Prinsip – prinsip Pendidikan Berbasis Masyarakat

43 pariwisata itu sendiri, dapat mengembangkan pariwisata dengan teknik analisis kekuatan, potensi, kelemahan serta ancaman.

B. Penelitian yang Relevan

1. Penelitian oleh Dhanik Nor Palupi Rorah yang berjudul “Pengelolaan Pariwisata Berbasis Masyarakat Community Based Tourism di Desa Wisata Kebonagung Kecamatan Imogiri. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: a. Pengelolaan pariwisata di Desa Kebonagung dilakukan secara langsung oleh masyarakat lokal melalui POKDARWIS. Desa Wisata Kebonagung telah memberikan kontribusi terhadap peningkatan konservasi sumber daya alam dan budaya, dan kontribusi terhadap peningkatan ekonomi, melalui produk wisata yang berorientasi pada budaya lokal; b. Pada tahap pembentukan Desa Wisata Kebonagung masyarakat kurang dilibatkan, tingkat partisipasi yang tergambar adalah Paradigma Penghargaan Semu Degrees of Tokenism, c. Pada tahap pelaksanaan program desa wisata, secara kuantitas jumlah masyarakat yang berperan aktif dalam pengelolaan desa wisata masih sedikit, tetapi jika dilihat dimensi partisipasinya, pada tahap pelaksanaan tingkat partisipasi yang tergambar adalah tingkat kekuatan masyarakat citizen power,karena masyarakat sendiri yang mengelola dan memutuskan bagaimana kegiatan wisata dijalankan. d. Pada tahap evaluasi bentuk partisipasi masyarakat berupa sumbangan kritik dan saran, tingkat partisipasi yang tergambar adalah tingkat degree of tokenism. e. Sikap pro 44 masyarakat ditunjukkan dengan ikut menjaga kebersihan lingkungan, terlibat dalam keanggotaan POKDARWIS serta terlibat dalam pengelolaan atraksi, fasilitas dan amenitas wisata, sementara kontra yang terjadi di masyarakat antara lain sikap apriori pada awal pengembangan desa wisatadan pengelolaan keuangan yang tidak transparan sehingga terjadi demonstrasi yang dilakukan oleh masyarakat. Persamaan dengan penelitian ini adalah mengkaji mengenai pariwisata berbasis masyarakat community based tourism, sedangkan perbedaan dengan penelitian ini adalah mengenai tempat atau lokasi penelitian serta waktu penelitian. 2. Penelitian oleh Abdur Rohim yang berjudul “Pemberdayaan Masyarakat melalui Pengembangan Desa Wisata”. Hasil penelitian tersebut yaitu ditemukan bahwa adanya desa wisata berawal dari gagasan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Gunungkidul, kemudian mendapatkan respon positif dari para penggerak lokal masyarakat. Keberhasilan desa wisata Bejiharjo tidak terlepas dari upaya pemerintah setempat membangun tidur panjang masyarakat untuk menggali potensi wisata, kegigihan penggerak desa wisata yang pantang menyerah atas cercaan pihak yang tidak mendukung, ditambah pula stimulan dana dari program PNPM Mandiri Pariwisata dan instansi lainnya. Pemberdayaan masyarakat melalui pengembangan desa wisata yang dilakukan oleh pihak pengelola Desa 45 Wisata Bejiharjo diterapkan dalam bidang atraksi, akomodasi, penyiapan SDM yaitu : a. pertemuan, b. pendampingan, c. bantuan modal, d. pembangunan sarana dan prasarana, e. pembentukan organisasi desa, f. kerja bakti, g. pemasaran. Persamaan dengan penelitian ini yaitu peran dari pemerintah setempat yang ikut berkontribusi dalam pengembangan Desa wisata yang bertujuan untuk memberdayakan masyarakat lokal. Sedangkan, perbedaan dengan penelitian ini yaitu partisipasi masyarakat dalam mengembangkan Desa wisata, serta lokasi dan waktu penelitian.

C. Kerangka Berfikir

Alur pemikiran ini berawal dari adanya potensi – potensi pariwisata sebagai daya tarik wisatawan serta ketertarikan wisatawan untuk berkunjung ke Desa Wisata Limbasari, oleh karena itu Pemerintah Kabupaten Purbalingga mempunyai keinginan untuk mengembangkan Desa Wisata Limbasari sebagai daya tarik wisata di Kabupaten Purbalingga. Hanya saja belum adanya data yang tercatat dari berapa banyak jumlah kunjungan wisatawan yang datang ke kawasan Desa Limbasari. Hal ini sulit untuk mengetahui secara pasti berapa banyak jumlah wisatawan yang berkunjung. Untuk mengetahui persoalan tersebut, pemerintah Kabupaten Purbalingga berkeinginan merumuskan beberapa strategi kebijakan dalam pengembangan pariwisata di Desa Wisata Limbasari. Dari berbagai macam permasalah yang didapat, secara khusus 46 peneliti ingin menjawab beberapa permasalahan dengan rumusan masalah seperti : 1 Bagaimana strategi Community Based Tourism pada pengembangan desa wisata Limbasari? 2 Bagaimana usaha yang dilakukan oleh pemerintah maupun Kelompok Sadar Wisata dalam melakukan pengembangan desa wisata Limbasari? 3 Apa saja faktor penghambat dan faktor pendukung dari Community Based Tourism pada desa wisata Limbasari? Dari ketiga perumusan masalah diatas akan dikaji dan didasarkan dengan beberapa konsep, teori serta akan dianalisis dengan metode Deskriptif kualitatif .