Pengertian Usaha Kecil Mikro

39 paling banyak Rp 10 milyar, atau memilki hasil penjualan tahunan di atas Rp 2 milyar lima ratus juta samapai paling tinggi Rp 50 milyar. 30 Sedangkan usaha kecil, berdasarkan Undang-Undang No. 9 Tahun 1995, memiliki pengertian, “segala kegiatan ekonomi rakyat yang berskala kecil dan memenuhi kriteria kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan serta kepemilikan sebagaimana diatur dalam Undang-Undang ini ”. Menurut Hafsah, pengertian usaha kecil adalah kegiatan ekonomi rakyat yang berskala kecil memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp 200 juta tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha atau memiliki hasil penjualan tahunan paling banyak Rp 1 milyar . 31

2. Fungsi dan Peran Usaha Kecil Mikro

Diakui bahwa usaha mikro, kecil dan menengah UMKM memainkan peran penting di dalam pembangunan dan pertumbuhan ekonomi, tidak hanya di negara-negara sedang berkembang, tetapi juga di negara- negara maju. Di negara maju UMKM sangat penting, tidak hanya kelompok usaha tersebut menyerap paling banyak tenaga kerja dibandingkan usaha besar. Di negara sedang berkembang UMKM juga berperan sangat penting, khususnya dari perspektif kesempatan kerja dan sumber pendapatan bagi kelompok miskin, distribusi pendapatan dan pengurangan kemiskinan, serta pembangunan ekonomi perdesaan. Karena itu, dengan menyadari betapa pentingnya UMKM, tidak mengherankan kenapa pemerintah di hampir 30 Tulus TH Tambunan, Usaha Mikro Kecil dan Menengah di Indonesia: Isu-Isu Penting Jakarta: LP3ES, 2012, h. 56. 31 Euis Amalia, Keadilan Distributif dalam Ekonomi Islam: Penguatan Peran LKM dan UKM di Indonesia Jakarta: Rajawali Pers, 2009, h. 43. 40 semua negara sedang berkembang termasuk Indonesia sudah sejak lama mempunyai berbagai macam program, dengan skim-skim kredit bersubsidi sebagai komponen terpenting, untuk mendukung perkembangan dan pertumbuhan UMKM . 32 Dalam konteks Indonesia, sebagaimana data yang bersumber dari BPS bahwa sebagian besar dari usaha nasional adalah berkategori UKM. UKM ini menciptakan lapangan kerja lebih dari 90 dari total usaha nasional dan menyumbangkan sampai dengan 60 output yang dihasilkan usaha nasional pada sektor nonmigas. Hal ini memberikan keyakinan bahwa UKM mempunyai peranan penting bagi perekonomian Indonesia. UKM seharusnya menjadi salah satu prioritas pembangunan karena langsung menyentuh grassroots sehingga berpotensi menjadi penggerak sektor riil dan pengurang jumlah pengangguran. Salah satu kunci untuk membenahi perekonomian Indonesia secara nasional adalah berakar pada upaya membenahi dan memberdayakan UKM. 33 32 Tulus TH Tambunan, Usaha Mikro Keci dan Menengah di Indonesia: Isu-Isu Penting Jakarta: LP3ES, 2012, h. 53. 33 Euis Amalia, Keadilan Distributif dalam Ekonomi Islam: Penguatan Peran LKM dan UKM di Indonesia Jakarta: Rajawali Pers, 2009, h. 236. 41

BAB III GAMBARAN UMUM OBYEK PENELITIAN

A. Gambaran Umum BMT

Baitul Maal Wa Tamwil Usaha Mulya 1. Latar Belakang Berdirinya BMT Usaha Mulya BMT Usaha Mulya yang berdiri pada tanggal 01 Agustus 2002 adalah Lembaga Keuangan Mikro yang operasionalnya mengacu pada sistem syariah Islam, berfungsi sebagai sarana memberdayakan perekonomian ummat melalui kerjasama antara pihak BMT dengan masyarakat yang menjadi anggota atau nasabah dalam bentuk pembiayaan usaha produktif, layanan konsumtif, simpana atau tabungan ataupun transaksi produk-produk syariah lainnya. Semua transaksi muamalah yang dilakukan menggunakan beberapa mekanisme yang sesuai dengan standar muamalah yang disepakati, keuntungan selisih harga jual, dan ujrah atau upah. Dan sumber dana yang dikelola BMT berasal dari modal BMT, dana pihak ketiga dan ZIS produktif. BMT Usaha Mulya berupaya menghasilkan produk-produk yang praktis, kompetitif serta kemudahan dalam bertransaksi dengan harapan dapat memenuhi setiap kebutuhan anggota atau nasabah untuk bermuamalah secara nyaman, penuh berkah dan terhindar dari praktik ribawi. Selain itu BMT Usaha Mulya juga berupaya untuk fokus pada pemberdayaan serta pengembangan kegiatan usaha produktif atau investasi dikalangan masyarakat bawah dan menengah dalam bentuk permodalan atau pengelolaan usaha baik secara finansial maupun nonfinansial dengan memadukan fungsi Baitul Maal penghimpun dana dan Baitut Tamwil pengembangan usaha.