metode belajar, belajar yang baik dilakukan secara teratur setiap hari dengan pembagian waktu yang baik, 11 tugas rumah, waktu belajar yang utama
adalah di sekolah, sehingga diharapkan guru jangan terlalu banyak memberi tugas yang harus dikerjakan di rumah,
c. Faktor masyarakat, meliputi: 1 kegiatan siswa dalam masyarakat, jika siswa terlalu banyak mengambil bagian dalam kegiatan masyarakat, belajarnya akan
terganggu; 2 mass media, siswa perlu mendapatkan bimbingan dan kontrol yang cukup bijaksana dari pihak orang tua dan pendidik, baik di keluarga,
sekolah, dan masyarakat mengenai isi mass media; 3 teman bergaul, agar siswa dapat belajar dengan baik, maka perlulah diusahakan agar siswa
memiliki teman bergaul yang baik-baik dan pembinaan pergaulan yang baik serta pengawasan dari orang tua dan pendidik harus cukup bijaksana, 4
bentuk kehidupan masyarakat, kehidupan lingkungan yang baik akan dapat memberi pengaruh yang positif terhadap anaksiswa sehingga siswa dapat
belajar dengan sebaik-baiknya. Faktor-faktor tersebutlah yang akan menjadi dasar pertimbangan dalam
menerapkan pembelajaran IPA KD 9.2, 10.1, dan 11,1 dengan model ARIAS berbantuan media video di kelas IVA SDN 01 Wates, Semarang.
2.1.4 Kualitas Pembelajaran
Konsep dari kualitas merupakan hal yang masih abstrak. Hal ini karena pengertian dari kualitas itu sendiri berkembang secara dinamis. Mutu atau kualitas
pada awalnya berasal dari istilah industri komersial, kemudian mulai masuk dalam domain pendidikan tinggi sebagai ukuran layanan profesional publik. Untuk
memperjelas pengertian kualitas, dibuatlah satu batasan yang disepakati oleh para ahli konsultan dan pebisnis profesional secara universal.
Sebuah studi di Amerika yang dilakukan terhadap 86 perusahaan di bagian Timur Amerika Serikat menemukan bahwa untuk mendefinisikan kualitas telah
menghasilkan respon yang berbeda sebagaimana dikemukakan oleh Evans dan Lindsay 2005:12 bahwa kualitas dapat diartikan sebagai: kesempurnaan,
konsistensi, menghilangkan kerugian, kecepatan pengiriman, proses mengikuti prosedur dan kebijakan, menghasilkan produk yang baik dan berguna, melakukan
yang benar dari awal, memanjakan atau menyenangkan pelanggan dan pelayanan dan kepuasan total bagi pelanggan. Selanjutnya, kualitas pembelajaran secara
operasional dapat diartikan sebagai intensitas keterkaitan sistemik dan sinergis guru, siswa, materi, iklim pembelajaran, dan media dalam menghasilkan proses
dan hasil belajar yang optimal sesuai dengan tuntutan kurikuler Mariani, 2009:6. Untuk mengukur kualitas pembelajaran yang abstrak, maka dirumuskanlah
indikator-indikator kualitas pembelajaran dan penjabarannya supaya dapat diamati secara kasat mata yang disampaikan oleh Mariani sebagai berikut:
1
perilaku pembelajaran guru teacher behavior, 2 perilaku dan dampak belajar siswa student behavior, 3 iklim pembelajaran learning climate, 4 materi
pembelajaran, dan 5 media pembelajaran.
Masing-masing indikator tersebut menurut penjelasan Mariani, 2009:6:1 dapat dijabarkan sebagai berikut:
Dari sisi guru, kualitas dapat dilihat dari seberapa optimal guru mampu memfasilitasi proses belajar siswa; 2 Dari sisi siswa, kualitas dapat dilihat dari perilaku
dan dampak belajar siswa yang mampu membuat siswa termotivasi, aktif, dan kreatif; 3 Dari aspek iklim pembelajaran, kualitas dapat dilihat dari seberapa besar suasana
belajar mendukung terciptanya kegiatan pembelajaran yang menarik, menantang, menyenangkan dan bermakna bagi siswa; 4 Dari sisi media belajar, kualitas dapat
dilihat dari seberapa efektif media belajar digunakan oleh guru untuk meningkatkan intensitas belajar siswa; 5 Sedangkan dari aspek materi, kualitas dapat dilihat dari
kesesuaiannya dengan tujuan dan kompetensi yang harus dikuasai siswa.
Adapun yang dimaksud kualitas pembelajaran dalam penelitian ini merupakan penyesuaian penggunaan lima indikator tersebut terhadap kebutuhan
penelitian dalam pemecahan masalah yang dihadapi. Terdapat tiga indikator yang akan diobservasi, yaitu keterampilan guru, aktivitas siswa, dan hasil belajar yang
berupa hasil belajar kognitif, afektif, dan psikomotorik. Secara lebih terperinci, indikator tersebut dapat diuraikan sebagai berikut.
2.1.5 Keterampilan Guru