Memudahkan Akses Permodalan dan Pengelolaan Kegiatan Usaha bagi

54 Sebagaimana yang dikatakan oleh Bapak Edy Purwanto, Ketua BMT Usaha Mulya, sebagai berikut : “Yaa kalo yang dibawah satu juta itu untuk dhuafa sekitar seratus orang, kalo yang di atas satu juta sisanya ada seratus sepuluh orang berarti. Kalo yang di atas satu juta untuk pengusaha, kaya warung kan dia punya usaha tuh .” 4 Ibu Ari juga menjelaskan banyaknya nasabah sesuai dengan jenis pembiayaan, sebagai berikut : “Kalo untuk pembiayaan murabahah itu ada 150 orang, kalo yang ijarah ada 30 orang, hiwalah juga 30 orang . ” 5 Dalam menjalankan program pembiayaan ini, pihak BMT pun memiliki persyaratan untuk menjadi nasabah yang akan mendapatkan modal atau pinjaman dana. Salah satu kriterianya adalah masyarakat bawah menengah yang memiliki usaha minimal telah berjalan selama satu tahun. Selain itu karakter dari calon nasabah itu sendiri. Pihak BMT perlu menyeleksi calon nasabah, dengan langsung terjun ke lapangan atau mensurvei untuk mengetahui lebih dekat kondisi kehidupan, dan perekonomian calon nasabah yang akan dibantu tersebut. Seperti yang dijelaskan oleh Bapak Edy Purwanto selaku Ketua Pelaksana Cabang BMT Usaha Mulya, sebagai berikut : “Jadi wilayah sama karakter orang. Kalo karakter orang apa orang tersebut mudah dipercaya atau bisa diberikan amanahnya. Kalo wilayah, wilayah ini kita belum tahu, karena kita kan orang Jakarta Selatan jadi untuk wilayah ini kita belum tau.Terus juga kalo dia sudah ada dapat pinjaman dari pihak lain enggak kita kasih, takutnya memberatkan. Jadi kalo sudah ke pihak lain bayar ke kita kan berat. Jadi kita disini perlu analisa, setiap ada yang baru kita analisa dulu jadi kita survei dulu, kita tanyakan ke tetangganya, atau apa, tanpa sepengetahuan yang bersangkutan. Jadi kita langsung dateng aja. ” 6 4 Wawancara Pribadi dengan Bapak Edy Purwanto, Bekasi 14 November 2014. 5 Wawancara Pribadi dengan Ibu Ari, Bekasi, 14 November 2014. 6 Wawancara Pribadi dengan Bapak Edy Purwanto, Bekasi 01 Juli 2014. 55 Setelah nasabah mendapatkan modal usaha, BMT tidak lepas tangan begitu saja. BMT harus terus melakukan pembinaan agar nasabah yang telah diberikan modal tersebut tidak salah langkah dalam mengembangkan usahanya. BMT juga melakukan pengawasan terhadap nasabah yang telah diberikan modal usaha, dengan memantau setiap perkembangan kegitan usaha nasabah termasuk pengadaan kunjungan kepada mereka dengan memberikan peringatan dini jika terjadi penurunan kualitas penggunaan dana yang diperkirakan akan mengandung resiko bagi BMT. Penjelasan ini berdasarkan hasil wawancara yang penulis lakukan bersama pihak BMT Usaha Mulya Bapak Edy Purwanto, sebagai berikut : “Jadi kita gini ada kesulitan nasabah ada keluh-kesah nasabah kita dengarkan kita beri solusi. Misalnya kenapa ya warung saya sepi pembeli, kita liat kita kasih solusi, oh coba dalam penataannya kurang apa, ini tarunya disini. Jadi kita tempat untuk berkonsultasi juga. Jadi kita kaya ustadz keliling lah. Selain itu juga tetap kita kontrol. Jadi dia dapat pembiayaan itu tetap kita kontrol. Misalkan kan dia dapat pembiyaaan tapi dalam bulanannya tidak bisa membayar angsurannya. Kita kontrol masalahnya apa atau apa.Itu pertama kita surati tiga kali, pertama teguran, kedua teguran kedua, ketiga teguran ketiga. Kita kan berbadan hukum jadi kita kan maunya kekeluargaan, kita ga mau karna kita kan berbadan hukum. Karna kan namanya hutang kan amal ibadah yang akan ditanya dalam kubur .” 7 Ibu Ari juga memberikan penjelasannya, sebagai berikut : “Di bidang usahanya ya, tergantung sih ada yang beberapa maju ada juga yang kurang ya. Tapi kita sebagai BMT kita tetep terus pantau. Kenapa nih koq bisa usahanya bisa menurun, mungkin dia juga meminjam pinjaman ke orang atau, atau juga ada banyak saingannya. Tapi sih tetap kan kalo kualitasnya menurun berarti cicilan ke kitanya jadi berkurang ya, namanya juga kita syariah, ya kita memaklumi, ga apa-apa dianya menunggak asalkan selesai pelunasannya. Tapi kalo ga bisa bayar juga kita beri kelunasan. Kaya awal kesepakatan 4 bulan tapi meleset dari itu, ya ga apa-apa, asalkan 7 Ibid. 56 orang tersebut sudah sangat tidak mampu. Tapi kalo orang mampu tapi dia susah untuk melunasi, akan kita kasih teguran.” 8

