34 pendidikan. Pendidikan diselenggarakan dengan memberikan keteladanan,
membangun kemauan,
mengembangkan kemauan,
mengembangkan kreativitas
anak didik
dengan memberdayakan
semua komponen
masyarakat melalui peran serta dalam penyelenggaraan dan pengendalian mutu kualitas layanan pendidikan. Pendidikan juga mempersiapkan anak
didik untuk mempersiapkan kebahagiaan hidup secara seimbang antara dunia dan akhirat, antara kehidupan pribadi dengan kehidupan kolektif,
yakni menjadi masyarakat yang baik dengan mematuhi norma atau aturan berlaku dalam masyarakat serta memiliki peranan dan kontribusi bagi
kehidupan masyarakat.
Kesimpulan dari
definisi pendidikan
tersebut, maka
pada prinsipnya pendidikan dapat dikatakan bahwa pendidikan adalah sebuah
proses sadar yang dilakukan oleh manusia untuk mengembangkan diri sendiri atau orang lain dalam rangka membentuk, mempersiapkan,
membina dan mengembangkan kemampuan sumber daya yang dimiliki baik yang sifatnya material maupun mental untuk menunjang keberhasilan
dalam hidup lingkungan dan masyarakat dimasa sekarang maupun yang
akan datang.
Menurut Zubaedi 2006: 133, pendidikan berbasis masyarakat adalah sebuah proses yang didesain untuk memperkaya kehidupan
individual dan kelompok dengan mengikutsertakan orang – orang dalam
wilayah geografi, atau berbagi mengenai kepentingan umum, untuk mengembangkan dengan sukarela tempat pembelajaran, tindakan dan
35 kesempatan refleksi yang ditentukan oleh pribadi, sosial, ekonomi dan
kebutuhan politik mereka. Pendidikan berbasis masyarakat community based education merupakan pendidikan sepanjang hayat manusia karena
memberikan peluang
kepada individu
atau kelompok
untuk mengembangakan atau menambahkan ilmu pengetahuannya, baik dari
pengalaman diri sendiri maupun pengalaman dari orang lain. Pendidikan berbasis masyarakat ini melibatkan partisipasi dari masyarakat, bentuk
dari partisipasi masyarakat disini yaitu kolaborasi antara masyarakat dengan
pemerintah dalam
hal perencanaan,
pelaksanaan dan
pengembangan dalam aktivitas pendidikan.
Pendidikan berbasis
masyarakat memiliki
pengertian yang
beragam, namun
sesungguhnya memiliki esensi yang sama, yaitu merupakan model pendidikan yang berorientasi pada pengembangan
masyarakat community development, yang memfokuskan pada upaya perekayasaan sosial. Pendidikan berbasis masyarakat menekankan pada
pelibatan siswa peserta didik dalam aktivitas di dalam dan di luar kelas. Selain itu juga menekankan pada pelibatan masyarakat dalam hal
perencanaan, pelaksanaan, maupun evaluasi efektifitas belajar dan
pemanfaatan outcome.
Menurut Nurhattati 2014: 87, pendidikan berbasis masyarakat berada di masyarakat, untuk menjawab kebutuhan belajar masyarakat,
dikelola oleh masyarakat dengan memanfaatkan fasilitas yang ada di
36 masyarakat, dan menekankan pentingnya partisipasi masyarakat pada
setiap kegiatan belajar maupun bermasyarakat. Pendidikan memegang peranan penting dalam membentuk dan
menciptakan masyarakat sesuai dengan yang diharapkan. Dengan adanya pendidikan, apa yang dicita
– citakan masyarakat dapat diwujudkan
melalui anak didik sebagai generasi masa depan.
