a. IPA sebagai proses
Menurut Cain dan Evans 1993 IPA sebagai proses yaitu memahami bagaimana cara untuk memperoleh produk IPA. IPA disusun dan diperoleh
melalui metode ilmiah, jadi dapat dikatakan bahwa proses IPA adalah metode ilmiah. Proses dalam IPA dilakukan sesuai dengan tahapan dari penelitian atau
eksperimen meliputi: 1 observasi; 2 klasifikasi; 3 interpretasi; 4 prediksi; 5 hipotesis; 6 mengendalikan variabel; 7 merencanakan dan melaksanakan
penelitian; 8 interferensi; 9 aplikasi; 10 komunikasi; 11 variabel kontrol; 12 percobaan. Cain dan Evans menjelaskan bahwa:
As an elementary science teacher, you must think of science not as a noun a body of knowledge or facts to be memorized but as a verb acting, doing,
investigating that is, science as a means to an end. They need hand-on experiences that involve them in gathering, organizing, analizing and
evaluating science content. This is the core of sciencing. This approach fosters growth and development in all areas of learning, not just in the
memorization of facts.
Pada penelitian ini aspek-aspek IPA sebagai proses muncul dalam kegiatan belajar siswa, misalnya: 1 Pada siklus I, siswa memahami fase-fase perubahan
kenampakan bulan melalui tayangan video pembelajaran. Selanjutnya, secara berkelompok, siswa diminta untuk menggambarkan fase-fase tersebut di atas
kertas dengan urut. Setelah itu, siswa mengidentifikasi masing-masing nama dari fase kenampakan bulan tersebut, 2 Pada siklus II, siswa menyajikan hasil diskusi
tentang tindakan yang dapat dilakukan ketika menghadapi perubahan lingkungan fisik yang ditayangkan melalui LCD. Secara tidak langsung mereka juga
diarahkan untuk menemukan solusi terhadap masalah perubahan lingkungan tersebut, 3 Pada siklus III, siswa memahami proses pengelolaan sumber daya
alam melalui tayangan video proses produksi kain sarung. Selanjutnya siswa
diminta untuk mendiskusikan tahapan prosesnya dan menuliskannya di lembar tugas kelompok yang disediakan guru.
b. IPA Sebagai Produk