3. Memberdayakan Perekonomian Ummat ke Arah yang Lebih Baik menuju

Kehidupan yang Sejahtera Pemberdayaan masyarakat berarti melakukan perubahan ke arah yang lebih baik yang identik dengan pembangunan yang berarti. Perubahan kemajuan atau progress yaitu peningkatan bidang-bidang kehidupan yang memang diarahkan kepada tujuan yang hendak dicapai. Sebagai tujuan pemberdayaan, program pembiayaan ini menunjuk pada keadaan atau hasil yang ingin dicapai oleh sebuah perubahan sosial; yaitu masyarakat yang berdaya, memiliki kemampuan dalam memenuhi kebutuhan hidupnya baik yang bersifat fisik, ekonomi, maupun sosial, memiliki kehidupan yang sejahtera dan terbebas dari jerat kemiskinan. Pengurus BMT Usaha Mulya yaitu Bapak Edy Purwanto memberikan penjelasan konsep kehidupan yang sejahtera. Menurutnya seseorang dapat dikatakan sejahtera bila ia telah mampu memenuhi kebutuhan hidupnya, baik itu kebutuhan primer dan sekunder. Contoh dari kebutuhan primer seperti kebutuhan sandang, pangan dan papan, termasuk kebutuhan untuk biaya pendidikan, biaya kesehatan. Sedangkan kebutuhan sekunder mampu memiliki sesuatu dari kebutuhan pokok, seperti dapat mengembangkan usaha, memiliki peningkatan pendapatan penghasilan, mampu menambah modal usaha, mampu memiliki perlengkapan usaha, seperti tempat berdagang, gerobak, barang dagangan dan lain sebagainya. Seperti yang dikatakan oleh Bapak Edy Purwanto, sebagai berikut : 8 Wawancara Pribadi dengan Ibu Ari, Bekasi 14 November 2014. 57 “Yaa, dapat terpenuhi kebutuhan baik itu kebutuhan primer dan sekunder.Contohnya kayaa pendapatannya jadi meningkat, bisa terpenuhi semua kebutuhan dalam hal ekonomi, seperti biaya untuk pendidikan anak, biaya kesehatan. Selain itu juga yaa bisa untuk nambahin modal usaha, bisa ngembangin usahanya lah, bisa membayar angsuran dikitanya juga, ya kan?. Hahaha tertawa.” 9 BMT merupakan lembaga keuangan yang dapat meningkatkan kinerja perekonomian dan sekaligus dapat mengentaskan kemiskinan sehingga tercapai kesejahteraan ummat. Dengan hadirnya BMT Usaha Mulya ini dapat menjadi solusi terbaik dan meraih kepercayaan para wirausaha masyarakat bawah dan menengah melalui sinergi amanah sehingga masyarakat dapat meningkatkan taraf perekonomian sejahtera kearah yang lebih baik.

B. Ketercapaian Tujuan Program Pembiayaan Usaha Kecil Mikro BMT

Usaha Mulya Dari hasil pengamatan dan wawancara yang penulis lakukan, baik itu dengan pengurus maupun nasabah BMT Usaha Mulya, diketahui bahwa semua tujuan dari program pembiayaan usaha kecil mikro BMT Usaha Mulya telah berhasil atau telah tercapai.Untuk mengetahui kebenarannya, penulis akan memberikan penjelasan dan pemaparan keberhasilan dari masing-masing tujuan program tersebut, tentunya berdasarkan dengan hasil data yang diperoleh di lapangan, berikut penjelasannya :

1. Mengaplikasikan Mekanisme Bermuamalah menurut Tuntunan

Syariah Islam Yang dimaksud dengan muamalah menurut tuntunan syariah Islam adalah muamalah yang bebas terhindar dari praktik ribawi dan bagi hasil yang sesuai nisbah yang disepakati, keuntungan selisih harga jual, dan ujrah atau 9 Ibid. 58 upah.Dari hasil data yang diperoleh, penulis melihat adanya keselarasan dari pernyataan para nasabah dengan tujuan program yang dimaksud, berikut penjelasannya : a. Terhindar dari Praktik Ribawi BMT Usaha Mulyaberupaya memudahkan masyarakat dalam transaksi pembiayaan dengan harapan dapat memenuhi setiap kebutuhan anggota atau nasabah untuk bermuamalah secara nyaman, penuh berkah dan terhindar dari praktik ribawi. Tanpa akses yang tetap pada lembaga keuangan mikro syariah seperti BMT ini, hampir seluruh masyarakat dan pedagang kecil akan menggantungkan pembiayaan pada kemampuan sendiri yang sangat terbatas atau pada kelembagaan keuangan informal rentenir. Yang mana prosedur penyaluran dana menggunakan sistem riba bunga. Sedangkan yang telah kita ketahui bahwasannya sistem riba itu diharamkan oleh Islam. Para nasabah BMT Usaha Mulya menyadari bahwasannya ada resiko besar apabila mengajukan pembiayaan pada bank keliling atau pun pada bank konvensional, disebabkan karna lembaga keuangan tersebut menggunakan sistem riba bunga. Seperti yang dikatakan oleh Ibu Yanti pedagang warung kelontong, nasabah BMT Usaha Mulya : “Disini mah masih banyak emba bank keliling itu, dia juga ngedateng-datengin yang punya warung yang punya usaha, dia juga nawarin tapi saya mah ga tertarik. Aduuh bunganya bisa nyekek, apalagi kalo ngambilnya yang harian. Emang sih emba gampang persyaratannya cuma jaminan BPKB aja kan. Ah engga lah saya. Saya mah mau cari amannya aja, kalo BMT kan katanya bagi hasil, bukan bunga. ” 10 10 Wawancara Pribadi dengan Ibu Yanti, Bekasi, 13 Juli 2014.