14
BAB II KAJIAN PUSTAKA
2.1 KAJIAN TEORI
2.1.1 Pengertian Belajar
Menurut Slameto 2010:2 belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru
secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. Belajar juga merupakan suatu aktivitas yang dilakukan secara
sadar untuk mendapatkan sejumlah kesan dari bahan yang telah dipelajari Djamarah, 2012: 21. Proses belajar dikatakan berhasil apabila aktivitas belajar
menyebabkan perubahan dalam diri individu. Sebaliknya, bila tidak terjadi perubahan dalam diri individu, maka belajar dikatakan belum berhasil.
Learning through unfoldment atau disebut juga teori naturalisme-romantic menjelaskan bahwa manusia pada dasarnya adalah baik dan aktif good-active.
Melalui alam, anak akan berkembang secara wajar. Biarkan anak berkembang sendiri sesuai dengan kodrat alam. Anak harus dijauhkan dari paksaan. Belajar
sendiri sesuai dengan minatnya, ia bebas menentukan perbuatannya dan sekaligus bertanggung jawab atas tindakannya. Teori ini dikembangkan oleh J.J. Rousseu,
kemudian disusul oleh pembaharu pendidikan dari Swiss, Pestlozzi dan Froebel seorang filosof dari Jerman Bigge, 1982: 33-34.
Belajar adalah suatu proses perubahan tingkah laku individu melalui interaksi dengan lingkungan. Hamalik, 2011:28. Experiencing means living
through actual situations and reacting vigorously to various aspects of those situations for purpose apparent to the learner. Experiencing includes whatever
one does or undergoes which results in changed behavior, in changed values, meanings, attitudes or skill. Pengalaman sebagai sumber pengetahuan dan
keterampilan yang bersifat pendidikan dan merupakan satu kesatuan di sekitar tujuan murid, pengalaman pendidikan bersifat kontinu dan interaktif yang
membantu integrasi pribadi murid. Burton dalam Hamalik, 2011:29. Belajar menurut teori konstruktivisme bukanlah sekadar menghafal, akan
tetapi proses mengkonstruksi pengetahuan melalui pengalaman. Pengetahuan bukanlah hasil ”pemberian” dari orang lain seperti guru, akan tetapi hasil dari
proses mengkonstruksi yang dilakukan setiap individu. Pengetahuan hasil dari ”pemberian” tidak akan bermakna. Adapun pengetahuan yang diperoleh melalui
proses mengkonstruksi pengetahuan itu oleh setiap individu akan memberikan makna mendalam atau lebih dikuasai dan lebih lama tersimpandiingat dalam
setiap individu. Berdasarkan pendapat para ahli di atas, maka dapat disimpulkan bahwa
belajar merupakan usaha individu untuk mencapai perubahan menyeluruh yang diinginkan sesuai fitrah manusia dengan memanfaatkan objek pembelajaran
sebagai fasilitas
pembentuk pengetahuan
dan pengalaman
secara berkesinambungan dan terintegratif dalam kaitannya dengan pembelajaran IPA
KD 9.2, 10.1, dan 11.1 menggunakan model ARIAS berbantuan media video di kelas IVA SDN 01 Wates, Semarang.
2.1.2 Pembelajaran