59 Dengan memilih bergabung menjadi nasabah di BMT Usaha
Mulya, Ibu Yanti akan merasa nyaman dalam melakukan pinjaman, dan bahkan hidupnya maupun usaha yang dijalaninya menjadi berkah,
dikarenakan telah mengikuti serta mengaplikasikan muamalah menurut tuntunan syariah Islam.
b. Prinsip Bagi Hasil dan Jual Beli dengan Keuntungan
Selain terhindar dari praktik ribawi, muamalah menurut tuntunan syariah Islam juga menerapkan prinsip bagi hasil dan prinsip jual beli
dengan keuntungan. Prinsip bagi hasilmerupakan suatu sistem yang meliputi tata cara pembagian hasil usaha antara pemodal dengan pengelola
dana. Sedangkan
prinsip jual
beli dengan
keuntungan dalam
pelaksanaanya BMT mengangkat nasabah sebagai agen yang diberi kuasa melakukan pembelian barang atas nama BMT, kemudian BMT
bertindak sebagai penjual, menjual barang tersebut kepada nasabah dengan harga sejumlah harga beli ditambah keuntungan bagi BMT. Keuntungan
yang diperoleh BMT akan dibagi juga kepada penyedia atau penyimpandana. Seperti yang dikatakan oleh Bapak Edy Purwanto, selaku
Ketua Pelaksana BMT Usaha Mulya, sebagai berikut : “Kalo yang murabahah pure, misalkan dia warung kelontong
butuh modal, biasanya warung kelontong itukan butuh kaya beras, minyak, sembako lah, karna kita itu ga ada gudang jadi kita
percayakan sama dia untuk belanja tapi nanti dia dengan menyerahkan nota belanja. Nominalnya berapa yang dia
belanjakan. Misalkan pengajuan awalnya cuma lima juta, yang habis terpakai cuma empat juta, berarti sisa yang satu jutanya itu
harus dikembalikan. Untuk angsurannya nanti kita hitung lagi. Dengan bagi hasil juga. Karena kan dari hasil penjualannya itu dia
60 udah dapet keuntungan, nah dari barang-barang itu juga kan ada
yang kita bantu jadi bagi hasil.”
11
Ibu Yanti pedagang warung kelontong kembali memberikan pernyataannya, sebagai berikut :
“Yang tanpa bunga itu kan emba, jadi kaya bagi hasil. Yaa kalo kita kan tujuan minjem ke BMT biar cari amannya, biar ga kena
bunga. Kalo kita mengajukan itu udah pasti dihitung dengan jumlah bagi hasilnya.”
12
Jika melihat dan memahami penjelasan dari pengurus BMT maupun para anggota atau nasabah BMT Usaha Mulya, penulis melihat
adanya keselarasan diantaranya. Ini dapat disimpulkan bahwasannya tujuan program mengaplikasikan mekanisme bermuamalah menurut
tuntunan syariah Islam telah berhasil atau telah tercapai.
2. Memudahkan Akses Permodalan dan Pengelolaan Kegiatan Usaha
bagi Masyarakat Bawah dan Menengah
Dalam prosedur peminjamannya, BMT Usaha Mulya memberikan kemudahan meminjamkan modal usaha kepada nasabah. Persyaratannya
dalam mengajukan pembiayaan, yaitu mengisi formulir aplikasi dengan melampirkan :
1. Foto copy KTP suami dan istri.
2. Foto copy Kartu Keluarga.
3. Surat Keterangan domisili RT setempat.
Seperti yang dikatakan oleh Ibu Adi pedagang es kelapa dan mie ayam, sebagai berikut :
11
Wawancara Pribadi dengan Bapak Edy Purwanto, Bekasi, 01 Juli 2014.
12
Wawancara Pribadi dengan Ibu Yanti, Bekasi, 13 Juli 2014.
61 “Saya ngisi formulir sama ngelengkapin surat domisili RT, KTP
suami istri. Sama di survei usaha kitanya.”
13
Selain itu Bapak Aqub juga memberikan pernyataannya, sebagai berikut : “Kalo persyaratannya Kartu Keluarga sama disurvei juga. kita ngisi
formulir sama surat domisili RT, KTP suami istri.”
