Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN
4 dirumuskan secara terpusat. Oleh sebab itu, keterlibatan seperti ini
sebetulnya kurang tepat disebut sebagai partisipasi, tetapi lebih tepat disebut sebagai mobilisasi pembangunan.
Berhasil atau tidaknya pembangunan dan pengembangan pariwisata sangat ditentukan oleh adanya dukungan serta partisipasi aktif dari seluruh
lapisan masyarakat, pemerintah maupun pihak swasta. Hubungan antara beberapa pihak ini sangat menentukan strategi yang tepat dalam
pengembangan pariwisata. Walaupun hal ini sangat penting, hubungan antara pemerintah dengan masyarakat lokal masih dirasa sangat lemah.
Karena masih
menggunakan pendekatan
sentralisasi. Tujuan
dari pendekatan sentralisasi ini adalah agar lebih efisien dalam pelaksanaan
karena mementingkan keseragaman serta agar pencapaian tujuan yang sudah ditetapkan akan dapat terwujud secara lebih cepat, oleh karena pada
tingkat masyarakat lokal persoalannya tinggal pelaksanaan program, sedang desain dan perencanaan program sudah ada, sehingga tidak harus
menunggu perumusannya di setiap komunitas yang berbeda. Paradigma
baru pembangunan kepariwisataan yang berbasis
komunitas, menuntut perubahan pendekatan pembangunan top down approach yang selama ini mendominasi proses pembangunan menjadi
boottom up approach. Pendekatan yang seperti ini sangat sesuai dalam menunjang program pemberdayaan masyarakat dan merupakan hal pokok
yang harus dijalankan.
5 Pendekatan
pembangunan pariwisata
yang menempatkan
masyarakat sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari produk wisata dan pemahaman bahwa produk wisata merupakan proses rekayasa sosial
masyarakat merupakan esensi dari pembangunan yang berbasis pada komunitas.
Pendekatan yang berbasis komunitas merupakan salah satu pendekatan yang memiliki nilai strategis, yang salah satunya diyakini
mampu menciptakan produk wisata yang bercirikan sesuai dengan budaya setempat. Hal ini sebagai modal dasar dalam perencanaan dan pemasaran
produk. Sarana dan prasarana yang memadai menjadi faktor yang sangat
penting dalam pengembangan pariwisata, karena akan mempengaruhi tingginya tingkat kunjungan wisatawan. Tingginya tingkat kunjungan
wisatawan akan berdampak pada semakin tingginya pendapatan obyek pariwisata. Sektor pariwisata secara nyata merupakan salah satu industri
yang dapat mendatangkan devisa negara serta pendapatan asli daerah PAD dan pertumbuhan ekonomi masyarakat di daerah.
Pengembangan pariwisata dapat dikatakan sebagai wujud cita – cita
bangsa Indonesia untuk memajukan kesejahteraan umum dan ikut melaksanakan
ketertiban dunia
yang berdasarkan
kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan sosial. Memajukan kesejahteraan umum
dalam arti bahwa pariwisata jika dikelola dengan baik maka akan memberikan kontribusi secara langsung kepada masyarakat disekitar
6 daerah pariwisata, terutama dari sektor perekonomian. Secara tidak
langsung pariwisata memberikan kontribusi yang signifikan kepada Pendapatan Asli Daerah PAD dan juga devisa bagi suatu Negara.
Sebagai salah satu dari beberapa daerah yang menjadi destinasi wisata, di Kabupaten Purbalingga memiliki banyak obyek wisata yang
perlu dikembangkan guna dijadikan sebagai peluang untuk meningkatkan Pendapatan Asli Daerah. Obyek wisata Kabupaten Purbalingga yang
berpeluang mendatangkan Pendapatan Asli Daerah salah satunya yaitu Desa Wisata Limbasari.
Desa Limbasari berada di kaki barisan bukit Plana. Suasananya sejuk
karena hutannya
masih terjaga.
Salah satu
wisata yang
dikembangkan bernama
Tubing. Tubing
di desa
Limbasari ini
memanfaatkan arus sungai Tutung Gunung yang jernih dan bebas sari pencemaran. Jernih karena air sungai ini merupakan bagian hulu yang
aliran airnya bermuara di sungai Klawing. Di Limbasari juga dapat menikmati keindahan air terjun Patra Wisa. Obyek wisata yang ditawarkan
tersebut merupakan aset daerah dan mengharuskan setiap wisatawan membayar retribusi apabila hendak menikmati obyek wisata, sesuai
dengan Peraturan Daerah yang ada. Pembangunan pariwisata di Kabupaten Purbalingga belum optimal
dilakukan karena masih banyak permasalah dan kekurangan yang menjadi kendala dalam pengembangan pariwisata. Pariwisata di Kabupaten
Purbalingga dirasa belum sepenuhnya diperhatikan oleh pemerintah,
7 masyarakat maupun pihak swasta. Dilihat dari minimnya sarana dan
prasarana penunjang di lokasi wisata, akses ke lokasi wisata yang kurang diperhatikan sehingga berdampak pada kurangnya jumlah kunjungan
wisatawan baik wisatawan lokal maupun wisatawan asing. Dengan demikian community based tourism ini dijadikan sebagai salah satu bentuk
paradigma baru pembangunan pariwisata yang mengusung prinsip –
prinsip pembangunan berkelanjutan sustainable development demi pencapain masyarakat yang sejahtera. Nasikun, 2001 : 56
Melihat pentingnya
peranan pariwisata
dalam pembangunan
masyarakat community development. Pariwisata dianggap sebagai strategi yang dapat dijadikan instrumen dalam pemberdayaan masyarakat
melalui pemberian
peluang kepada
masyarakat setempat
untuk mengembangkan
dan mengelola
pariwisata wilayahnya
dengan pendekatan community based tourism.