32 kesepakatan, dan kerugian ditanggung sesuai dengan porsi dana
masing-masing. Dalam pembiayaan ini nasabah bertindak sebagai pengelola usaha
dan bank sebagai mitra usaha dapat ikut serta dalam pengelolaan usaha sesuai dengan tugas dan wewenang yang disepakati, seperti melakukan
review, meminta bukti-bukti dari laporan hasil usaha yang dibuat oleh nasabah
berdasarkan bukti
pendukung yang
dapat dipertanggungjawabkan.
21
b. Prinsip Jual Beli
1. Pembiayaan Murabahah
Pembiayaan Murabahah adalah pembiayaan berupa talangan dana yang dibutuhkan nasabah untuk membeli suatu barang dengan
kewajiban mengembalikan talangan tersebut seluruhnya ditambah margin keuntungan bank pada waktu jatuh tempo. Bank memperoleh
margin keuntungan berupa selisih harga beli dari pemasok dengan harga jual bank kepada nasabah.
22
Dalam pembiayaan ini bank bertindak sebagai pihak penyedia dana dalam kegiatan transaksi murabahah dengan nasabah. Bank dapat
membiayai sebagian atau seluruh harga pembelian barang yang telah disepakati kualifikasinya. Apabila telah ada kesepakatan antara bank
dan nasabahnya dan pembiayaan murabahah telah ditandatangani oleh
21
A. Wangsawidjaja, Pembiayaan Bank Syariah Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 2012, h. 196.
22
Wirdyaningsih, dkk., Bank dan Asuransi Islam di Indonesia Jakarta: Kencana, 2005, h. 106.
33 bank dan nasabah, maka bank wajib menyediakan dana untuk
merealisasikan penyediaan barang yang dipesan nasabah
.
23
2. Pembiayaan Bai’u bi Tsaman Ajil
Pembiayaan Bai’u bi Tsaman Ajil yaitu, pembiayaan berupa
talangan dana yang dibutuhkan nasabah untuk membeli suatu barang atau jasa dengan kewajiban mengembalikan talangan dana tersebut
ditambah margin keuntungan bank secara mencicil sampai lunas dalam jangka waktu tertentu sesuai dengan kesepakatan. Bank memperoleh
margin keuntungan berupa selisih harga beli dari pemasok dengan harga jual bank kepada nasabah.
3. Pembiayaan Istishna
Pembiayaan Istishna adalah pembiayaan berupa talangan dana yang dibutuhkan nasabah untuk membeli suatu barang atau jasa dengan
pembayaran di muka, dicicil atau ditangguhkan. Nasabah wajib mengembalikan talangan dana tersebut ditambah margin keuntungan
bank secara mencicil sampai lunas dalam jangka waktu tertentu atau tunai sesuai dengan kesepakatan. Bank memperoleh margin keuntungan
berupa selisih harga beli dari pemasok dengan harga jual bank kepada nasabah.
Bank bertindak sebagai pihak penyedia dana dalam kegiatan transaksi istishna dengan nasabah, dan pembayaran oleh bank kepada
23
A. Wangsawidjaja, Pembiayaan Bank Syariah Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 2012, h. 200.
34 nasabah tidak boleh dalam bentuk pembebasan utang nasabah kepada
bank atau dalam bentuk piutang bank
.
24
4. Pembiayaan Salam
Pembiayaan Salam adalah pembiayaan berupa talangan dana yang dibutuhkan nasabah untuk membeli suatu barang atau jasa dengan
pembayaran di muka sebelum barang atau jasa diantarkan atau terbentuk. Nasabah berkewajiban mengembalikan talangan dana
tersebut ditambah margin keuntungan bank secara mencicil sampai lunas dalam jangka waktu tertentu atau tunai sesuai dengan
kesepakatan. Bank memperoleh margin keuntungan berupa selisih harga beli dari pemasok dengan harga jual bank kepada nasabah. Bank
bertindak sebagai pihak penyedia dana dalam kegiatan transaksi salam dengan nasabah
.
25
Penyediaan dana oleh bank kepada nasabah harus dilakukan secara penuh di muka, yaitu pembayaran segera setelah pembiayaan atas dasar
akad Salam disepakati atau paling lambat 7 tujuh hari setelah pembiayaan atas dasar Akad Salam disepakati, dan pembayaran oleh
bank kepada nasabah tidak boleh dalam bentuk pembebasan utang nasabah kepada bank atau dalam bentuk piutang bank.
c. Prinsip Sewa Menyewa
1. Pembiayaan Ijarah
Pembiayaan Ijarah adalah pembiayaan berupa talangan dana yang dibutuhkan nasabah untuk memiliki suatu barang atau jasa dengan
24
Wirdyaningsih, dkk., Bank dan Asuransi Islam di Indonesia Jakarta: Kencana, 2005, h. 109.
25
Ibid., h. 112.