Tujuan pokok pendidikan dalam masyarakat menurut Nazili 2011: 3, ialah membentuk anggota masyarakat menjadi orang
– orang yang berpribadi, berperikemanusiaan maupun menjadi anggota masyarakat
yang dapat mendidik dirinya sesuai dengan watak masyarakat itu sendiri, mengurangi beberapa kesulitan atau hambatan perkembangan hidupnya
dan berusaha untuk memenuhi kebutuhan hidup maupun mengatasi problematikannya. Sedangkan menurut Zubaedi 2006: 131, pendidikan
dari masyarakat artinya pendidikan yang memberikan jawaban atas kebutuhan
masyarakat. Kesimpulan
dari pernyataan diatas bahwa pendidikan berbasis masyarakat itu merupakan kegiatan proses belajar
yang sistem pendidikannya senantiasa berbeda atau berubah – ubah, dari
satu masyarakat kepada masyarakat lain. Hal itu disebabkan karena, setiap masyarakat memiliki sistem sosial, filsafat dan gaya hidup tertentu yang
sesuai dengan tujuan dasar maupun nilai – nilai yang terdapat di
masyarakat tersebut. Pendidikan ini harus didasarkan pada filsafat masyarakatnya.
37
b. Konsep Pendidikan Berbasis Masyarakat
Secara konseptual menurut Zubaedi 2006: 131, pendidikan berbasis masyarakat adalah model penyelenggaraan pendidikan yang
bertumpu pada prinsip “dari masyarakat, oleh masyarakat dan untuk masyarakat”. Pada konteks ini, masyarakat dituntut peran dan partisipasi
aktifnya dalam setiap program pendidikan. Pengertian pendidikan untuk masyarakat artinya masyarakat diikutsertakan dalam semua program yang
dirancang untuk menjawab kebutuhan mereka.
Konsep pendidikan berbasis masyarakat merupakan perwujudan demokratisasi pendidikan melalui perluasan pelayanan pendidikan untuk
kepentingan masyarakat. Pendidikan berbasis masyarakat menjadi sebuah gerakan penyadaran masyarakat untuk terus belajar sepanjang hayat dalam
mengisi tantangan kehidupan yang berubah – ubah. Demokrasi dalam
bidang pendidikan merupakan suatu keharusan, agar dapat melahirkan manusia
– manusia yang berwatak demokratis.
Menurut Toto 2005: 327, demokratisasi pendidikan mengandung arti proses menuju demokratisasi dalam pendidikan. Wujud dari
pendidikan yang demokratisasi ini yaitu melalui pendidikan berbasis masyarakat. Masyarakat diberikan haknya secara penuh untuk ikut
menentukan dalam kebijakan pendidikan nasional. Pendidikan berbasis masyarakat merupakan pendidikan yang dirancang, dilaksanakan, dinilai
dan dikembangkan oleh masyarakat yang mengarah pada usaha menjawab tantangan dan peluang yang ada di lingkungan masyarakat tertentu dengan
38 berorientasi pada masa depan. Acuan dalam memahami pendidikan
berbasis masyarakat adalah pendidikan luar sekolah, karena pendidikan
luar sekolah itu bertumpu pada masyarakat.
Konsep demokratisasi
dalam pengelolaan
pendidikan yang
dituangkan dalam Undang – Undang Republik Indonesia No. 20 Tahun
2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, bab III tentang prinsip penyelenggaraan pendidikan pasal 4 disebutkan bahwa pendidikan
diselenggarakan secara
demokratis dan
berkeadilan, serta
tidak deskriminatif
dengan menjunjung
tinggi hak
asasi manusia,
nilai
keagamaan, nilai kultural, dan kemajemukan bangsa ayat 1.
Perilaku kolektif manusia yang secara alami membentuk jaringan sosial kemasyarakatan merupakan hasil dari proses belajar selama berada
dalam interaksi tersebut. Pola hubungan kemasyarakatan inilah yang membentuk norma atau adat istiadat sebagai identitas kolektif yang terus
diperbaharui sesuai dengan perkembangan kebudayaan. Koentjaraningrat 1990: 145. Akibatnya, sebuah masyarakat akan secara alamiah
berhubungan dalam jaringan keterikatan secara demokratis, memberikan pengaruh, mengarahkan dan membagi sumber daya untuk kemajuan dan
memberikan rasa solidaritas diantara mereka.