14
Berbeda dengan mengajukan pinjaman modal di lembaga keuangan formal seperti bank, yang mana persyaratannya bisa dibilang rumit dan
menunggu proses yang lama. Salah satu persyaratannya yang menjadi keluhan masyarakat bawah dan pedagang kecil adalah ketidak adanya
jaminan yang tepat untuk dijaminkan apabila ingin mengajukan pembiayaan di lembaga keuangan formal seperti bank tersebut.
Selain itu juga dari hasil pengamatan dan wawancara bersama para nasabah, mereka mendapatkan kemudahan modal pembiayaan sesuai dengan
yang mereka ajukan. Apabila mereka telah selesai dalam angsuran pembiayaan, mereka juga boleh mengajukan pinjaman modal usaha kembali
untuk kesekian kalinya dan seterusnya. Para nasabah juga diberikan kemudahan dengan ditawarkan tabungan untuk sebagai jaminan dalam
angsuran pembiayaan. Berikut pernyataan dari beberapa nasabah, seperti Ibu Yanti pedagang
warung kelontong, sebagai berikut : “Saya udah 3 kali pengambilan. Yang pertama kan 3 juta,
angsurannya seratus sepuluh ribu, setorannya per hari selama 1 bulan, yang kedua juga sama ngambil 3 juta, nah yang ketiga agak gedean
ngambilnya 10 juta, saya juga lagi butuh. Angsurannya itu yang sekarang tiap bulan satu juta seratus ribu selama
10 bulan.” “Kalo kita sudah lunas bayar angsuran yang pertama kita boleh lagi
emba mengajukan lagi, kita juga ditawari sama pihak BMTnya dengan
13
Wawancara Pribadi dengan Ibu Adi, Bekasi, 12 Juli 2014.
14
Wawancara Pribadi dengan Bapak Aqub, Bekasi 12 Juli 2014.
62 jaminan BPKB. Kalo di BMT kan kita minjem uang itu terus bayar
angsurannya, harus disisihkan untuk nabung juga.”
15
Kemudian Ibu Adi pedagang es kelapa dan mie ayam juga memberikan pernyataanya, sebagai berikut :
“Yang pertama ngambil berapa hari ya, seratus hari. Pertama kali dikasih dua juta. Yang kedua kali tiga juta, yang ketiganya tiga
setengah juta. Karena ga ada jaminan jadinya ga bisa ngambil gede- gede gitu, harus bertahap. Paling saya mah ngambil yang perhari,
yang seratus hari. Jadi tiap hari setorannya. Kalo yang tiga juta setengah itu angsurannya tiga puluh delapan ribu lima ratus per hari.
Kan kena bera
pa persen, sedikit sih mba.” “Pas kita bayar per harinya juga ada uang untuk infak. Kan kita
juga ada tabungannya. Kalo tabungan sih ga bisa diambil jadi buat jaminan.”
16
Ada baiknya pendapat dari beberapa nasabah pengurus, penulis
bandingkan dengan jawaban dari pengurus BMT Usaha Mulya, agar jawaban menjadi absah dan valid. Berikut pemaparan dari Bapak Edy Purwanto selaku
Ketua Pelaksana BMT Usaha Mulya, sebagai berikut : “Jadi kita ngasih fasilitas di setiap bulan atau di setiap hari dia
mengangsur, dia bisa mensisihkan 5 ribu atau berapa untuk ditabung. Uang itu bisa jadi jaminan di kita. Itu dijaminkan setelah lunas
angsurannya.”
17
Jika melihat dan memahami penjelasan dari para nasabah maupun dengan pengurus BMT Usaha Mulya, penulis melihat adanya keselarasan
diantaranya. Ini dapat disimpulkan bahwasannya tujuan program
memudahkan akses permodalan dan pengelolaan kegiatan usaha masyarakat bawah dan menengah telah berhasil atau telah tercapai.
15
Wawancara Pribadi dengan Ibu Yanti, Bekasi, 13 Juli 2014.
16
Wawancara Pribadi dengan Ibu Adi, Bekasi, 12 Juli 2014.
17
Wawancara Pribadi dengan Bapak Edy Purwanto, Bekasi, 01 Juli 2014.