2.1.9 Materi Pokok Segiempat
Dalam penelitian ini materi pokok matematika untuk mengungkap kemampuan mathematical creativity adalah materi segiempat. Segiempat adalah
bangun datar yang memiliki empat sisi. Standar Kompetensi berkaitan dengan materi segiempat yang diajarkan
adalah memahami konsep segiempat dan segitiga serta menentukan ukurannya. Sedangkan Kompetensi Dasarnya adalah menghitung keliling dan luas bangun
segitiga dan segiempat serta menggunakannya dalam pemecahan masalah.
Berdasarkan Standar Isi dan Standar Kompetensi Kelas VII SMP, materi segiempat merupakan materi yang harus dipelajari dan dikuasai oleh siswa. Siswa
akan mempelajari materi segiempat diantaranya adalah persegi, persegi panjang, jajargenjang, trapesium, belah ketupat.
2.2 Kajian Penelitian yang Relevan
Penelitian yang relevan terhadap penelitian ini adalah penelitian Kurniadi 2015 tentang analisis kemampuan berpikir kreatif siswa SMP dengan Problem
Based Learning berbasis Etnomatematika terdapat peningkatan kemampuan tingkat berpikir kreatif siswa yang dikenakan model pembelajaran Problem Based
Learning, terlihat siswa yang dikenai pembelajaran PBL tingkat berpikir kreatifnya lebih tinggi dari pada siswa yang dikenai pembelajaran konvensional.
Penelitian Fortuna 2014 tentang pengaruh strategi REACT terhadap hasil belajar matematika ditinjau dari aktivitas belajar siswa kelas V SD diperoleh hasil
belajar siswa dengan strategi REACT lebih tinggi daripada siswa yang dibelajarkan dengan strategi pembelajaran langsung.
Penelitian Kim Cho 2004 yang berjudul Development of Mathematical Creative Problem Solving Ability Test for Identification of the Gifted in Math
diperoleh tes kemampuan mathematical creativity sangat dianjurkan dapat diperkenalkan di sekolah karena dapat mempengaruhi mode presentasi dari
masalah matematika sehingga dapat merangsang siswa berpikir divergen matematika dan meningkatkan minat mereka dalam matematika.
2.3 Kerangka Berpikir
Dalam pembelajaran matematika, kemampuan mathematical creativity sangat dibutuhkan. Di mana dengan adanya kemampuan mathematical creativity
dapat melahirkan ide-ide baru sehingga siswa tidak hanya terpaku pada penyelesaian soal yang sederhana tetapi penyelesaian soal yang lebih kompleks.
Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan di SMP Negeri 3 Ungaran pada tanggal 26 Januari 2016, menunjukkan bahwa kemampuan mathematical
creativity siswa masih rendah dengan ditemukannya siswa dalam mengerjakan soal yang diberikan oleh guru masih menggunakan cara yang diajarkan oleh guru.
Agar kemampuan mathematical creativity dapat meningkat diperlukan pembelajaran PBL Problem Based Learning dipadukan dengan strategi REACT.
Melalui pembelajaran PBL, pada langkah pembelajaran mengembangkan dan menyajikan hasil karya dapat meningkatkan kemampuan mathematical
creativity siswa karena dengan langkah tersebut siswa dituntut dapat mengembangkan ide-ide dan gagasan baru dalam menyelesaikan suatu
permasalahan yang diberikan oleh guru. Sedangkan melalui strategi pembelajaran REACT, pada komponen Experiencing siswa dituntut dapat mengeksplor,
menciptakan, dan melakukan penemuan ide dalam menyelesaikan masalah yang
diberikan oleh guru. Maka dengan adanya perpaduan antara pembelajaran PBL dan strategi pembelajaran REACT diharapkan dapat meningkatkan kemampuan
mathematical creativity siswa. Selanjutnya setelah dilakukan pembelajaran PBL dengan strategi REACT,
dianalisis kemampuan mathematical creativity siswa kemudian terdeskripsinya kemampuan mathematical creativity siswa.
Sementara kerangka penelitian disajikan pada Gambar 2.1
Gambar 2.1 Bagan Skema Kerangka Berpikir
Kemampuan mathematical creativity siswa masih rendah
Model pembelajaran PBL melalui langkah PBL yaitu
mengembangkan dan menyajikan hasil karya
Strategi REACT melalui komponen REACT yaitu
Experiencing
Analisis kemampuan mathematical creativity siswa
Terdeskripsinya kemampuan mathematical creativity keberagaman penyelesaian masalah matematika siswa melalui penerapan
pembelajaran matematika PBL dengan strategi REACT
34
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Desain Penelitian
Penelitian yang dilakukan oleh peneliti adalah penelitian kualitatif. Moleong 2012:6 mendefinisikan bahwa penelitian kualitatif adalah penelitian
yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan, dan lain-lain
secara holistik dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode
ilmiah. Metode penelitian kualitatif adalah metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat postpositivisme, digunakan untuk meneliti pada kondisi obyek yang
alamiah sebagai lawannya eksperimen, di mana peneliti adalah sebagai instrumen kunci, pangambilan sampel sumber dilakukan secara purposive, teknik
pengumpulan dengan
triangulasi gabungan,
analisis data
bersifat induktifkualitatif, dan hasil penelitian kualitatif lebih menekankan makna dari
pada generalisasi Sugiyono, 2010:15. Menurut Moleong 2012:8-13 penelitian kualitatif memiliki ciri-ciri
antara lain: 1 mempunyai latar ilmiah; 2 peneliti sebagai instrumen utama; 3 menggunakan metode kualitatif; 4 analisis data secara induktif; 5 teori dari
dasar grounded theory; 6 bersifat deskriptif; 7 lebih mementingkan proses daripada hasil; 8 adanya batas yang ditentukan oleh fokus; dan 9 adanya
kriteria khusus untuk keabsahan data.