Bagi Siswa Manfaat Penelitian

13

BAB II KAJIAN PUSTAKA

A. Kajian Teori 1. Pembelajaran di Sekolah Menengah Kejuruan SMK

a. Pembelajaran berbasis kompetensi Pendidikan kejuruan merupakan sub sistem dari sistem pendidikan. Sekolah Menengah Kejuruan SMK merupakan salah satu bentuk satuan pendidikan formal yang menyelenggarakan pendidikan kejuruan pada jenjang pendidikan menengah sebagai lanjutan dari SMP, MTs, atau bentuk lain yang sederajat. Sekolah di jenjang pendidikan dan jenis kejuruan dapat bernama Sekolah Menengah Kejuruan SMK atau Madrasah Aliyah Kejuruan MAK, atau bentuk lain yang sederajat Undang- undang Sisdiknas No. 20 Tahun 2003. Desain pembelajaran yang ditawarkan di SMK berbeda dengan desain pembelajaran yang ditawarkan di SMA. Lulusan SMK cenderung diarahkan ke dunia kerja, sedangkan lulusan SMA melanjutkan studi pada jenjang perguruan tinggi. Pembelajaran adalah suatu interaksi yang terjadi antara siswa, guru, serta materi belajar sehingga terjadi proses transfer ilmu yang memungkinkan terjadi perubahan tingkah laku siswa dalam memahami suatu pelajaran demi mencapai tujuan pendidikan. Seluruh komponen pembelajaran harus berperan aktif agar tujuan pendidikan dapat tercapai secara sempurna. Undang-undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sisdiknas Pasal 1 Ayat 2 dituliskan bahwa pembelajaran merupakan sebuah proses interaksi antara peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar 14 dalam suatu lingkungan belajar. Lingkungan belajar yang terdapat pada SMK menuntut siswanya memiliki kompetensi yang lebih dibandingkan dengan siswa SMA. Hal tersebut dikarenakan salah satu tujuan dari pendidikan kejuruan yaitu mempersiapkan peserta didik untuk bersaing di dunia kerja. Pembelajaran berbasis kompetensi adalah sistem pembelajaran yang diterapkan pada sekolah menengah kejuruan. Abdul Majid 2011: 24 menyatakan bahwa pendidikan berbasis kompetensi menitikberatkan pada pengembangan kemampuan untuk melakukan kompetensi tugas-tugas tertentu yang sesuai dengan standar performansi yang telah ditetapkan. Prinsip-prinsip yang tercakup dalam pembelajaran berbasis kompetensi menurut Putu Sudira 2006, meliputi: 1 terpusat pada siswa, 2 berfokus pada penguasaan kompetensi, 3 tujuan pembelajaran spesifik, 4 penekanan pembelajaran pada unjuk kerjakinerja, 5 pembelajaran lebih bersifat individual, 6 interaksi menggunakan multi metoda: aktif, pemecahan masalah, dan kontekstual, 7 pengajar lebih berfungsi sebagai fasilitator, 8 berorientasi pada kebutuhan individu, 9 umpan balik langsung, 10 menggunakan modul, 11 belajar di lapangan praktik, dan 12 kriteria penilaian menggunakan acuan patokan PAP. b. Belajar tuntasmastery learning Belajar tuntas atau mastery learning adalah strategi belajar yang mengharuskan siswa belajar secara tuntas pada suatu kompetensi pembelajaran. Kata ‘tuntas’ yang dimaksudkan yaitu siswa diajak untuk menyelesaikan satu kompetensi terlebih dahulu secara sistematis, sebelum nanti beranjak pada