Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN
4 dalam lingkungan sekolah. Penggunaan modul yang hanya dapat diakses di
lingkungan sekolah membuat siswa yang masih kurang memahami materi pelajaran merasa kesulitan untuk mendalami materi pelajaran apabila sudah tidak berada di
lingkungan sekolah. Salah satu kompetensi dasar pada Mata Pelajaran Elektronika Dasar yaitu
menerapkan aljabar Boolean pada gerbang logika dasar dan menerapkan macam- macam gerbang dasar rangkaian logika. Pada kompetensi dasar tersebut terdiri atas
beberapa materi pelajaran, meliputi: 1 konsep dasar aljabar Boolean, 2 hukum- hukum aljabar Boolean, 3 penyederhanaan rangkaian, 4 prinsip dasar gerbang
logika AND, OR, NOT, 5 prinsip dasar gerbang kombinasi NAND, NOR, dan 6 prinsip dasar gerbang eksklusif EX-OR dan EX-NOR. Pembelajaran gerbang logika
menekankan pemahaman pada penyederhanaan aljabar Boolean, simbol-simbol, serta karakteristik masing-masing gerbang logika. Pada pengamatan yang telah
dilakukan menghasilkan temuan yakni siswa masih kesulitan dalam melakukan penyederhaan aljabar Boolean serta konsep dasar gerbang logika eksklusif, sehingga
materi aljabar Boolean dan gerbang logika yang menjadi dasar dari teknik digital masih kurang dipahami oleh siswa.
Dunia teknologi dan informasi di lain pihak membahas tentang mobile
learning yang tengah menjadi tren baru dalam dunia pendidikan untuk mengakses sistem pembelajaran secara
online maupun offline. Apabila dibandingkan dengan media berbasis komputer, penggunaan
mobile learning yang dilakukan oleh guru terhadap siswa dalam proses belajar mengajar menjadi media pembelajaran yang
5 lebih fleksibel. Secara prinsip, strategi penyajian materi pembelajaran yang dapat
diakses oleh para pembelajar dengan memanfaatkan gadget yang dapat dibawa secara
mobile digambarkan sebagai istilah dari mobile learning atau yang sering disebut
m-learning Sabar Nurohman dan Suyoso, 2013: 1. Oleh karena itu, penggunaan media pembelajaran berbasis
mobile ini tidak terbatas pada smartphone saja, akan tetapi semua bentuk gadget yang dapat dibawa serta mampu
mengaskes situs atau aplikasi pendidikan dimana saja dan kapan saja juga termasuk ke dalam bentuk
m-learning. Pengguna
smartphone di kalangan anak sekolah telah menjamur, namun dalam penggunaannya masih didominasi sosial media dan hiburan. Begitu pula
temuan yang didapatkan ketika observasi di SMK Negeri 2 Pati dan SMK Muhammadiyah, yakni berdasarkan peraturan sekolah yang memperbolehkan siswa
boleh membawa gadget ke dalam lingkungan sekolah. Gadget yang dominasi
dibawa siswa yakni smartphone, namun belum ada siswa yang memiliki aplikasi
untuk menunjang kegiatan belajar mereka. Siswa yang kurang mahir dalam memilih aplikasi yang baik, dikhawatirkan mengakses fitur-fitur yang dilarang, seperti
pornografi. Hasil
studi ground-breaking yang
menganalisis aktivitas
dan perilaku
online dikalangan anak dan remaja oleh Kementerian Kominfo, Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak PPPA bersama UNICEF 2014
menghasilkan sepuluh kesimpulan, dua diantaranya dikatakan bahwa 79,5 persen dari 98 persen dari anak-anak dan remaja yang disurvei tahu tentang internet
merupakan pengguna internet dan meskipun hampir semua dari mereka tidak setuju
6 terhadap isi pornografi di internet, namun tidak sedikit yang telah mengakses konten
pornografi, terutama apabila konten tersebut muncul secara tidak sengaja dalam bentuk iklan Gatot S. Dewa Broto: 2014. Oleh karena itu, pengembangan media
belajar siswa perlu dikembangkan agar dapat meminimalisasi siswa menonton konten-konten internet yang tidak baik.
Penggunaan smartphone berbasis android menjadi alternatif media belajar
yang dapat diakses dimanapun dan kapanpun oleh siswa. Perkembangan teknologi tersebut membuat guru harus ikut serta belajar menggunakan
smartphone, agar kompetensi guru meningkat, guru tidak kalah saing dengan siswa, serta dapat
membuat kondisi belajar menjadi menyenangkan. Elyas, salah satu penggagas ‘Sagisandoro’ kependekan dari Bersama IGI Bisa Android sebagaimana ditulis oleh
Andi 2016 mengatakan bahwa aplikasi android yang tercipta dalam pelatihan ini
pelatihan untuk mengajak guru membuat aplikasi pembelajaran berbasis android
berisi materi pembelajaran, siswa tinggal meng- install aplikasi dari playstore. Sistem
pembelajaran menggunakan ponsel maupun tablet di kemudian hari akan mengharuskan siswa ke sekolah hanya membawa HP, tidak perlu membawa buku.
Pembelajaran berbasis android masih sangat perlu untuk dikembangkan agar guru
yang sekarang ini masih dominan menjadi sumber belajar bagi siswa mampu memberikan materi-materi pelajaran dengan cara yang lebih menarik dan mudah.
Hasil observasi yang telah dilakukan di SMK Muhammadiyah Kudus diketahui bahwa guru masih belum mahir dalam menggunakan
smartphone. Keadaan tersebut dilihat dari
smartphone yang dimiliki oleh guru justru memiliki spesifikasi yang lebih rendah
7 jika dibandingkan dengan
smartphone yang dimiliki oleh siswa. Oleh karena itu, inovasi untuk memberikan pemahaman suatu materi pelajaran melalui media
pembelajaran yang interaktif dan komunikatif berbasis android sangat perlu untuk
dikembangkan lebih lanjut.