Berdasarkan data hasil penelitian dan pembahasan yang diuraikan oleh peneliti, penerapan ARIAS dan media video dalam pembelajaran IPA dapat
meningkatkan aktivitas siswa.
c. Pembahasan Secara Empiris
Berdasarkan penelitian tindakan kelas oleh Ruchani Afifah. 2012. Peningkatan Kualitas Pembelajaran IPA Melalui Model ARIAS Assurance,
Relevance, Interest, Assessment, and Satisfaction pada Siswa Kelas V SDN Waduk 1. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk meningkatkan aktivitas dan hasil
belajar siswa. Hasil penelitian menunjukkan bahwa persentase keberhasilan penerapan model Assurance, Relevance, Interest, Assessment, and Satisfaction
ARIAS oleh guru pada siklus I mencapai 83,75 dan pada siklus II mencapai 91,25, nilai rata-rata aktivitas siswa pada siklus I 58,3 dan meningkat pada
siklus II dengan rata-rata 73,25, hasil belajar IPA pada siklus I sebesar 68 dengan ketuntasan klasikal sebesar 45 dan meningkat pada siklus II menjadi 81,8
dengan ketuntasan klasikal 85, serta penerapan model ARIAS mendapatkan respon yang positif dari siswa.
4.2.1.3 Peningkatan Hasil Belajar Ranah Kognitif Siklus I, II, dan III
Hasil belajar ranah kognitif siklus I, II, dan III merupakan hasil tes evaluasi individu dalam pembelajaran IPA melalui model ARIAS berbantuan
media video. Jumlah siswa yang mengikuti tes siklus I berjumlah 36 siswa. Rata-rata
hasil belajar siswa secara klasikal pada siklus I sebesar 60,83 dengan perolehan nilai tertinggi 90 dan nilai terendah 30. Semua siswa hadir dalam siklus I dengan
persentase ketuntasan kelas sebesar 50. Secara lebih rinci, hasil belajar siswa pada pembelajaran IPA dapat diuraikan bahwa 0 atau tidak ada siswa yang
mendapatkan nilai pada rentang nilai 0-29. Sebanyak 2 siswa atau sekitar 5,56 yang mendapatkan nilai pada rentang 30-39. Ada 2 siswa atau sekitar 5,56 yang
mendapatkan nilai pada rentang 40-49. Ada 14 siswa atau sekitar 38,89 yang mendapatkan nilai pada rentang 50-63. Serta ada 18 siswa atau 50 yang
mendapatkan nilai pada rentang 64-100. Pada rentangan nilai 0 sampai dengan 63 siswa dikategorikan belum tuntas karena kriteria ketuntasan minimal yang
ditetapkan oleh sekolah yaitu minimal nilai untuk tuntas pada mata pelajaran IPA yang diberlakukan di kelas IV A adalah mencapai angka 64. Berarti, masih ada 18
siswa yang masih belum tuntas. Sedangkan Pada rentangan nilai mulai 64 sampai dengan 100 siswa dikategorikan tuntas. Sehingga, jumlah yang tuntas pada siklus
I sebanyak 18 siswa. Jika persentase ketuntasan kelas dibandingkan dengan data persentase ketuntasan awal pada identifikasi masalah dengan persentase
ketuntasan 47,22, maka menunjukkan adanya peningkatan sebesar 2,78. Sedangkan pada siklus II, jumlah siswa yang mengikuti tes berjumlah 36
siswa. Rata-rata hasil belajar siswa secara klasikal pada siklus II sebesar 69,167 dengan perolehan nilai tertinggi 90 dan nilai terendah 50. Semua siswa hadir
dalam siklus II dengan persentase ketuntasan kelas sebesar 61,11. Secara lebih rinci, hasil belajar siswa pada pembelajaran IPA dapat diuraikan bahwa 0 atau
tidak ada siswa yang mendapatkan nilai pada rentang nilai 0-29, rentang 30-39, serta rentang 40-49. Ada 14 siswa atau sekitar 38,89 yang mendapatkan nilai
pada rentang 50-63. Serta ada 22 siswa atau 61,11 yang mendapatkan nilai pada
rentang 64-100. Berarti, masih ada 14 siswa yang masih belum tuntas. Sedangkan jumlah yang tuntas pada siklus II sebanyak 22 siswa. Jika persentase ketuntasan
kelas siklus II dibandingkan dengan data persentase ketuntasan siklus I dengan persentase ketuntasan 50, maka menunjukkan adanya peningkatan sebesar
11,11. Untuk siklus III, jumlah siswa yang mengikuti tes berjumlah 36 siswa.
Rata-rata hasil belajar siswa secara klasikal pada siklus II sebesar 80,56 dengan perolehan nilai tertinggi 100 dan nilai terendah 45. Semua siswa hadir dalam
siklus III dengan persentase ketuntasan kelas sebesar 86,11. Secara lebih rinci, hasil belajar siswa pada pembelajaran IPA dapat diuraikan bahwa 0 atau tidak
ada siswa yang mendapatkan nilai pada rentang nilai 0-29 dan rentang nilai 30-39. Ada 1 siswa atau sekitar 2,78 yang mendapatkan nilai pada rentang 40-49. Ada
4 siswa atau sekitar 11,11 yang mendapatkan nilai pada rentang 50-63. Serta ada 31 siswa atau 86,11 yang mendapatkan nilai pada rentang 64-100. Berarti,
masih ada 5 siswa yang masih belum tuntas. Sedangkan jumlah yang tuntas pada siklus II sebanyak 14 siswa. Jika persentase ketuntasan kelas siklus III
dibandingkan dengan data persentase ketuntasan siklus II dengan persentase ketuntasan 61,11, maka menunjukkan adanya peningkatan sebesar 25.