Koentjaraningrat 1990:
146 – 161 merumuskan definisi
masyarakat sebagai kesatuan hidup manusia yang berinteraksi menurut suatu sistem adat
– istiadat tertentu yang bersifat kontinyu, dan yang
terikat oleh suatu rasa identitas bersama.
39 Pendidikan
berbasis masyarakat
diartikan sebagai
bentuk penyelenggaraan pendidikan berdasarkan kekhasan agama, sosial, budaya,
aspirasi, dan potensi masyarakat sebagai perwujudan pendidikan dari, oleh, dan untuk masyarakat.
Implementasi pendidikan berbasis masyarakat diharapkan setiap anggota masyarakat dapat belajar bersama. Pendidik, dewan pendidikan,
pengelola, peserta didik adalah semua anggota masyarakat dari semua generasi.
Menurut Zubaedi 2006: 139 – 140, untuk melaksanakan konsep
pendidikan berbasis masyarakat setidaknya perlu dipersiapkan lima hal, yaitu :
1 Teknologi yang digunakan hendaknya sesuai dengan kondisi dan
situasi nyata yang ada di masyarakat. 2
Adanya lembaga atau wadah yang statusnya jelas dimiliki, dipinjam, dikelola, dan dikembangkan oleh masyarakat. Disini dituntut adanya
partisipasi masyarakat dalam perencanaan, pengadaan, penggunaan, dan pemeliharaan pendidikan luar sekolah.
3 Program pelajar yang akan dilakukan harus bernilai sosial atau harus
bermakna bagi kehidupan peserta didik atau warga belajar. 4
Program belajar harus milik masyarakat, bukan milik instansi pemerintah.
5 Aparat pendidikan luar sekolah tidak menangani sendiri programnya,
tetapi melibatkan dengan organisasi masyarakat lainnya. Pendidikan
berbasis masyarakat
mengharuskan pelaksanaan
pendidikan berbasis masyarakat tidak jauh dari realitas yang dialami oleh masyarakat, sehingga program pendidikan disusun berdasarkan kondisi
dan kebutuhan riil di masyarakat mulai dari tahapan perencanaan hingga evaluasi. Keterlibatan masyarakat mutlak diperlukan untuk menampung
40 aspirasi yang menjadi kebutuhan dalam menyusun tujuan pendidikan yang
diinginkan. Inti dari pendidikan berbasis masyarakat adalah proses kesadaran
dari hubungan sosial yang diarahkan untuk pengembangan pendidikan dari, oleh dan untuk masyarakat dengan memperhatikan kondisi sosial,
politik, lingkungan, ekonomi, dan faktor lainnya. Untuk melaksanakan program pendidikan berbasis masyarakat perlu adanya kesadaran,
kepercayaan dan keterlibatan penuh anggota dengan memperhatikan kebebasan, kemampuan dana, dan ketersediaan untuk mengambil peranan.
c. Prinsip – prinsip Pendidikan Berbasis Masyarakat
Menurut Galbraith sebagaimana juga dijelaskan oleh Zubaedi 2006: 137
– 138, keduanya memberikan uraian tentang prinsip
pendidikan berbasis masyarakat sebagai berikut :
1 Self determination menentukan sendiri
Setiap anggota
masyarakat memiliki
hak dan
tanggungjawab untuk
terlibat dalam
menentukan kebutuhan
masyarakat dan mengenali sumberdaya masyarakat yang dapat dipergunakan untuk mencukupi kebutuhan.
2 Self help menolong diri sendiri
Anggota masyarakat
dilayani dengan
baik ketika
kemampuan mereka untuk menolong diri mereka sendiri telah didorong dan dikembangkan. Mereka menjadi bagian dari solusi
dan membangun kemandirian lebih baik daripada menggantungkan