlah air rembesan atau perkolasi ET = jumlah air evapotranspirasi 95 Bila Suhu udara terus-menerus dalam kapasitas lapang maka evapotranspirasi yang terjadi maksimum atau evapotranspirasi potensial ETP. Bila S tidak pada kapasitas lapang maka evapotranspirasi yang terjadi adalah evapotranspirasi aktual. Evaporasi diukur dengan panci klas A dimana tinggi air dalam bejana diukur dengan micrometer pancing, setelah sehari semalam diukur kembali. Penyusutan muka air sama dengan jumlah air yang dievaporasikan melalui persamaan : Eo = Po – P 1 + H Keterangan : Eo : jumlah air yang dievaporasikan; Po : tinggi awal mukaair dalam panci; P1 : tinggi akhir muka air dalam panci; H :curah hujan. Hubungan antara Eo dan ETP dapat diteliti melalui percobaan panci klas A dan lisimeter pada suatu lokasi yang sama. Beberapa hasil penelitian mendapatkan hubungan : ETP = f Eo f nilai pembanding besarnya antara 0.7-0.8, melalui hubungan ini dapat diduga jumlah ETP yang terjadi melalui data Eo dari panci klas A. Nilai Eo umumnya lebih besar dari ETP karena evaporasi terjadi setiap saat, sedangkan ETP hanya pada siang hari saat terjadi proses fotosintesis pada waktu mulut daun terbuka. 96 KLASIFIKASI IKLIM

a. Pendahuluan