Pendekatan Community Based Tourism

24 2 Dimensi sosial dengan indikator meningkatnya kualitas hidup, peningkatan kebanggaan komunitas, pembagian peran yang adil antara laki – laki perempuan, generasi muda dan tua, membangun penguatan organisasi komunitas. 3 Dimensi budaya dengan indikator berupa mendorong masyarakat untuk menghormati budaya yang berbeda, membantu berkembangnya pertukaran budaya. 4 Dimensi lingkungan, dengan indikator mempelajari lingkungan pariwisata, mengatur pembuangan sampah, meningkatkan kepedulian akan perlunya konservasi. 5 Dimensi politik, dengan indikator : meningkatkan partisipasi dari penduduk lokal, peningkatan kekuasaan komunitas yang lebih luas, menjamin hak-hak dalam pengelolaan sumber daya alam Community Based Tourism berkaitan erat dengan adanya partisipasi dari masyarakat lokal. Menurut Timothy 1999: 372 partisipasi masyarakat dalam pariwisata terdiri dari dua perspektif yaitu dalam partisipasi masyarakat lokal dalam proses pengambilan keputusan dan partisipasi masyarakat lokal berkaitan dengan keuntungan yang diterima masyarakat dari pembangunan pariwisata.

c. Model dalam Pembangunan Pariwisata

Berkaitan dengan Community Based Tourism, Timmoty 1999: 373, menggagas Model normatif partisipasi dalam pembangunan 25 pariwisata yaitu : ada 3 hal pokok dalam perencanaan pariwisata yang partisipatif yaitu : 1 Berkaitan dengan upaya mengikut sertakan anggota masyarakat dalam pengambilan keputusan, 2 Adanya partisipasi masyarakat lokal untuk menerima manfaat dari kegiatan pariwisata 3 Pendidikan kepariwisataan bagi masyarakat lokal, yang dikenal dengan nama Albeit Western Perspektif.

d. Ciri – ciri Community Based Tourism

Ciri – ciri dari Community Based Tourism menurut Nasikun 2001, antara lain : 1 Jenis pariwisata yang bersahabat dengan lingkungan, secara ekologis aman dan tidak menimbulkan banyak dampak negatif seperti yang dihasilkan oleh jenis pariwisata konvensional yang berskala massif. 2 Pariwisata berbasis komunitas memiliki peluang lebih mampu mengembangkan obyek – obyek dan atraksi – atraksi wisata berskala kecil, dan oleh karena itu dapat dikelola oleh komunitas – komunitas dan pengusaha lokal, menimbulkan dampak sosial – kultural yang minim, dan dengan demikian memiliki peluang yang lebih besar untuk diterima oleh masyarakat. 3 Pariwisata berbasis komunitas ini memberikan peluang yang lebih besar bagi partisipasi komunitas lokal untuk melibatkan diri dalam proses pengambilan keputusan dan dalam menikmati keuntungan