4.2.1.4 Peningkatan Hasil Belajar Ranah Afektif
Hasil belajar ranah afektif siklus I, II, dan III merupakan hasil dari pengamatan guru pada angket yang dibagikan pada masing-masing siswa secara
individu dan aktivitas belajar dalam penilaian komponen ASSURANCE pada pembelajaran IPA menggunakan model ARIAS.
Untuk siklus I pada aspek sikap terhadap pembelajaran IPA, siswa memperoleh skor total sebesar 625 poin dengan rincian: 109 poin untuk aspek
minat terhadap pelajaran IPA, 93 poin untuk aspek tingkat kepahaman belajar IPA, 144 poin untuk aspek keyakinan terhadap tingkat keberhasilan belajar IPA.
138 poin untuk sikap penentuan tindakan belajar, dan 141 poin untuk mengetahui arti penting belajar IPA. Secara umum pencapaian skor total 625 menandakan
pencapaian kategori baik pada hasil belajar ranah afektif siklus I. Untuk siklus II pada aspek sikap terhadap pembelajaran IPA, siswa
memperoleh skor total sebesar 653 atau meningkat 28 poin dengan rincian: 109 poin untuk aspek minat terhadap pelajaran IPA, 117 poin untuk aspek tingkat
kepahaman belajar IPA, 144 poin untuk aspek keyakinan terhadap tingkat keberhasilan belajar IPA. 142 poin untuk sikap penentuan tindakan belajar, dan
141 poin untuk mengetahui arti penting belajar IPA. Secara umum pencapaian skor total 653 menandakan pencapaian kategori baik pada hasil belajar ranah
afektif siklus II. Untuk siklus III pada aspek sikap terhadap pembelajaran IPA, siswa
memperoleh skor total sebesar 674 atau meningkat 21 poin dengan rincian: 109 poin untuk aspek minat terhadap pelajaran IPA, 131 poin untuk aspek tingkat
kepahaman belajar IPA, 144 poin untuk aspek keyakinan terhadap tingkat keberhasilan belajar IPA. 145 poin untuk sikap penentuan tindakan belajar, dan
145 poin untuk mengetahui arti penting belajar IPA. Secara umum pencapaian skor total 674 menandakan pencapaian kategori baik pada hasil belajar ranah
afektif siklus III.
4.2.1.5 Peningkatan Hasil Belajar Ranah Psikomotorik
Hasil belajar ranah psikomotorik siklus I, II, dan III merupakan hasil kerja kelompok diskusi serta hasil dari pengamatan guru terhadap aktivitas
psikomotorik siswa pada pembelajaran IPA menggunakan model ARIAS. Pada siklus I, hasil belajar aspek keterampilan siswa memperoleh skor
total sebesar 504 dengan rincian: 139 poin untuk aspek aktivitas dalam kelompok, 82 poin untuk aspek penyampaian ide atau gagasan, 97 poin untuk aspek
penyampaian pendapat, 78 poin untuk aspek keberanian performa, dan 108 poin untuk aspek kekompakan dalam kelompok. Perolaehan skor total 504
mengindikasikan bahwa hasil belajar ranah psikomotorik siswa berada pada kategori cukup.
Pada siklus II, hasil belajar aspek keterampilan siswa memperoleh skor total 588 atau mengalami peningkatan sebesar 84 poin dengan rincian: 144 poin
untuk aspek aktivitas dalam kelompok, 98 poin untuk aspek penyampaian ide atau gagasan, 110 poin untuk aspek penyampaian pendapat, 121 poin untuk aspek
keberanian performa, dan 115 poin untuk aspek kekompakan dalam kelompok. Perolaehan skor total 588 mengindikasikan bahwa hasil belajar ranah
psikomotorik siswa berada pada kategori baik. Pada siklus III, hasil belajar aspek keterampilan siswa memperoleh skor
total 625 atau mengalami peningkatan sebesar 37 poin dengan rincian: 148 poin untuk aspek aktivitas dalam kelompok, 113 poin untuk aspek penyampaian ide
atau gagasan, 112 poin untuk aspek penyampaian pendapat, 135 poin untuk aspek keberanian performa, dan 117 poin untuk aspek kekompakan dalam kelompok.
Perolaehan skor total 625 mengindikasikan bahwa hasil belajar ranah psikomotorik siswa berada pada kategori baik.
Berdasarkan pada hasil pengamatan hasil belajar siswa pada siklus I, II, dan III, sikap dan perilaku yang ditunjukkan siswa mengalami peningkatan. Hal
tersebut juga mempengaruhi adanya peningkatan prestasi belajar siswa dalam pembelajaran IPA. Peningkatan yang terjadi sesuai dengan tujuan diterapkannya
model ARIAS berbantuan media video. Media video terbukti dapat mengontrol aktivitas belajar dan mempermudah siswa untuk memahami materi pelajaran IPA
yang sebelumnya masih kurang. Sedangkan pemberian motivasi dan pembangunan minat belajar pada pembelajaran model ARIAS dengan bantuan
video dapat meningkatkan sikap positif dalam pembelajaran. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah peneliti paparkan,
menunjukkan bahwa penerapan model pembelajaran ARIAS berbantuan media video dalam pembelajaran IPA dapat meningkatkan hasil belajar siswa.
c. Pembehasan Secara Empiris